Apologetika 101Sampel

Apologetics 101

HARI KE 5 DARI 7

Relativisme

Meskipun mustahil untuk mengetahui segalanya, tentu mungkin saja untuk mengetahui sesuatu. Namun beberapa orang tidak sepakat dengan hal ini, mengklaim bahwa kita tidak bisa mengetahui apa pun di luar realitas "pribadi" kita sendiri dan harus terhubung dengan hati nurani—"kita yang lebih tinggi." Berusaha mencari pengetahuan di luar diri kita membuat potensi kita yang sesungguhnya layu. Penulis Spiritualis Baru Shakti Gawain percaya bahwa "ketika kita secara konsisten menekan dan tidak memercayai pengetahuan intuitif kita, sebaliknya mencari otoritas, pengakuan, dan persetujuan [eksternal] dari orang lain, maka kita membuang kekuatan pribadi kita."

Gagasan bahwa kebenaran dan moralitas bergantung pada situasi pribadi dan kultural disebut dengan relativisme. Jika relativisme ini benar, satu dari tujuan utama dari hidup seharusnya adalah menghilangkan halangan apapun yang dihadapi manusia untuk mencari kebenaran bagi dirinya. Namun tidakkah hal ini berbahaya? Bahkan Paul Kurtz, seorang filsuf ateis yang membantu mengembangkan sebuah filosofi yang dinamakan "Kemanusiaan Sekuler," mengakui bahwa itu bisa saja:

"Kemanusiaan dihadapkan dengan sebuah masalah etis yang penting: sejauh ini dia telah membela etika kebebasan, bisakah ia mengembangkan sebuah dasar bagi tanggung jawab moral? Sayangnya, hal ini sekadar membebaskan individu dari institusi sosial yang otoriter, apakah itu gereja atau negara, tidak ada jaminan bahwa mereka akan menyadari tanggung jawab moral mereka terhadap orang lain. Malah sebaliknya yang sering terjadi. Sejumlah institusi sosial mengatur tata laku dengan menggunakan norma dan aturan, dan sanksi yang diberlakukan untuk menjalankannya…. Begitu sanksi ini diabaikan, kita akan berakhir dengan [manusia] yang peduli akan hawa nafsu pribadinya sendiri akan kesenangan, ambisi, dan jabatan, dan kebal dari kekangan moral."

Kurtz paham bahwa kecuali jika ada kebenaran moral yang ditunjukkan yang kita semua wajib taati, segalanya bisa ditafsirkan sebagai baik atau buruk tergantung daripada situasi dimana kita berada. Meskipun kita berusaha melakukan sesuatu yang benar, jika tidak ada standar absolut untuk menilainya, maka kita mungkin secara jujur tidak sepakat di antara kita sendiri akan apa hal yang benar itu.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 4Hari 6

Tentang Rencana ini

Apologetics 101

Dengan hanya 17% dari orang percaya hari ini yang sanggup menjelaskan dan mempertahankan keyakinan Kekristenan mereka, kita perlu mempelajari dasar-dasar untuk melibatkan budaya dan mempertahankan iman kita, penerapan dari apologetika. Diambil dari buku baru Summit Ministry "Memahami Iman."

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jeff Myers dan David C Cook yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://davidccook.org/