GOALSSampel
Memilih Bagian yang Tersulit
Saat aku bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP), teman pertamaku di sekolah baru, sebut saja Tia dipanggil ‘batam’ oleh teman-temanku. Teman-temanku memanggilnya ‘batam’ (kepanjangan untuk ‘babi hitam’) sebagai olok-olokan karena ia tidak putih dan tubuhnya yang termasuk gemuk. Tentu saja, kita pun tahu bahwa bullying verbal yang diterimanya menyakiti hatinya. Bagi sebagian orang, bentuk tubuh tertentu, kondisi fisik tertentu, bentuk wajah tertentu, kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, sifat atau karakter tertentu, phobia tertentu, menjadi bahan olokan yang sangat ‘menyenangkan’. Tetapi bagi beberapa orang, cap yang diberikan kepada mereka adalah sesuatu yang menyakitkan, seperti Tia. Ia tentu punya beberapa pilihan yakni untuk menyimpannya dalam hatinya, membalaskan bullying yang diterimanya, atau memilih bagian yang tersulit ‘mengampuni’.
Kata orang, mengampuni tidak semudah membalikkan telapak tangan bahkan ada yang mengatakan bahwa kita tidak akan pernah mengerti betapa susahnya mengampuni apabila kita tidak pernah disakiti. Dalam perikop yang kita baca Yesus menyatakan bahwa mengampuni harus sampai tujuh puluh kali tujuh kali (ayat 22), artinya kita harus mengampuni “sebanyak-banyaknya kali” kita dapat mengampuni mereka.
Banyak orang berpikir bahwa mengampuni berarti melupakan kesalahan orang yang telah menyakitinya tetapi sudah tidak mau lagi berbicara dengannya, duduk bersama dengannya, tersenyum dan menyapa, bahkan tidak mau menyebutkan namanya. Padahal kita mengetahui bahwa bagian kita adalah terus mengasihi, ramah seorang terhadap yang lain, dan saling mengampuni (Efesus 4:32) seperti yang sudah Yesus lakukan di kayu salib. Ia menunjukkan meskipun kita menyakiti-Nya dengan dosa kita, Ia tidak membalaskannya. Ia memilih yang tersulit, yaitu mengampuni dosa kita, di saat kita tidak layak diampuni. Itulah anugerah.
Sebab itu, mari refleksikan bersama: Jika pengampunan itu juga anugerah bagi kita, kepada siapa ‘anugerah’ yang sama harus kita berikan?
Manusia harus ‘mengampuni’ sama seperti Allah telah mengampuni kita.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Tentunya tidak mudah bagimu sebagai seorang siswa menjalani masa muda yang penuh dengan berbagai tantangan dan godaan. Ada begitu banyak hal yang ditawarkan yang menjanjikan kepuasan semu. Renungan-renungan selama 1 bulan (31 hari) ini, akan menolongmu untuk mengalami Yesus Kristus sebagai satu-satunya kepuasan yang sejati dalam hidupmu yang baru.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Perkantas Indonesia yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://perkantasjakarta.org/