R U OK? | Renungan RemajaSampel
Siapa sih orang yang ragu untuk menceritakan kisah keberhasilan dirinya? Ketika kita berhasil dalam usaha, berhasil naik jabatan atau bahkan berhasil diet misalnya, kita cenderung lebih mudah untuk menceritakannya kepada orang lain bukan?
Bagaimana jika kita mengalami kegagalan? Apakah kita juga suka untuk menceritakan kegagalan kita kepada orang lain? Mari renungkan, kalau dibandingkan, mana yang lebih mudah diceritakan: usaha kita yang berhasil atau usaha kita yang bankrut? Kenaikan jabatan kita atau ketika kita kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)? Tentu saja kita lebih biasa untuk menceritakan keberhasilan kita bukan? Apalagi di zaman yang serba harus perfect ini! Apa kata orang kalau kita gagal?
Dalam hidup kita, namanya jatuh bangun itu biasa. Tetapi sayangnya, kita, apalagi orang Kristen, lebih memilih untuk menceritakan saat-saat dimana kita berhasil saja. Alasan klasiknya, “Biar Tuhan ngga di permalukan”. Kita berkata begitu seakan-akan Tuhan baru dapat dimuliakan lewat kemenangan kita saja. Sebaliknya, kita mengunci segala kelemahan kita rapat-rapat. Kita ratapi sendiri, kita pikirkan sendiri dan kita berjuang sendiri. Akhirnya, banyak dari kita yang jadi depresi dibuatnya. Padahal, justru di dalam kelemahan kitalah kuasa Tuhan jadi sempurna. Ketika kita lemah, Ia menjadi kuat di dalam kita.
Yesus mengerti benar hal ini. Oleh sebab itu, Ia ngga ragu untuk berkata bahwa Ia sangat sedih sampai-sampai seperti mau mati rasanya. Bukan hanya kepada Allah Bapa, Yesus juga bahkan meminta pertolongan dari teman-teman sepelayanan-Nya yaitu murid-murid-Nya. Di taman Getsemani, ketika ia berada pada salah satu titik terlemah-Nya, Tuhan Yesus meminta para murid-Nya untuk berjaga-jaga dan berdoa dengan Dia. Ia berpaling ke komunitas-Nya untuk mendapatkan kekuatan. Sikap berani terbuka dan berani mengakui kelemahan ini bukanlah suatu hal yang tabu, memalukan atau dianggap sebagai sebuah dosa. Justru lewat keterbukaan inilah kita bisa menemukan jalan keluar.
Perenungan – Pernahkan kita menceritakan kelemahan kita kepada orang lain? Misalnya, perjuangan melawan satu dosa, kekecewaan terhadap seseorang atau bahkan Tuhan. Jika belum, mengapa? Jika sudah, apakah yang kita rasakan? Adakah pertolongan yang kita dapatkan?
Penerapan – Mulailah bergaul akrab dengan teman-teman seiman agar kita mulai bisa terbuka dengan mereka dan mereka pun bisa mendukung kita untuk terus maju dan menang.
Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk kuasa-Mu yang sempurna di dalam kelemahan kami. Ajari kami untuk belajar bermegah di dalam setiap musim hidup kami. Bantulah kami untuk selalu berpegang kepada-Mu dan mampukan kami bergaul akrab dengan orang-orang yang dapat menolong kami untuk lebih mengenal Engkau. Amin.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Tuntutan dunia membuat kita kelelahan untuk terus berpura-pura. Mungkin, di balik perkataan, “I am Okay”, kondisi diri kita sudah jauh dari baik. Renungan tujuh hari “Are You OK?” membantu kita belajar jujur terhadap diri sendiri, Tuhan dan sesama agar kita dapat menemukan ketenangan yang Tuhan rancangkan.Renungan ini dilengkapi dengan metode 2P yaitu Perenungan dan Penerapan agar firman Tuhan hari itu dapat lebih dimengerti dan hidup di diri kita.
More
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Jessica Elizabeth Abraham dalam hubungannya dengan GBI Bethel untuk menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://www.gbi-bethel.org/