Mengikuti Karakter KristusMuestra
KASIH DAN PENGAMPUNAN
PENDAHULUAN
Tidak selalu mudah untuk mengasihi orang lain, namun Tuhan Yesus berkata bahwa ini adalah satu dari dua perintah Tuhan yang paling penting (Matius 22:37-38). “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” adalah perintah agung Tuhan Yesus yang kedua. Ini adalah perintah yang dikatakanNya setelah perintah untuk “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
Siapakah sesama kita? Perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati (Lukas 10:30-37) mengajarkan bahwa sesama kita adalah mereka yang tidak hanya dekat dengan kita tetapi juga orang-orang yang sama sekali asing bagi kita. Kita adalah sesama bagi orang lain ketika kita membantu mereka tanpa syarat pada saat mereka membutuhkan pertolongan.
Mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri tidaklah mudah. Mengampuni orang lain adalah hal yang lebih sulit untuk dilakukan terutama bagi mereka yang telah sangat menyakiti kita. Tapi kita tidak akan pernah bisa mengasihi tanpa pengampunan. Alkitab mengajarkan di dalam 1 Petrus 4:8, “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.”
Tindakan kasih Kristus yang terbesar adalah pengampunan tanpa syarat dari semua pelanggaran kita ketika Dia dengan rela mati di kayu salib (Kolose 2:13-15). Rasul Paulus berkata di Efesus 4:32 bahwa kita itu hendaknya “ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
PEMBAHASAN
Apa 3 atribut orang Kristen yang mengasihi dan mengampuni orang lain tanpa syarat? Mari kita baca Efesus 4:25-32.
1. Mengatakan hal yang benar (ayat 25)
Salah satu masalah moral terbesar yang digumulkan oleh kita semua adalah mengatakan kebenaran, semua tentang kebenaran, dan hanya kebenaran. Kita bisa membengkokkan kebenaran dalam banyak cara atau hanya setengah kebenaran. Hal ini berarti bahwa kita mengatakan kebenaran tetapi tidak semua yang kita katakan adalah kebenaran. Misalnya kita memberi tahu boss kita, "Saya tidak enak badan," yang sebenarnya adalah hal yang agak benar. Tetapi, pada kenyataannya, kita tidak begitu sakit sehingga harus bolos kerja. Sebenarnya kita hanya ingin melakukan hal yang lain. Atau, ada bohong putih, yaitu kebohongan yang dianggap “tidak bersalah” atau yang tidak menyakiti siapa pun. Misalnya “Ya, potongan rambut barumu bagus!”
Kebenaran bukan hanya tentang kesesuaian dengan fakta atau kenyataan. Di dalam Alkitab, kebenaran berarti kesesuaian dengan standar Tuhan seperti yang diungkapkan dalam firmanNya (Yohanes 17:17). Dalam ayat 25, Rasul Paulus mengatakan bahwa kita yang telah mengalami kelahiran baru, harus membuang dusta dan berkata benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
Kejujuran penting bagi Tuhan karena Dia adalah Tuhan Kebenaran yang membenci kebohongan dan kepalsuan. Amsal 12:22 berkata, “Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenanNya.” Bersikaplah jujur setiap saat. Bahkan jika hal tersebut mungkin menyakiti perasaan orang lain, berdoalah dan mintalah hikmat Tuhan tentang cara membagikannya kepada orang tersebut. Jika kita membutuhkan lebih banyak bantuan, kita dapat mencari seorang pendeta atau penatua untuk mendapatkan nasihat yang saleh. Penting bagi kita untuk mencari nasihat yang saleh karena hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik (Yakobus 3:17). Ketika kita melibatkan Tuhan dalam hubungan kita, Dia akan membantu kita untuk memperbaikinya kembali karena Tuhan kita adalah Tuhan Damai Sejahtera (baca Efesus 2:14-16).
2. Memiliki sikap yang benar (ayat 26-27)
Paulus berkata di ayat 26-27 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”
Paulus tidak bermaksud mengatakan bahwa orang Kristen harus dicirikan oleh kemarahan. Ia berkata bahwa kita harus dapat mengendalikan kemarahan. Kemarahan yang tidak terkendali dapat dengan cepat mengarah pada perbuatan salah. Bahkan, Paulus mengajarkan kita untuk berdamai sebelum hari tersebut berakhir!
Alkitab mengajarkan kepada kita di dalam Roma 12:18 bahwa sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung kepada kita, kita perlu hidup dalam perdamaian dengan semua orang. Ini adalah masalah sikap hati. Kita mungkin bergumul dalam daging kita, tetapi ketika kita berserah kepada Tuhan dan bertanggungjawab atas perbuatan kita kepada saudara-saudara di dalam Kristus, maka kita akan segera dapat berubah. Salah satu buah Roh adalah kelemah lembutan. Kata Yunani untuk kelemah lembutan adalah “praotēs” yang berarti “kekuatan yang berada di bawah kendali”. Semakin kita mengijinkan Tuhan (melalui tuntunan Roh Kudus) untuk bekerja di dalam diri kita, semakin kita menjadi seperti Kristus setiap hari.
Orang percaya seharusnya tidak membiarkan waktu berlalu sebelum menyelesaikan amarah. Kita harus menangani kemarahan sebagai prioritas. Jika tidak, kepahitan atau keinginan untuk membalas dendam dapat tumbuh, yang mengarah kepada pikiran dan tindakan yang lebih berdosa. Kemarahan bisa menjadi emosi yang membantu, akan tetapi emosi ini harus ditangani dengan hati-hati dan cepat agar kemarahan tersebut tidak mengarah kepada dosa. Jangan takut untuk mencari bantuan dari para penatua gereja untuk mendapatkan dukungan dan bimbingan.
3. Melakukan hal yang benar (ayat 28-29)
Ketika kita memikirkan sesuatu, kita sering memikirkannya menurut keinginan dan kebutuhan kita sendiri. Kita memikirkan tentang makanan yang tersedia di atas meja, rumah untuk ditinggali, mobil untuk dikendarai, hiburan yang bisa nikmati, dan barang-barang baru untuk dibeli. Paulus menyebutkan di ayat 28, “Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.” Semua orang percaya yang terbiasa mencuri harus berhenti mencuri dengan menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Sebagai orang percaya, kita perlu belajar mengenakan manusia baru dengan merenungkan Firman Tuhan dan menginternalisasikannya (berpikir bagaimana kita bisa berubah) dengan membiarkan Roh Kudus memimpin kita untuk mengubah kita. Alkitab memberitahu kita di 2 Korintus 4:16, “meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.” Ini hanya akan terjadi ketika kita melibatkan Roh Kudus dalam kehidupan kita.
Paulus meneruskan di ayat 29, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Penting bagi kita untuk menyadari bahwa ada cara berbicara (misalnya gosip, fitnah, kritik negatif, dan kata-kata kotor) yang sangat merugikan. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa kita perlu mengendalikan lidah kita. Lihat Yakobus 3:1-12, Kata-kata memiliki kekuatan untuk menghancurkan reputasi, mengecilkan hati, dan menghancurkan hati orang. Sebagai orang percaya, marilah kita belajar untuk berbicara kepada satu sama lain dengan cara yang mendorong, membangun, dan menunjukkan kasih karunia dan belas kasihan Yesus Kristus.
PENUTUP
Jika bukan karena kasih, maka tidak akan ada alasan sama sekali bagi Tuhan yang sempurna untuk mengorbankan PutraNya sendiri untuk menebus dunia yang tidak layak dan rusak. Jika bukan karena kasih, maka tidak akan ada pengampunan bagi dunia. Kasih diperlukan untuk mengampuni seseorang. Kita tidak akan bisa benar-benar mengampuni seseorang jika kita tidak bisa mengasihi mereka. Kita dipanggil untuk melakukan keduanya, dan bukan hanya satu atau yang lain.
BAHAN DISKUSI
• Bagikan bagaimana kita bisa jujur bahkan di dalam situasi yang sulit.
• Bagikan cara Anda menghadapi kemarahan.
• Bagaimana Anda mengampuni seseorang yang sangat menyakiti Anda?
Escrituras
Acerca de este Plan
Renungan ini akan menolong setiap pembaca untuk bisa mengikuti teladan dan karakter Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari
More