Doa & Puasa 21 Hari “Alive in Culture”Sample
TERBENTUK BUKAN TERTEKAN
Yakobus menyajikan sebuah perspektif yang mengajak kita melihat pencobaan secara berbeda: bukan sebagai tekanan yang menghancurkan, tetapi sebagai alat Tuhan yang membentuk kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai tantangan seperti tekanan pekerjaan, ekspektasi keluarga, atau ketidakpastian finansial. Pencobaan ini sering kali membawa kekhawatiran dan kelelahan. Namun, Yakobus menantang kita untuk memiliki pola pikir baru—untuk menganggap pencobaan sebagai “kebahagiaan,” sesuatu yang secara alami bertolak belakang dengan respons kita pada situasi sulit.
Kata “anggaplah” menunjukkan pentingnya pola pikir. Menganggap pencobaan sebagai kebahagiaan berarti melatih pikiran kita untuk melihat ujian iman bukan sebagai hukuman, tetapi sebagai kesempatan. Kata “dokimion” yang berarti “pembuktian keaslian” menggambarkan bahwa ujian adalah momen untuk mengukur sejauh mana kita telah bertumbuh dalam Tuhan. Pencobaan adalah cara bagi kita untuk melihat keaslian iman kita, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam kesungguhan untuk tetap setia dan percaya pada Tuhan, terlepas dari apa pun yang terjadi.
Ketika kita rela bersabar dan membiarkan ketekunan menghasilkan buah yang matang, iman kita akan semakin dewasa dan utuh di hadapan Tuhan. Buah dari ketekunan ini adalah iman yang kokoh—iman yang tidak tergoyahkan oleh situasi atau hasil doa yang tak sesuai harapan. Dalam ketekunan, kita belajar bahwa Tuhan cukup bagi kita di setiap musim kehidupan.
Iman yang sejati bertumbuh dalam pencobaan, bukan tertekan di bawahnya.
PERTANYAAN REFLEKTIF
1. Ketika saya menghadapi pencobaan, apakah saya melihatnya sebagai beban yang harus segera dilepaskan, atau sebagai kesempatan untuk bertumbuh dalam Tuhan?
2. Adakah area dalam hidup saya di mana saya cenderung merasa “jatuh dan terhukum”? Bagaimana saya bisa mengubah pola pikir tersebut untuk melihatnya sebagai kesempatan dibentuk oleh Tuhan?
TINDAKAN PRAKTIS
1. Saat menghadapi pencobaan, catatlah pengalaman dan pelajaran iman yang bisa didapatkan dari situasi tersebut, agar dapat dilihat kembali sebagai bukti pertumbuhan iman di masa mendatang.
2. Berdoa untuk pola pikir yang baru, setiap kali merasakan tekanan. Berdoalah agar Tuhan membantu kita melihatnya sebagai kesempatan, bukan sebagai hukuman. Mintalah hikmat untuk menumbuhkan ketekunan yang menghasilkan iman yang lebih kuat.
About this Plan
1. Untuk memperoleh pengetahuan, pengertian, dan hikmat dari Tuhan untuk kehidupan tahun mendatang (Daniel 1:17); 2. Untuk mendedikasikan segala sesuatu yang kita lakukan di tahun mendatang kepada Tuhan; 3. Untuk mendisiplinkan kedagingan dan menguatkan kehidupan rohani kita.
More