Lebih DekatSample
Media hiburan, media sosial, dan filsafat modern banyak berbicara tentang cinta dan kasih. Pemikiran populer juga mengutamakan pentingnya untuk manusia belajar mengasihi dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mengasihi orang lain. Kepercayaan umum adalah: “Kalau kamu tidak bisa mengasihi diri sendiri, bagaimana bisa mengasihi orang lain? Karena cara kita mengasihi orang lain dicerminkan dari cara kita mengasihi diri sendiri!”
Pemikiran seperti ini menimbulkan pertanyaan: Setiap manusia memiliki standar, cara, bentuk, dan ukuran yang berbeda dalam mengasihi diri sendiri, jadi seperti apa kasih yang sejati? Pada intinya manusia tidak akan mengorbankan kenyamanan bagi orang lain. Bagaimana saya tahu kalau saya benar-benar mengasihi orang lain? Bagaimana saya tahu kalau saya benar-benar dikasihi orang lain?
Kepada murid-murid-Nya, Yesus memberikan sebuah acuan dan takaran yang sangat jelas agar mereka mengasihi sesama “sama seperti Aku mengasihi kamu…”. Seperti Yesus mengasihi mereka. Yesus mengasihi murid-murid-Nya sampai titik pengorbanan di kayu salib. Murid-murid Yesus juga diperintahkan untuk menyatakan kasih yang sama terhadap satu sama lain.
Kesimpulan
Pengorbanan adalah bentuk kasih yang Yesus perintahkan kepada semua yang mengaku sebagai murid-murid-Nya.
Renungkan
Apakah tindakan “kasih” yang saya lakukan atas dasar kenyamanan atau pengorbanan?
Scripture
About this Plan
"Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus," (Mazmur 65:5). Kita berbahagia karena Tuhan hadir dalam hidup kita! Dia sudah mengampuni semua dosa kita, memilih kita untuk mendekat kepada-Nya dan terus alami pengudusan-Nya.
More