YouVersion Logo
Search Icon

Alkitab dalam Satu Tahun 2023 dengan pemikiran dari Nicky dan Pippa GumbelSample

Alkitab dalam Satu Tahun 2023 dengan pemikiran dari Nicky dan Pippa Gumbel

DAY 29 OF 365

Anda Dikasihi

Shane Taylor dianggap sebagai salah satu pria paling berbahaya dalam sistem penjara Kerajaan Inggris. Sebenarnya, ia dipenjara atas percobaan pembunuhan, tetapi ditambah masa tahanannya selama 4 tahun ketika dia menyerang seorang sipir penjara dengan pecahan kaca, di mana hal itu menyulut kerusuhan. Dia ditempatkan terpisah dalam sebuah penjara dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi. Makanannya diberikan melalui sebuah lubang. Pintunya selalu tertutup kecuali saat datang 6 petugas khusus yang menunggu di luar. Kemudian, dia dipindah ke penjara Long-Lartin di mana dia menjalani tes [Alfa](https://alpha.org). Selama tes itu dia berdoa, ‘Yesus Kristus, aku tahu Engkau mati di kayu salib untukku. Aku benci diriku jadi seperti ini. Ampuni aku, masuklah dalam hidupku.’ Saat itu, dia dipenuhi denga Roh Kudus. Dia keluar menuju sayap penjara, berkata pada setiap orang yang ditemuinya, ‘Yesus itu nyata!’ Perilakunya berubah banyak sampai-sampai ia dipercayakan bekerja sebagai pendeta penjara di sana. Dia mendoakan para sipir penjara dan musuh-musuhnya dan saat selesai masa tahanan, dia masuk ke dalam gereja. Dia bertemu Sam, seorang gadis yang dulu hidupnya keras dan yang terjerumus dalam narkoba dan kriminalitas. Dia telah beriman kepada Yesus. Kini, mereka menikah dan memiliki 5 anak. Jika berbicara mengenai Shane sekarang, sulit membayangkan bahwa dia adalah orang yang sama yang dulu menakutkan bagi banyak orang. Dia telah mengalami *‘kasih setia [Allah] yang ajaib’* (Mazmur 17:7). Dia berkata, ‘Yesus mengajari saya cara mengasihi dan mengampuni. Dia telah menyelamatkan saya, mengampuni saya atas perbuatan saya, dan mengubah hidup saya’.

Mazmur 17:6–12

Ketahuilah bahwa Anda dikasihi dan dihargai oleh Allah

Kasih Allah begitu besar. Daud meminta Allah untuk ‘menunjukkan kasih setia-Nya yang ajaib’ (Ay.7). Dia berdoa, ‘Peliharalah aku seperti biji mata’ (Ay.8a). Biji mata adalah pupil mata dan begitu penting sebagai yang paling dihargai. Renungkanlah betapa besarnya Anda dihargai oleh Allah.

Lalu dia berdoa, ‘sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu’ (Ay.8b). Lagi, ini menceritakan kasih, keintiman, dan perlindungan Allah. Yesus mengambil gambaran ini saat melihat orang-orang Yerusalem di hari-hari menuju penyaliban-Nya, merindukan agar mereka berkumpul dalam naungan sayap-Nya (Matius 23:37).

Daud terkepung oleh ‘musuh’ (Mazmur 17:9), orang-orang fasik yang membual melawannya (Ay.10). Ada banyak waktu dalam hidup Anda ketika Anda secara harafiah menghadapi ‘musuh’, tetapi apapun kesukaran atau kesulitan yang Anda hadapi, Anda bisa bergantung pada kasih Allah.

Tuhan, kuberseru pada-Mu hari ini. Jadikanku sebagai biji mata-Mu; sembuyikan aku dalam naungan sayap-Mu.

Matius 20:1–19

Mengalami kasih, kemurahan dan anugerah Allah

Yesus memberikan perumpamaan yang menggambarkan kasih setia-Nya yang ajaib. Perumpamaan tentang para pekerja di kebun anggur menunjukkan kemurahan dan anugerah Allah yang luar biasa, yang memberikan berkat yang sama yang Dia berikan kepada yang lain dan kepada orang-orang yang masuk terakhir ke dalam kerajaan. Kadang ini membuat kita ‘iri’ (Ay.15b). Kita bahagia dengan keadaan kita sampai kita mendengar orang lain berbuat lebih baik. Lalu, kita tergoda untuk merasa iri.

Pemilik tanah dalam perumpamaan ini membalikkan cara komersil yang biasanya. Dia melakukan ini tidak untuk cari untung lebih, tetapi untuk alasan sebaliknya. Dia ingin bermurah hati dan membayar lebih dari apa yang adil. Allah seperti tuan tanah itu. Berkat dan pengampunan-Nya selalu lebih dari yang berhak kita dapatkan.

Terkadang, kita mendengar kesaksian dari orang-orang seperti Shane Taylor yang dulu hidupnya mengerikan. Lalu, pada ‘jam sebelas’ (Ay.9), mereka bertobat dan percaya pada Yesus. Mereka sepenuhnya diampuni dan menerima semua anugerah atas kematian dan kebangkitan Yesus. Beberapa orang menganggap ini tidak adil, atau orang-orang seperti Shane terlalu banyak diberi perhatian. Namun, Allah menggunakan kesaksian mereka, yang tampaknya lebih dari orang-orang yang telah melakukan lebih banyak yang telah menanggung ‘panas terik matahari’ (Ay.12b).

Kerajaan Allah adalah kebalikan dari kerajaan pada umumnya: ‘Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir’ (Ay.16). Yesus berkata bahwa tak perlu iri. Melainkan, ini untuk menunjukkan kemurahan Allah. Dalam kasih setia-Nya, Dia murah hati bagi semuanya. Anugerah yang cuma-cuma. Hasil yang Yesus dulu katakan (Ay.17-20).

Dalam kenyataannya Allah tidak hanya bermurah hati pada orang-orang seperti Shane. Dia juga bermurah hati pada Anda dan saya. Jika Allah hanya memberi sebanyak yang kita hasilkan, maka miskinlah kita. Namun, jika Anda menerima kemurahan yang Allah curahkan pada Anda, maka hasilnya mengherankan.

Melalui kematian dan kebangkitan-Nya (Ay.18-19), Yesus memungkinkan Anda dan saya untuk diampuni dan untuk menikmati kasih-Nya sampai kepada kekekalan.

Tuhan, terimakasih atas kemurahan-Mu yang besar padaku. Biarlah aku tidak iri dengan mereka yang menerima berkat lebih banyak. Terimakasih karena aku dikasihi kini dan senantiasa selamanya.

Ayub 11:1–14:22

Berpeganglah pada kasih-Nya dalam melewati saat-saat sulit

Ayub, dalam penderitaannya, tetap berpegang pada kasih setia Allah. Dia berkata, ‘Ia hendak membunuh aku... namun aku hendak membela perilakuku di hadapan-Nya’ (13:15).

Meskipun hidup Ayub lurus, takut akan Allah, dan menjauhi kejahatan (1:1), dia tidaklah sempurna. Dia berbicara tentang’dosa masa mudaku’ (13:26) dan berkata, ‘Pelanggaranku akan dimasukkan di dalam pundi-pundi yang dimeteraikan; dan kesalahanku akan Kaututup dengan lepa’ (14:17).

Kesalahan yang dibuat oleh teman-teman Ayub adalah menganggap penderitaan Ayub timbul karena dosanya. Dalam bagian ini, kita melihat Ayub tambah mengeluh terhadap mereka. Mereka terus berkutat tentang ‘dosa’ (11:6,14) dan mendakwa Ayub (Ay.5). Hanya basa-basi, tidak menghibur sama sekali.

Akhirnya, Ayub berbalik dan membalas, ‘Aku pun mempunyai pengertian sama seperti kamu; aku tidak kalah dengan kamu: siapa tidak tahu hal-hal serupa itu?’ (12:3). ‘Apa yang kamu tahu, aku juga tahu’ (13:2). Dia juga mengatakan pada mereka untuk sebaiknya diam: ‘Sekiranya kamu menutup mulut, itu akan dianggap kebijaksanaan daripadamu’ (Ay.5).

Butuh hikmat dalam menghadapi sesama yang sedang menderita, tidak untuk fasih dalam berbasa-basi, tetapi untuk menyatakan kasih setia Allah melalui tindakan dan kehati-hatian kita dalam berkata-kata.

Sikap Ayub lebih dewasa daripada teman-temannya. Dalam penderitaannya, dia mengalami pedihnya dijauhi dan ia pun berseru kepada Allah, ‘Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu?’ (Ay.24). Setelah istri C.S. Lewis meninggal, ia menulis buku A Grief Observed, ia menyamakan pengalaman semacam ini dengan ungkapannya 'a door slammed in your face’ atau ‘pintu dibanting tepat di depan mata Anda.’

Namun, di tengah semua ini, Ayub mampu berkata pada Allah, ‘Ia hendak membunuh aku... namun aku hendak membela perilakuku di hadapan-Nya’ (Ay.15). Dia mengenal Allah dan cukup percaya pada-Nya, walau di dalam jurang keputusasaan.

Ketahuilah dan percaya bahwa panjangnya usia Anda ditentukan oleh Allah dan bahwa ‘jumlah bulannya sudah tentu pada Allah’ dan tidak ada yang ‘dapat melangkahinya’ (14:5).

Pada saat yang sama, sekilas Ayub menyaksikan kehidupan setelah kematian – bahwa tiada yang, bahkan kematian, dapat memisahkan Anda dari kasih setia Allah: ‘Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku.’ (Ay.14).

Anda dan saya lebih diberkati dibandingkan Ayub karena kita tahu perihal salib dan kebangkitan Yesus dan harapan kita kekal abadi di dalam hadirat Allah – kagum akan kasih setia-Nya yang besar untuk selamanya.

Ketika kisah Ayub disingkapkan, kita melihat bahwa Ayub tetap percaya kepada Allah. Allah tidak pernah menjelaskan kepada Ayub kenapa dia harus mengalami semuanya itu, tetapi keyakinan Ayub dalam kasih Allah terbukti benar. Di tengah kesengsaraan, bagaimanapun kita harus berpegang pada ‘kasih setia-Nya yang besar’ (Mazmur 17:7).

Tuhan, terimakasih, meskipun banyak hal yang tak kupahami di dunia ini, aku dapat percaya akan kasih-Mu yang ajaib. Tolong aku hari ini, dan setiap harinya, untuk terus kagum akan kasih-Mu yang besar dalam hidupku.

Pippa Adds

Matius 20:16

‘Orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.’

Berulang kali, saya memahami ayat ini di luar konteks. Ketika anak-anak masih muda dan kalah pada perlombaan balap lari, atau buruk dalam ujian atau kompetisi, saya akan mengutip, ‘Yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, lebih dulu.’ Lucu, tetapi mengingatkan kita bahwa apa yang kita nilai dalam hidup – kesuksesan, prestasi, berada di puncak – tidak akan dinilai secara sama dalam kerajaan sorga.

References

C. S. Lewis, *A Grief Observed*, (Faber & Faber, 2013). Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790. Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org) Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.