Memberitakan InjilSample
KUNCI UNTUK MENGABARKAN INJIL SECARA EFEKTIF
PEMBUKAAN
Setelah kebangkitanNya, Yesus memberikan beberapa perintah kepada murid-muridnya untuk ditaati. Hal ini dapat kita temukan dalam Markus 16:15, Matius 28: 18-20, dan Kisah Para Rasul 1: 8. Sebelum Yesus naik ke surga untuk duduk di sebelah kanan Allah Bapa dalam kemuliaan, Yesus memberitahu kesebelas murid-murid-Nya untuk, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28: 18-20). Perintah ini dikenal sebagai Amanat Agung.
Amanat Agung adalah perintah Tuhan untuk membawa Injil kepada semua orang di seluruh dunia dan memuridkan semua bangsa. Hal ini melibatkan pembangunan dan pelipatgandaan murid di seluruh bangsa sehingga pada gilirannya nanti, mereka dapat memenuhi bangsa mereka dengan Kabar Baik dan melatih murid-murid lain untuk melakukan hal yang sama dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses pelipatgandaan rohani.
SHARING
Apakah saksi itu? Seorang saksi adalah seseorang yang secara pribadi telah melihat, mendengar atau mengalami sesuatu. Walaupun kesebelas murid telah melihat Yesus yang telah bangkit, mereka diminta untuk menunggu sampai mereka menerima kuasa ketika Roh Kudus turun ke atas mereka, dan mereka akan menjadi saksi bagi-Nya di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai kepada akhir zaman. (Kisah Para Rasul 1: 8). Hari ini, Roh Kudus yang tinggal di dalam kita ketika kita menerima Yesus sebagai penyelamat pribadi kita akan memberdayakan kita untuk memenuhi Amanat Agung.
Ada tiga kunci yang diperlukan untuk membuka pintu pemberitaan Injil secara efektif:
1.Kunci pertama – menyambungkan diri [plug in] ke dalam kuasa Roh Kudus
Seseorang tidak dapat memberitakan Injil secara efektif tanpa kuasa Roh Kudus. Para rasul adalah “mereka yang memberitakan kabar baik melalui Roh Kudus” (1 Petrus 1:12). Lukas menulis bahwa setelah dibaptis dan dicobai di padang gurun, Yesus mulai berkhotbah dengan kuasa Roh Kudus (Lukas 4: 1; 4: 14-19). Yesus kemudian berjanji kepada murid-muridnya bahwa mereka akan menerima kuasa dari Roh Kudus untuk menjadi saksinya (Kisah Para Rasul 1: 8). Pada saat pencurahan Roh Kudus di hari Pentakosta, Tuhan berkata-kata melalui Petrus dan menguatkan kata-kata itu untuk menyentuh hati tiga ribu jiwa (Kisah Para Rasul 2:41). Selain memberitakan Injil melalui kata-kata, kadang-kadang Roh Kudus juga menggunakan tanda-tanda heran dan ajaib untuk meyakinkan orang-orang yang belum percaya. Paulus mengingatkan orang-orang Korintus mengenai hal ini ketika dia berkata, “Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” (1 Korintus 2: 4-5). Orang-orang Korintus diyakinkan akan Injil melalui kuasa Roh Allah dalam bentuk mujizat dan penyembuhan.
Akan tetapi, banyak orang percaya saat ini tidak memiliki cukup iman untuk mengakses kuasa Roh Kudus yang sudah mereka miliki. Mereka ragu bahwa mereka dapat mengakses kuasa Roh Kudus untuk menyentuh hati orang-orang yang belum percaya dan meyakinkan mereka akan Injil melalui kata-kata, mujizat atau penyembuhan. Kuasa Roh Kudus ada di dalam kita. Namun, jika kita tidak menyambungkan diri kita dengan kuasa Roh Kudus melalui iman, kita tidak akan dapat menuai manfaat dari kuasa-Nya.
2.Kunci kedua – memproklamasikan dengan keberanian
Apakah keberanian itu? Keberanian adalah sifat seorang Kristen yang dapat berbicara mengenai Tuhan dan Injil-Nya dengan keterbukaan yang jujur dan tanpa malu, yang tidak terhalang oleh rasa takut terhadap manusia atau apa pun juga yang akan dipikirkan orang lain.
Petrus dan Yohanes, yang pernah mengalami ketakutan, pergi keluar memberitakan Injil kepada semua orang ketika mereka dipenuhi dengan Roh Kudus, (lihat Kisah Para Rasul 2: 14–41). Dengan segera hal ini membuat mereka ditangkap (yang merupakan hal yang paling menakutkan bagi mereka sebelumnya) dan keberanian mereka membuat para penguasa Yahudi tercengang, yang kemudian “menyadari bahwa mereka adalah pengikut Yesus” (Kisah Para Rasul 4:13). Pada saat mereka dilepaskan, Petrus dan Yohanes kembali ke bangsa mereka sendiri dan berdoa memohon keberanian untuk mengabarkan Firman Allah. Setelah mereka berdoa, tempat di mana mereka bertemu bergoncang. Dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan memberitakan firman Allah dengan berani.
Keberanian adalah kata yang menjadi ciri pelayanan Paulus setelah pertobatannya. Dalam 1 Tesalonika 2: 2, Paulus memberi tahu orang-orang Tesalonika: "Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.” Paulus menjelaskan bahwa dia pun menghadapi rintangan yang luar biasa di Tesalonika. Kita juga menghadapi rintangan yang luar biasa ketika mengabarkan Injil kepada orang lain: kekuatan rohani yang membenci terang Kristus atau dunia yang semakin tidak sejalan dengan Alkitab. Kita juga menghadapi ketakutan dari dalam untuk diejek atau dikacaukan. Tetapi Roh Kudus siap membantu kita mengabarkan Kabar Baik kepada orang lain, dan dampak kita pun akan meningkat ketika kita menyebarkan benih secara luas. Ingat, Tuhanlah yang membuat semuanya bertumbuh!
Kita tidak boleh mengacaukan kata berani dengan kesombongan. Justru sebaliknya - keberanian yang dimiliki orang-orang Kristen mula-mula ini lahir dari kerendahan hati. Diri mereka telah mati dalam penyerahan diri mereka kepada Yesus. Yesus telah disalibkan, dan mereka telah disalibkan dalam penyerahan diri mereka kepada-Nya. Mereka rela mempertaruhkan hidup mereka demi menyebarkan Kabar Baik.
3.Kunci ketiga – proklamasikan di dalam doa
Doa sangat penting dalam kehidupan orang Kristen. Tanpa doa, kesaksian Anda akan menjadi kurang efektif dan Anda akan jauh lebih rentan terhadap musuh. Ketika Anda bersaksi, Anda membutuhkan berkat dan dukungan dari Tuhan. Anda harus bersekutu dengan-Nya. Doa memungkinkan semua hal ini untuk terjadi. Ketika Anda bersaksi, Anda menanam benih-benih Injil, tetapi Allahlah yang menyebabkan pertumbuhan (1 Korintus 3: 6-7). Dalam doa, Anda meminta Tuhan untuk memberikan pertumbuhan itu. Dalam doa, Anda meminta Tuhan untuk menginsafkan orang-orang yang belum bertobat dari dosa mereka dan menyadarkan mereka akan kebutuhan akan keselamatan. Alasan lain untuk berdoa adalah bahwa Anda benar-benar dapat mempengaruhi Tuhan dengan doa-doa Anda (lihat 2 Raja-Raja 20: 1-6). Raja Hizkia diberitahu oleh nabi Yesaya bin Amos bahwa ia harus mengatur rumahnya karena ia pasti akan mati (2 Raja-Raja 20: 1). Hizkia berdoa dengan sungguh-sungguh (2 Raja-Raja 20: 2-3). Tuhan mendengar doanya dan berkata, "Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi.” (2 Raja 20: 5-6).
Doa Hizkia membuat perbedaan. Itulah sebabnya Anda, sebagai seorang Kristen, dapat menjadi saksi yang efektif, karena Anda memiliki pengaruh terhadap Tuhan dan karena Anda dapat meminta Tuhan untuk menyelamatkan. Doa adalah bagian penting dari kesaksian.
REFLEKSI
1.Apakah Anda kurang memiliki iman yang dibutuhkan untuk mengakses kuasa Roh Kudus yang sudah Anda miliki ketika Anda bersaksi kepada orang-orang yang belum percaya? Bagaimana Anda dapat menghilangkan hambatan ini?
2.Apakah Anda memberitakan Injil dengan berani – dengan keterbukaan yang jujur dan tidak malu-malu, tidak terhalang oleh rasa takut terhadap manusia atau apa yang akan dipikirkan orang lain?
3.Ingatlah kembali pertobatan Anda. Apakah ada orang yang telah berdoa dan meminta keselamatan bagi Anda?
KESIMPULAN
Kapan pun Anda mendapat kesempatan untuk berbicara dengan seseorang mengenai masalah rohani, carilah kesempatan untuk meninggikan nama Tuhan Yesus Kristus. Orang berdosa perlu tahu siapa Yesus itu dan apa yang Dia lakukan. Jangan ragu atau merasa takut melakukan pelanggaran ketika Anda harus berhadapan dengan orang berdosa dan memperingatkannya tentang penghakiman yang akan datang. Dia perlu merasa bersalah sehingga dia menyadari kebutuhannya akan seorang Juru Selamat. Juga, jangan ragu untuk menawarkan rahmat dan pengampunan Tuhan kepada semua orang untuk bertobat. Apakah Tuhan akan menggunakan kesaksian Anda untuk menyelamatkan tiga ribu orang, seperti yang Ia lakukan dengan khotbah Petrus, atau hanya satu orang, Anda akan dipenuhi dengan sukacita ketika mengetahui bahwa dengan membalikkan orang berdosa dari jalannya yang salah, Anda telah digunakan untuk menyelamatkan jiwanya dari kematian. (Yakobus 5:20).
Scripture
About this Plan
Renungan ini akan mengingatkan kita untuk menunaikan Amanat Agung yaitu untuk mengabarkan Injil ke segala bangsa. Setiap kita dipanggil untuk hidup sesuai rencana dan tujuan Tuhan untuk menjadi saksi bagi orang-orang di sekitar kita.
More