Hakuna Matata Sample
Memberi Makan Pikiran
Ada dua orang pelancong asal Swiss yang melakukan pendakian di sebuah gunung. Saat pulang, mereka terpaksa menumpang sebuah mobil rombeng. Jalannya tersendat-sendat karena mesin tuanya.
Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil. Ia tercekat pada kekuatiran kalau mobil itu mogok di tengah jalan. Ia kuatir kalau bensinnya habis dan tidak ada pom bensin di sana.
Sementara, pelancong kedua tampak santai-santai saja. Ia begitu menikmati pemandangan indah bukit-bukit di negeri cokelat itu. Bukit-bukit yang pucuknya dihiasi salju putih. Beberapa kali ia mengabadikan keindahan itu dengan kamera pocketnya.
Setelah satu jam berlalu, akhirnya mobil uzur itu pun tiba di kota yang dituju. “Kok kamu sempat-sempatnya ambil gambar pemandangan itu? Apa kamu tidak cemas?,” tanya pelancong pertama.
“Apa yang perlu dicemaskan. Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya. Aku suka dengan perjalanan tadi. Bukankah pemandangannya indah sekali?” kata pelancong kedua.
Kisah tadi menolong kita untuk memahami bagaimana seringkali kekuatiran membuat kita kehilangan banyak hal yang berharga. Lebih buruknya lagi, seringkali kekuatiran itu tidak terbukti separah yang kita kuatirkan atau malah tidak terbukti sama sekali.
Kekuatiran diawali dari pikiran, ketika kita ingin memiliki pikiran-pikiran yang positif tentu harus mengisinya dengan hal yang positif juga. Ketika ingin memiliki pikiran yang benar, tentu harus mengisi dengan hal yang benar, yaitu Firman Allah.
Pikiran kita dapat diisi dan diberi makan melalui apa yang kita baca, lihat dan dengar. Jika keseringan mengkonsumsi bacaan, siaran media atau audio yang me'nyajikan tentang hal negatif seperti gosip, fitnah, hoax, kata-kata makian dan tidak membangun, dll hasilnya dapat disimpulkan pikiran kita dipenuhi oleh hal yang akan membuat kita mudah kuatir. Tetapi jika kita membaca Firman, melihat media video dan audio tentang kebenaran firman TUHAN, kita sedang melatih diri untuk berpikir benar.
FIlipi 4:7-8 menuliskan hal menarik, "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu".
Damai sejahtera melibatkan hati dan pikiran – berasal dari dalam – ga bisa dibuat-buat, atau dipura-pura. Pikiran yang salah dapat membuat perasaan menjadi salah juga, kekuatiran biasanya diawali dari pikiran, terlalu banyak berpikir yang bukan-bukan, terlalu parno, terlalu cemas, terlalu ragu, terlalu takut, pada akhirnya perasaan jadi galau. Pikiran itu adalah suatu hal yang kuat, semakin kita memikirkan suatu hal, hal tersebut akan semakin nyata dan kuat.
Ketika saudara mengijinkan hati dan pikiranmu dipenuhi oleh damai sejahtera dari Allah, dilingkupi dengan kedamaian serta sukacita dari TUHAN, maka hati dan pikiranmu dan juga hidupmu akan bebas dari kekuatiran.
Ayat 8 berkata “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” –THINK OUT OF THE BOX – berpikirlah lain dari pada orang lain – ketika semua orang berpikir hal-hal yang negatif hal-hal yang menjatuhkan, maka kita jangan ikut-ikutan.
Berpikirlah hal-hal yang benar, yang membangun, yang menguatkan, yang membuat kita semakin intim dan erat melekat dengan TUHAN, sehingga mendapatkan kekuatan. Ketika kita mampu mengendalikan pikiran dengan cara mengkonsumsi hal yang benar, kita akan mampu menjalani kehidupan yang benar dan bebas dari rasa kuatir.
Scripture
About this Plan
Hakuna Matata adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Swahili yang artinya adalah Jangan Kuatir. Ungkapan ini diucapkan oleh karakter Timon dan Pumba dalam film animasi anak The Lion King yang populer di tahun 90-an, dan dikemas ulang serta ditayangkan baru-baru ini di bioskop. Tanpa kita sadari, kekuatiran melanda seluruh lapisan usia, termasuk anak-anak. Sebagai orang percaya, kita selalu diingatkan untuk tidak kuatir, karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang Ajaib.
More