Kekristenan Dan Profesionalisme 6Sample
KERTAS BEKAS
“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.” (Amsal 13:4)
Profesional, apakah Anda sering membuang sampah kertas sembarangan? Jangan lakukan lagi! Paling tidak ada tiga alasan. Pertama, itu kebiasaan buruk. Kedua, kita mengotori jalan raya. Ketiga, kita membuang uang. Lho, membuang uang? Iya! Kertas bekas itu bisa dijual lagi. Saya mempunyai tiga orang teman yang usahanya mengumpulkan kertas bekas dan menjualnya ke pabrik kertas. Kertas bekas itu dikumpulkan dari para pemulung dan pengepul kertas lainnya. Setelah disortir dan dipres, dikirimkan ke pabrik kertas untuk diolah kembali. Keuntungannya? Lumayan besar, karena ketiga teman saya itu bisa membeli beberapa rumah dan beberapa mobil serta investasi lainnya karena jualan kertas bekas.
Bukan hanya itu, orang terkaya di Tiongkok juga sukses karena kertas bekas. Namanya Zhang Yin. Lewat perusahaannya Nine Dragons Paper Holdings Company, wanita berusia 49 tahun ini memiliki kekayaan senilai US$ 3,4 milyar atau 1,8 milyar pound sterling. Dia membeli kertas berkas dari Amerika untuk kemudian diolah dan dijual kembali. Saham perusahaannya meningkat drastis dan menjadi salah satu saham yang paling diburu investor.
Profesional, oleh sebab itu, jangan pernah menyepelekan apa saja yang tampak kotor dan tidak berarti. Kita bisa mengubah sampah menjadi barang mewah. Ayah seorang sahabat saya adalah orang yang mengumpulkan botol-botol kosong. Dari bisnis botol kosong inilah dia bisa mengirimkan kedua anaknya kuliah di luar negeri. Mari kita jeli menangkap peluang yang ada di sekitar kita untuk menjadikan barang rongsokan menjadi bejana kemuliaan Tuhan.
Doa: Bapa, ajar kami menghargai apa saja walau tampak tak berarti. Tuhan mampu mengubah dari yang tidak berarti menjadi bejana kemuliaan Tuhan.
Scripture
About this Plan
Tidak ada hubungan antara iman dan hidup keseharian! Pemikiran seperti ini seringkali masih dimiliki oleh orang Kristen. Tidaklah mengejutkan jika seseorang akan menjadi orang yang berbeda pada waktu yang berbeda dan di tempat yang berbeda. Di dalam area agama, seseorang akan menggunakan kitab suci dan pengajaran agamanya sebagai acuan kebenaran. Sementara di dalam kehidupan profesi, standar kebenaran diukur dengan alat yang lain seperti uang, prestasi, kekuasaan, atau kenyamanan.
More