YouVersion Logo
Search Icon

Kekristenan Dan Profesionalisme 6Sample

Kekristenan Dan Profesionalisme 6

DAY 1 OF 5

HAMBA TUHAN YANG DIURAPI

“Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa” (Amsal 21:4)

Profesional, suatu hari, seorang teman saya, seorang pendeta di sebuah sinode gereja besar, menceritakan bahwa ada temannya yang sombong sekali. “Sombong seperti apa?” tanya saya. “Jika kita menelpon ke handphone-nya, maka yang menjawab adalah answering machine yang berbunyi: ‘Saya adalah pendeta yang diurapi Tuhan yang telah menjadi berkat bagi banyak orang baik di dalam maupun di luar negeri. Jika Anda membutuhkan pelayanan saya, silakan meninggalkan pesan!’” jelas teman saya itu.

Belakangan, saya dengar gereja yang dia gembalakan semakin menyusut jumlahnya. 

Kesombongan bisa menimpa siapa saja. Ada seorang pengusaha di Jakarta yang saat diminta pertemuan, selalu bertanya, “Pengusaha lain yang diundang itu selevel nggak dengan saya?” Tanpa dia ketahui, kebiasaannya itu menyebar keluar kantor, sehingga banyak orang yang tahu tentang hal itu. Akibatnya, banyak kesempatan dan peluang usaha yang lepas dari tangannya.

Profesional, marilah kita mengembalikan seluruh hormat, pujian dan kemuliaan kepada Tuhan. Waktu Billy Graham dinyatakan sebagai “Paus-nya Gereja Protestan”, dia hanya berkata, “Saya tidak mau mencuri kemuliaan Tuhan!” Sampai sekarang, orang angkat topi terhadap hamba Tuhan yang rendah hati ini. 

Doa: Bapa, ampuni aku jika ada baik di dalam pikiran, perbuatan maupun percakapanku yang menyombongkan diri.

Scripture

Day 2

About this Plan

Kekristenan Dan Profesionalisme 6

Tidak ada hubungan antara iman dan hidup keseharian! Pemikiran seperti ini seringkali masih dimiliki oleh orang Kristen. Tidaklah mengejutkan jika seseorang akan menjadi orang yang berbeda pada waktu yang berbeda dan di tempat yang berbeda. Di dalam area agama, seseorang akan menggunakan kitab suci dan pengajaran agamanya sebagai acuan kebenaran. Sementara di dalam kehidupan profesi, standar kebenaran diukur dengan alat yang lain seperti uang, prestasi, kekuasaan, atau kenyamanan.

More