Kesetiaan Yang Membawa TerobosanSampel
JAGA TINDAKAN
“Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.” (Amsal 4:27)
“Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya” (Amsal 25:28)
Hipokrates, tabib hebat pada zaman Yunani, bapak ilmu kedokteran Barat. Hipokrates memahami pentingnya mengikuti prinsip moral dalam menerapkan pengobatan. Ia juga dikenang sebagai penulis Sumpah Hipokrates, yang sampai sekarang masih digunakan sebagai panduan etika untuk para dokter di zaman modern ini. Salah satu konsep penting dari sumpah tersebut adalah “untuk tidak berbuat jahat”. Hal itu mengandung arti bahwa seorang dokter hanya akan melakukan apa yang menurutnya baik dan bermanfaat untuk pasien-pasiennya.
Prinsip untuk tidak berbuat jahat itu juga mencakup hubungan kita dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari. Kebaikan bahkan menjadi pusat dari ajaran Perjanjian Baru tentang hal mengasihi sesama. Rasul Paulus melihat bahwa kasihlah yang menjadi alasan di balik banyak perintah Alkitab: “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia; karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat” (Roma 13:10).
Ketika kita mengikut Yesus setiap hari, kita dihadapkan pada beragam pilihan yang akan memengaruhi kehidupan orang lain. Saat mempertimbangkan tindakan yang akan kita ambil, kita harus bertanya kepada diri sendiri, “Apakah tindakan ini mencerminkan kepedulian Kristus kepada sesama, ataukah aku hanya mementingkan diriku sendiri?” Kepekaan seperti itu akan menjadi wujud dari kasih Kristus yang rindu untuk memulihkan orang-orang yang sedang terpuruk dan membantu mereka yang sedang membutuhkan pertolongan.
Kenakanlah diri kita dengan sikap dan tindakan Tuhan untuk menunjukkan hadiratNya dalam hidup kita (Jennifer Schuldt)
Di Perang dunia 2, Tentara AS terpaksa mundur dari Filipina. Beberapa prajurit mereka tertinggal, dan menjadi tawanan Jepang. Orang-orang tersebut menyebut diri mereka “hantu”, jiwa-jiwa yang tidak terlihat oleh negara mereka, dan pada Bataan Death March yang terkenal itu, mereka dipaksa berjalan 70 mil, karena mengetahui bahwa mereka yang lamban atau lemah akan ditusuk dengan bayonet oleh para penculiknya atau mati karena disentri dan kekurangan tenaga. Mereka yang berhasil melewati pawai tersebut menghabiskan 3 tahun berikutnya di kamp tawanan perang yang mengerikan. Pada awal tahun 1945, 513 pria masih hidup di kamp penjara Cabanatuan, namun mereka sudah putus asa. Tentara AS sedang dalam perjalanan pulang, namun para tawanan perang telah mendengar berita menakutkan bahwa para tahanan dieksekusi ketika Jepang mundur dari gerak maju tentara AS.
Namun harapan mereka yang goyah dipenuhi oleh salah satu penyelamatan paling luar biasa dalam sejarah masa perang. Dalam prestasi yang menakjubkan, 120 tentara Tentara AS dan 200 gerilyawan Filipina mengepung 8000 tentara Jepang untuk menyelamatkan tawanan perang.
Alvie Robbins, penyelamat, menggambarkan bagaimana dia menemukan tahanan bergumam di sudut gelap baraknya, air mata mengalir di wajahnya.
“Saya pikir kita telah dilupakan,” kata tahanan itu.“Tidak, kamu tidak dilupakan,” kata Robbins “Kalian adalah pahlawan. Kami datang untukmu.”
Seringkali hidup kita mulai putus asa, merasa bahwa Tuhan telah melupakan kita, namun apapun keadaan kita, Tuhan tidak akan pernah melupakan kita.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Renungan ini akan menggambarkan akan kuasa Tuhan yang bisa membawa terobosan dalam hidup kita.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bethany Church (Singapore) yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: bcs.org.sg