Dalam Kristus Saya adalah Anak AllahSampel

Apakah saya tetap masih anak Allah?

Begitu saya dilahirkan ke dunia ini, saya adalah anak dari ayah dan ibu saya. Adakah dari perbuatan saya yang bisa memutuskan hubungan itu? Tidak ada.

Kalau ayah saya mengusir saya dari rumah, apakah identitas saya masih anaknya? Ya.

Seandainya ayah saya tidak lagi mau mengakui saya sebagai anaknya, apakah status saya masih anaknya? Ya.

Tidak ada hal apa pun yang bisa memutuskan hubungan antara anak dan orang tuanya. Tidak ada istilah “bekas anak”, “bekas ayah”, atau “bekas ibu”.

Kenapa demikian? Karena kita diikat oleh hubungan darah.

Tapi di sisi lain, adakah perbuatan saya yang bisa membuat hubungan saya dengan ayah saya menjadi tidak harmonis? Pasti.

Banyak dari kita mengalami hal ini atau mendengar tentang ini. Penyebabnya adalah ketidak-taatan. Jika kita tidak taat pada orang tua kita, pasti hubungan kita dengan orang tua kita akan mengalami masalah.

Demikian juga dengan hubungan kita dengan Bapa kita di surga. Setelah kita dewasa, karena keputusan kita, kita percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima Dia menjadi Tuhan dan Juru Selamat kita. Saat itu kita masuk ke dalam satu hubungan baru dengan Tuhan. Kita menjadi anak Allah dan Dia menjadi Bapa kita. Suatu hubungan yang bukan karena darah dan daging, bukan secara jasmani, melainkan suatu kelahiran baru di dalam Kristus.

Sekarang kita adalah anak-anak Allah. Adakah sesuatu yang kita perbuat yang bisa memutuskan hubungan tersebut? Tidak.

Kenapa? Karena kita terhubung dengan Bapa di surga oleh darah Kristus. (1 Petrus 1:18-19)

Ketidaktaatan kita juga dapat membuat hubungan kita dengan Bapa di surga menjadi tidak harmonis, oleh karena itu kita harus belajar untuk taat, sama seperti Tuhan Yesus telah belajar menjadi taat kepada Bapa di surga. (Ibrani 5:8)