Mencapai Kepuasan di Bumi, Mungkinkah?Sampel
Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku. –Pengkhotbah 2:18
FRUSTRASI ATAU MERASA CUKUP?
Raja Salomo telah dengan tekun memerhatikan dan bekerja keras untuk memperoleh tujuan duniawi yang layak untuk dikejar. Lalu ia menyadari, bahwa setelah kematiannya, seluruh kekayaannya akan jatuh kepada orang-orang yang tidak pernah bekerja untuk mendapatkannya, bahkan mereka mungkin akan menyalahgunakannya. Hal ini membuatnya menyesal karena hari-hari kerjanya diwarnai kesusahan dan kesedihan, bahkan pada malam hari pun pikirannya tidak tenteram (Pkh. 2:23). Bukan hanya Salomo yang merasakan hal ini.
Seorang pengacara sukses mengatakan kepada saya bahwa ia sering bertanya-tanya mengapa ia bekerja begitu keras. Ia berkata bahwa anak-anaknya telah menyalahgunakan uangnya dan mengacaukan hidup mereka sendiri. Ia tahu bahwa mereka mungkin akan menyia-nyiakan semua yang kelak ia tinggalkan bagi mereka. Seorang pria lain, yang telah bekerja keras dan mengelola uangnya dengan baik, berkata dengan sedih, “Saya sudah bekerja sangat keras, dan anak-anak saya tak sabar menunggu saya mati!”
Namun, Salomo tidak tenggelam dalam rasa frustrasinya. Ia menemukan arti dan kepuasan hidup melalui iman kepada Allah. Ia berkata bahwa kepuasan batin merupakan karunia Allah bagi anak-anak-Nya, yang memungkinkan mereka menikmati hasil jerih payah mereka (ay. 24). Allah menggantikan rasa frustrasi dengan kepuasan!
Semakin banyak kita memberi tempat bagi Allah dalam hidup kita, semakin banyak “hikmat, pengetahuan, dan kesukaan” yang kita miliki (ay. 26). Paulus menyimpulkannya sebagai berikut: “Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar” (1 Tim. 6:6).
Dunia penuh dengan beragam kebaikan
Yang memberi kita sukacita dan kesukaan,
Namun kepuasan sejati hanya didapatkan
Ketika Kristus kita kasihi dan tinggikan.
Orang yang merasa puas takkan pernah miskin; orang yang tak merasa puas takkan pernah kaya.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Mengapa kita tak pernah puas dengan apa yang kita miliki? Banyak orang meyakini kalau saja mereka punya lebih banyak uang untuk membeli lebih banyak barang, mereka akan puas. Namun kita segera menyadari, sebanyak apa pun yang kita kumpulkan, kita tak pernah merasa cukup. Semakin banyak yang kita miliki, semakin banyak yang kita inginkan. Akibatnya, setiap kali kita berhasil meraih apa yang kita inginkan, kita justru merasa semakin frustrasi, tidak puas, kecewa, dan tidak bahagia. Kita bertanya, “Bagaimana saya dapat menemukan kepuasan sejati? Apa yang bisa memuaskan hidup saya? Apakah kepuasan mungkin diraih?” Kami percaya, kepuasan sejati mungkin untuk diraih.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Our Daily Bread Ministries - Asia Pacific yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://santapanrohani.org/