Hidup Dalam Kekudusan di Hari-Hari TerakhirSampel

Menjaga hidup kita dari pencemaran jasmani dan rohani (2 Korintus 7:1)

Menjaga kekudusan adalah bagian dari tanggung jawab kita, supaya kita dijauhkan dari segala pencemaran jasmani (perbuatan daging) dan rohani (okultisme).

Pencemaran jasmani mengacu pada perbuatan daging, seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19-21a percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri, percekcokan, perpecahan, kedengkian, bermabuk-mabukan, pesta pora, dan sebagainya.

Pencemaran rohani mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan okultisme. Okultisme adalah kepercayaan dan praktik mistis (misalnya, perdukunan, horoskop, ramalan, new age, dan sebagainya). Sekalipun kita hidup dalam dunia yang semakin tinggi peradabannya, teknologi yang modern dan canggih, cara berpikir yang rasional dan ilmiah, tetapi tanpa disadari praktik okultisme masih ditemukan, bahkan dalam kehidupan orang-orang Kristen untuk kepentingan pribadi mereka.

Bagi orang dunia, hidup dalam kekudusan adalah mustahil. Tidak dapat dipungkiri jika orang-orang dunia mengejek kita karena bagi mereka, hidup kudus itu tidak sesuai dengan prinsip hidup dalam dunia ini. Kita bersyukur bahwa melalui kematian Tuhan Yesus, kita yang berdosa dikuduskan dan kita memiliki firman Tuhan yang menjadi pedoman bagi kita untuk hidup kudus dan benar.

Kita perlu untuk menjaga kekudusan karena tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat Allah. Dan janji Tuhan di 2 Korintus 6:18 adalah bahwa Tuhan akan menjadi Bapa kita dan kita akan menjadi anak-anak-Nya, laki-laki dan perempuan. Dan juga akan menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah (2 Korintus 7:1).

Sebab itu, saudara-saudaraku yang terkasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha supaya kamu didapati-Nya tidak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia (2 Petrus 3:14).