Peganglah Tanganku, Roh KudusSampel

Peganglah Tanganku, Roh Kudus

HARI KE 9 DARI 10

Hidup Dalam Roh

Roma 8:5 (TSI) berkata, “Setiap orang yang masih mengikuti naluri berdosanya, berarti dia hidup untuk memuaskan diri sendiri saja. Namun, setiap orang yang hidup bergantung pada Roh Allah ditolong-Nya untuk berpikir sesuai dengan kehendak-Nya.

Mungkin Saudara bertanya, ‘tetapi pikiran-pikiran saya sering kali dipenuhi pikiran kotor, amarah, pikiran dosa, rasa bersalah, kekhawatiran yang berlebihan, dan lain-lain.'' Mungkin Saudara bertanya, "Bagaimana ini? "

Saat kita bergantung pada Roh Kudus, kita akan ditolongnya sehingga cara berpikir kita pun akan diubahkan-Nya, seturut kehendak-Nya. Roh Kudus mengubah hidup kita - bukan sekadar mengubah kelakuan kita- tetapi mengubah hidup, hati dan pikiran kita.

Ibaratnya, kalau Saudara sudah menikah; Saudara bisa saja taat akan hukum moral, Saudara tidak pernah memukul istrimu, Saudara tidak pernah berselingkuh, Saudara memberi nafkah. Tetapi bisa saja Saudara tidak pernah mencintai istrimu.

Namun Roh Kudus memberikan cinta itu dalam hatimu, sehingga itu membuatmu tidak akan mau menyakiti istrimu dan berusaha memberikan yang terbaik baginya. Karena cinta itu melampaui hukum moral.

Kalau Saudara sedang jatuh cinta, Saudara rajin menelepon, mengirimkan bunga, mencari-cari alasan untuk memberikan kado – mengapa? Karena kewajiban? Tidak, bukan?

Cara pikir kita yang lama sering kali berpusat pada ‘Tidak boleh ini tidak boleh itu, takut akan hukuman, takut terkutuk, dll’.

Misalkan, Saudara tersinggung dan marah kepada seseorang, Saudara ingin membalas dan memberi pelajaran. Tapi di pikiran kita, kita tahu membalas dendam itu salah, jadi Saudara berusaha mencari alasan untuk membenarkan kemarahan Saudara. Lalu beralasan, ini demi kebaikannya, ini untuk menegur, ini untuk kebaikan banyak orang, dll. Tetapi apa yang ada dalam hatimu, hanya Tuhan dan Saudara yang tahu. Itulah kalau kita berusaha untuk menaati hukum dan aturan agamawi. Namun jika kita hidup dalam Roh, Roh Allah mengingatkan bahwa kita-lah anak-anak Allah terkasih dan kasih Allah tercurah ke dalam kita, sehingga apa pun yang kita pikirkan dan perbuat saat kita marah tadi, dimotivasi oleh kasih Allah. Itulah hidup dalam Roh.

Di ruang loteng atas itu, Tuhan Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya, “Aku memberikan perintah baru kepadamu. Kasihilah satu sama lain, sebagaimana Aku telah mengasihi kamu” (Yoh 13:34).

Sebetulnya, perintah untuk mengasihi sudah ada di Hukum Taurat kan – Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Namun, kalau dipikir-pikir, apakah kasih bisa diperintah? Apakah kasih yang tulus bisa dipaksa dengan peraturan? Ditakut-takuti dengan hukuman?

Kasih itu pada dasarnya adalah kehendak bebas, perintah kasih sebetulnya tidak bisa dalam bentuk “perintah”. Itulah sebabnya Tuhan Yesus katakan ini “perintah baru”, karena sekarang Dia mencurahkan kasih-Nya terlebih dahulu dan Roh Kudus mengubahkan hati kita sehingga kita mampu untuk mengasihi dengan tulus.

Inilah hidup dalam Roh. Saat kita berserah dan bergantung kepada-Nya, Roh Kudus menolong kita untuk berpikir sesuai dengan kehendak-Nya. Dia mengubahkan hati dan pikiran kita, sehingga naluri kita yang sejati, yaitu naluri Illahi kita akan membuahkan buah Roh. Itulah karya Roh Kudus bukan kekuatan kita. Dia membuat hidup kita jadi benar-benar hidup!

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 8Hari 10

Tentang Rencana ini

Peganglah Tanganku, Roh Kudus

Siapakah sebenarnya pribadi Roh Kudus itu? Banyak orang Kristen lebih terbiasa dengan pribadi Allah Bapa dan Tuhan Yesus, tetapi sedikit asing dengan pribadi Roh Kudus ini. Roh Kudus adalah Penolong, Penghibur, Pembela dan Bestie kita. Kita akan kenali Dia lebih dekat lewat 10-hari Bible Plan ini.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.thehopemessage.com/