Bercerita Tentang Yesus DiSampel
Zaman baru, Bahasa baru
Seorang guru sekolah minggu pernah bercerita tentang Kisah Peternak Angsa. Cerita singkatnya begini: “Suatu sore langit sangat mendung, seorang peternak angsa mulai memanggil peliharaannya untuk segera masuk ke kandang. Angsa-angsa biasanya akan berlindung di bawah pohon bila hujan turun dengan lebat. Ini akan membahayakan mereka karena disana banyak binatang buas yang bisa saja memangsa mereka. Sang peternak ini berpikir demikian, “seandainya aku dapat berbicara dengan bahasa angsa maka pasti mereka mendengarku. Aku akan berkata bahwa hujan ini deras, banjir dan binatang buas sedang mengancam mereka.”
Di akhir cerita guru sekolah minggu itu menjelaskan bahwa sang peternak itu menggambarkan tentang Tuhan. Dia mau menjadi manusia demi menyelamatkan kita dari bahaya dosa dan dengan bahasa yang dapat kita pahami, Dia mengajarkan kita tentang diri-Nya.
Kisah ini mengingatkan kita pada sebuah kenyataan – yang banyak dipertanyakan – mengapa Tuhan mau menjadi manusia? Hal ini lebih dalam dipahami oleh Rasul Paulus, di dalam penjara ia menjelaskan bahwa “walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia..” (Fil 2:8).
Bahasa, itu sangat penting. Allah membuat kita mengerti karya-Nya lewat bahasa yang kita gunakan. Itulah mengapa saat ini kita juga diberkati dengan penerjemahan Alkitab dalam berbagai bahasa-bahasa yang ada di dunia.
Tapi dalam kesempatan ini kita tidak membicarakan bahasa secara linguistic. Bahasa yang dimaksudkan adalah upaya komunikasi dan tata caranya, secara khusus yang dilakukan pada zaman ini. Sistem komunikasi di zaman ini sangat berbeda. Tidak ada lagi surat manual, sudah diganti dengan surat elektronik (email), SMS sudah diganti dengan berbagai aplikasi chatting yang terus berkembang. Gaya komunikasi ini-lah yang dimaksudkan sebagai bahasa yang baru. Tantangannya adalah, bagaimanakah kita sebagai saksi Kristus menyampaikan kebenaran kepada generasi zaman sekarang?
Banyak media telah bekerjasama dalam menerjemahkan kebenaran kepada generasi ini. Pemberitaan Injil dapat kita lakukan dengan berbagi konten di media sosial tanpa melupakan cara penginjilan langsung. Banyak gereja juga telah berusaha menjadi relevan dengan membangun sosial media sebagai sarana informasi gereja. Perlu diperhatikan bahwa sosial media memiliki kelemahan. Apapun yang kita kerjakan di media harus berujung pada pertemuan tatap muka secara langsung untuk ‘mendaratkan’ kebenaran yang sudah kita bicarakan di media.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Panggilan setiap orang Kristen adalah untuk bercerita mengenai Yesus yang mengubah hidup dan bagaimana Dia dapat benar-benar mengubah setiap orang. Renungan 5 Hari ini menawarkan panduan praktis tentang bagaimana Anda dapat mengikuti panggilan ini setiap hari dan melihat bagaimana Yesus mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitar Anda yang perlu mengenalNya.
More
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada yesHeis karena telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://yesheis.com/