Jalan Serta Yesus | 7 Hari Saat Teduh untuk Menyambut PaskahSampel

Jalan Serta Yesus | 7 Hari Saat Teduh untuk Menyambut Paskah

HARI KE 5 DARI 7

Pontius Pilatus dan Simon Orang Kirene

Ketika para pemimpin agama membawa Yesus kepadanya, Pilatus tidak begitu yakin bahwa tuduhan yang mereka sampaikan atas Yesus bersifat politis. Pilatus menduga ini hanyalah masalah rasa iri hati mereka terhadap Yesus.

Meskipun demikian, Pilatus membiarkan dirinya terpengaruh oleh mereka. Para pemimpin agama ini juga berusaha memojokkan Pilatus dengan berkata, “Jikalau engkau membebaskan orang ini [Yesus Kristus], engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.” (Yohanes 19:12). Pilatus lantas menimbang pilihannya dan menyadari bahwa terlalu riskan baginya untuk mempertaruhkan reputasinya hanya demi membebaskan Yesus.

Ketika kerumunan orang banyak yang digerakkan oleh para imam kepala berteriak, “Salibkan Dia! (Markus 15:13-14), Pilatus menyerah dan mengikuti apa yang menjadi tuntutan massa: menyalibkan Kristus dan membebaskan Barabas (ayat 15).

Pilatus adalah contoh seorang yang egois, yang lebih memilih untuk mempertahankan posisi dan statusnya, meskipun dia sebenarnya tahu bahwa dia melakukan yang salah ketika menyerah pada tekanan massa untuk menghukum Yesus yang tak bersalah untuk disalibkan.

Di pengadilan Pilatus, penyiksaan brutal terhadap Yesus pun dimulai. Dia disiksa, dipukuli, dicambuk, dan dihujat. Dengan kondisi tubuh yang telah teraniaya, Yesus harus memanggul salib-Nya menuju Golgota. Namun, salib itu terlalu berat, sehingga Simon dari Kirene dipaksa untuk menolong-Nya.

Simon adalah seorang Yahudi dan orang asli dari Afrika Utara yang kemungkinan besar baru saja tiba di Yerusalem untuk merayakan Paskah. Besar kemungkinan, Simon kala itu tidak mengenal Yesus. Namun, ketika dipaksa oleh prajurit untuk memikul salib, Simon tak punya pilihan selain taat. Simon juga adalah ayah dari Alexander dan Rufus. Fakta bahwa kedua anak Simon tercatat menunjukkan bahwa mereka sangat dikenal oleh para pembaca Injil Markus di Roma. Menariknya, Rasul Paulus juga menyebut nama Rufus dan ibunya, yang dianggapnya seperti ibu kandung sendiri (Roma 16:13). Jika Rufus yang disebutkan Paulus adalah Rufus yang sama, ini artinya Simon menjadi pengikut Yesus setelah memikul salib-Nya. Tak cuma dirinya seorang, tapi keluarganya juga menjadi orang-orang percaya.

Tindakan ketaatan Simon untuk menolong Yesus telah mengubah hidupnya dan seisi keluarganya, serta membawa mereka pada peranan yang lebih besar dalam kerajaan Allah kemudian. Seringkali kita cenderung berpikir bahwa kita harus punya perlengkapan lengkap, atau sungguh dewasa dalam Kristus untuk melayani Allah. Namun, yang Allah cari adalah orang-orang yang bersedia taat untuk melayani Dia, kapan pun dan di mana pun Dia memanggil. Jawaban “ya” kita terhadap tugas-tugas kecil bisa menjadi sarana untuk mentransformasikan hidup kita menjadi semakin serupa dengan Kristus, dan juga membuka pintu pada lebih banyak kesempatan untuk melayani Dia.

Refleksi:

  1. Berkaca dari sikap Pilatus, mengapa begitu sulit bagi kita untuk berdiri teguh memperkatakan kebenaran? Mengapa lebih mudah untuk diam dan berpangku tangan?
  2. Bagaimana kita merespons, ketika diminta untuk ikut menanggung beban orang lain? Mengapa tindakan Simon dari Kirene bisa terasa sulit untuk kita lakukan di masa kini?

Doa:

Allah Mahakuasa, berilah kami keberanian, agar kami yang telah Engkau bebaskan dari dosa mampu menyuarakan kebenaran. Kiranya kami juga tidak takut untuk menegur kesalahan dan menderita dengan sabar demi kebenaran.

Terima kasih juga untuk inspirasi dari Simon orang Kirene, yang memberi dirinya untuk ikut memikul salib Kristus. Berikan kami anugerah dan kekuatan untuk peka terhadap kebutuhan orang lain dan kesediaan untuk menanggung beban satu sama lain, dalam upaya kami hidup dalam ketaatan terhadap-Mu. Dalam nama Yesus, amin.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 4Hari 6

Tentang Rencana ini

Jalan Serta Yesus | 7 Hari Saat Teduh untuk Menyambut Paskah

Merenungkan penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib akan memperdalam penghayatan kita akan betapa besarnya kasih-Nya pada kita. Dan, merenungkan kebangkitan-Nya pada Minggu Paskah memberi kita harapan baru akan masa depan. Siapkan hatimu dengan meluangkan waktu terbaikmu, lalu berdoalah agar setiap artikel yang tertulis dalam renungan ini membuka kembali relung-relung hatimu untuk menerima kasih Kristus yang begitu besar, yang telah diwujudkan-Nya dalam kematian dan kebangkitan-Nya!

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Our Daily Bread Asia Pacific yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.warungsatekamu.org/