Merayakan Natal Bersama YesusSampel

Misi yang Mulia.

Kelahiran seorang anak biasanya memberikan sukacita besar, bukan hanya bagi orang tuanya tapi juga bagi keluarga dan teman-teman terdekat, benar bukan?

Kelahiran bayi Yesus juga pasti jadi sukacita besar buat banyak orang! Bagaimana tidak? Dia bukan bayi biasa, Dia adalah Raja. Juru Selamat dunia! 100 persen Tuhan, dan 100% manusia. Tapi aku tersentak waktu kemarin membaca salah satu pasal di Alkitab. Aku jadi mikirin hati Bapa…

Jauh sebelum bayi Yesus lahir, Nabi Yesaya telah menubuatkan kelahiranNya. Di Kitab Yesaya, bisa dibaca, seperti apa nubuatan itu. Aku sih bacanya bukannya senang malah sedih. Soalnya mikirin perasaan Bapa waktu kasih pesan itu ke Yesaya. Berarti Allah Bapa sudah tahu dong, kesusahan apa saja yang akan dialami Anak-Nya di dunia, iya kan? Coba deh kita baca bersama ayat ini:

“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Yesaya 53:5

Sebegitu cintanya Bapa akan manusia sampai Dia mengorbankan anakNya buat kita? Lahir hanya untuk menebus dosa-dosa manusia?

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16.

Aku bukannya mau mengurangi vibe sukacita Natalnya, tapi melalui pesan ini, ingin sekali mengajak kita semua untuk merenungkan kembali betapa besar pengorbanan yang Tuhan sudah berikan buat kita. Pertanyaannya, apakah kehidupan kita sudah mencerminkan sikap syukur atas kemenangan yang Tuhan berikan kepada kita setiap hari? Apa kita sudah cukup mengapresiasi pemberianNya yang luar biasa ini? Kelahiran Yesus mengiznkan kita punya akses langsung kepada anugerahNya! Kepada kesembuhan, berkat, sukacita dan urapan-Nya yang luar biasa. Apakah kita mau masa bodoh dengan keselamatan yang Tuhan sudah berikan?

Di hari Natal ini, ayo kita berikan lagi komitmen yang baru, komitmen yang penuh untuk mengapresiasi pemberian Tuhan buat kita. Tuhan rindu punya hubungan sama kita. Aku berdoa supaya natal ini, hubunganmu dengan Tuhan lebih intim lagi. Jangan lupakan Yesus. Selamat hari Natal ya!

"Bersama Yesus lakukan perkara besar"