Sabat - Hidup Menurut Irama TuhanSampel

Sabbath - Living According to God's Rhythm

HARI KE 3 DARI 8

SABAT DAN PERHENTIAN    

RENUNGAN

Ketika saya kecil, saya memiliki gaun-gaun hari Minggu. Saya mengeluarkannya pada hari Sabtu malam, dan saya tahu bahwa besok adalah hari Minggu. Bersamaan itu datanglah perhentian. Di pagi hari saya menghadiri sekolah Minggu bersama saudara-saudara saya. Sepanjang siang hari, orang tua saya akan menghabiskan waktu bersama kami. Kami bermain bersama, bermain musik, atau pergi mendaki gunung. Hari ini, saya adalah seorang diakon, dan saya masih mengenakan gaun spesial untuk hari Minggu.

Orang-orang Yahudi dan Kristen jaman dahulu telah mengenal prinsip beristirahat dan berhenti pada hari Sabat selama ratusan tahun. Ini berasal dari kisah penciptaan ketika Allah beristirahat pada hari ketujuh setelah enam hari bekerja. Semenjak kebangkitan Yesus, hari setelah Sabat menentukan irama hidup bagi komunitas Kristen yang baru. Pada hari itu, mereka datang berkumpul untuk beribadah dan bersekutu.

Allah memberikan kita satu hari untuk beristirahat–hari Minggu–sebagai perhentian yang berguna bagi kehidupan dan budaya kita yang sibuk. Hari untuk beristirahat tidaklah terikat pada hari tertentu dalam seminggu, namun itu haruslah berbeda dari hari lainnya. Sabat adalah pengingat bahwa nilai kita sebagai manusia didasarkan lebih dari sekedar prestasi-prestasi kita. Dokter dan teolog Albert Schweitzer berkata: "Ketika jiwa Anda kekurangan hari Minggu, ia akan layu."

Kita menentukan sendiri hari apa kita beristirahat. Perlu waktu untuk menenangkan diri. Jika saya menuangkan air kotor ke dalam sebuah gelas, kotorannya akan mengendap setelah beberapa waktu dan airnya akan menjadi jernih. Ini sudah menjadi tenang. Ketika kita mencari perhentian dalam keheningan, jiwa kita akan mendapatkan ketenangan juga. Banyak pikiran-pikiran terdalam kita akan muncul ke permukaan, pikiran-pikiran yang kita bawa kepada Allah.

Setiap hari saya dengan sengaja menyisihkan setengah jam. Saya pergi ke sebuah tempat dimana saya tidak bisa diganggu. Saya datang ke hadapan Allah, ke hadapan Yesus. Dia sedang menunggu saya. Saya mengalihkan perhatian saya ke dalam, kepada pernapasan saya, dan saya mengalihkan perhatian saya pada pikiran-pikiran dan emosi-emosi saya. Apapun yang ada, saya bawa ke hadapan-Nya bersama dengan tiap hembusan napas. Saya melepaskan dan membiarkan Allah mengambilnya. Saya menghabiskan waktu dan mengakhirinya dengan sebuah doa ucapan syukur.

Yesus mengundang pada murid-Nya: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" (Markus 6:31) Kini, Dia mengundang kita untuk melakukan hal yang sama.

PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  • Apa saja yang menghalangi saya menghabiskan waktu untuk menemukan ketenangan dan beristirahat?   
  • Apakah saya berani dengan sengaja menghabiskan waktu tanpa kabar atau telepon?   
  • Allah memberkati dan menguduskan hari ketujuh. Apakah saya masih menganggap hari Minggu itu kudus? Apakah saya merasakan berkat-Nya pada hari Minggu?

TOPIK DOA

  • Kita berdoa agar kasih karunia mengatasi ketakutan kita akan ketenangan dan agar kita sanggup melakukannya.
  • Kita berdoa untuk hasrat dalam hati kita akan kehadiran Allah untuk terus hidup dan agar kita menyisihkan waktu untuknya dalam kehidupan keseharian kita.
  • Kita berdoa untuk hal-hal yang tidak bisa dijelaskan yang muncul dari kedalaman hati kita ketika kita hening. Kita berdoa agar kita tidak mengacuhkannya melainkan berani menyatakannya kepada Allah.
  • Kita berdoa untuk hikmat dan perlindungan untuk masa-masa hening ketika kita tergerak oleh Firman Tuhan.   
  • Kita berdoa untuk gereja-gereja dan kapel-kapel, tempat-tempat peristirahatan, agar menjadi tempat dimana orang mendengar Firman Tuhan.
  • Kita berdoa untuk mereka yang merasa kewalahan karena pekerjaan dan tanggung jawab dan tidak sanggup meninggalkan tekanan-tekanan itu.

DOA YANG DISARANKAN

Inilah aku di hadapan-Mu, Tuhan, apa adanya: beristirahat atau merasa tegang, kosong dan kering, atau penuh dengan rasa syukur, penuh kerinduan, atau tanpa perspektif apapun.

Tuhan, Engkaulah sumber kehidupan. Datanglah dengan kuasa-Mu yang memperbarui. Murnikan aku, pulihkan aku, agar aku menjadi seseorang yang Engkau inginkan. Amin.


Suster Lydia Schranz, Diakon dan Kapelan, Swiss.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 2Hari 4

Tentang Rencana ini

Sabbath - Living According to God's Rhythm

Minggu Doa (Week of Prayer/WOP) dari Aliansi Penginjilan adalah gerakan sedunia dan khususnya Eropa dengan materi yang disediakan oleh Aliansi Penginjilan Eropa. WOP 2022 berlangsung dengan tema "Sabat." Selama delapan hari para pembaca diundang untuk berfokus pada satu aspek dari Sabat: identitas, penyediaan, istirahat, belas kasih, kenangan, sukacita, kemurahan, dan harapan. Kami berdoa agar materi ini akan membantu Anda untuk menemukan (kembali) suatu kehidupan menurut irama Tuhan!

More

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Aliansi Penginjilan Eropa yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://www.europeanea.org