Hidup Diubahkan: Ibu kepada IbuSampel

Living Changed: Mom to Mom

HARI KE 4 DARI 7

Kerendahan Hati

Saat saya memiliki bayi perempuan, saya tak pernah membayangkan akan datang waktunya saya harus berbagi pengasuhan dengan wanita lain. Ayah nya dan saya bercerai saat ia masih berusia 6 tahun. Kami masing-masing kemudian menikah lagi dan walau istri mantan suami saya tidak memiliki anak sendiri, dia senang mengambil bagian dalam membesarkan putri saya. Berbagi dengannya adalah satu tantangan terbesar yang saya hadapi. 

Beberapa tahun yang lalu, Hari Ibu jatuh pada akhir pekan ayahnya. Saya membuat rencana dengan putri saya dan tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa dia tidak akan bersama saya pada hari tersebut. Hari Ibu adalah milik saya. Sayalah yang telah melahirkan dia, bahkan saya punya bekas operasi caesar untuk membuktikannya. 

Pagi itu, mantan suami saya menghubungi dan bertanya jam berapa dia bisa melihat putri kami. Dia ingin merayakan Hari Ibu bersama putri saya dan istrinya juga. Saya terkejut bahwa dia bahkan akan meminta saya untuk membagi waktu saya. Saya menangis dan berteriak serta mengatakan hal seperti, "dia bahkan bukan seorang ibu! Dia tidak bisa mengambil putri SAYA pada Hari Ibu!" Dia menjelaskan sebaik yang dia bisa tentang pentingnya hal ini, tapi saya tetap bertahan dan tidak ada niat saya untuk berbagi. 

Tak lama setelah percakapan ini, Tuhan mengingatkan saya akan hal-hal yang saya lakukan bagi dua putri tiri saya dan kasih yang saya miliki bagi mereka. Saya mungkin bukan ibu kandung mereka, tapi saya telah menjadi ibu bagi mereka. Saya ada saat mereka membutuhkan saya dan mereka mengasihi saya juga. 

Putri saya mengasihi ibu tirinya. Ia mungkin tidak memiliki tanda bekas operasi untuk membuktikan ia telah melahirkan seorang anak, tapi dia telah mengasihi, mendukung, dan menyediakan bagi putri saya sejak saat dia masuk dalam hidupnya. Dia melakukan hal-hal keibuan tanpa titel atau penghargaan. Sore itu, saya minta maaf kepada mantan suami dan istrinya atas kata-kata saya yang melukai dan mengantar putri kami ke rumah mereka untuk menghabiskan sore itu bersama mereka. 

Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus berkata bahwa kita harus "jadi rendah hati dan ramah sepenuhnya; bersabar, saling mengasihi. Melakukan segala usaha untuk menjaga keutuhan dalam Roh melalui ikatan damai.” 

Saya terus belajar untuk menerapkan ayat ini dalam hidup saya dan belajar untuk mengasuh bersama dengan cara yang Tuhan inginkan: dengan kerendahan hati, kesabaran, dan kasih. Setiap orang tua dalam keluarga campur kami bekerja keras untuk mempertahankan keutuhan dan kedamaian. Kami melakukan pengorbanan sehari-hari untuk menunjukkan kemurahan hati dan kebaikan kepada satu sama lain dan percaya bahwa setiap kami punya niat baik. Mengasuh bersama itu banyak tantangannya, tapi itu bisa dilakukan.

Bagaimana pun situasi pengasuhan kita–ibu tunggal, pasangan menikah, atau keluarga campur–banyak kesempatan untuk mengasuh dengan kerendahan hati. Kita dipanggil untuk menunjukkan kasih dan menghormati setiap orang, termasuk mereka yang membantu kita membesarkan anak-anak kita dan anak-anak kita sendiri. Ini bukan hanya memberikan teladan positif bagi anak-anak untuk mengasihi orang lain dengan baik, tetapi juga memuliakan Tuhan.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 3Hari 5

Tentang Rencana ini

Living Changed: Mom to Mom

Menjadi ibu adalah peran yang paling berharga yang kita perankan, tetapi jalannya tidak mudah. Keibuan itu penuh dengan ketidakpastian, cobaan, masa-masa yang membuat kita rendah hati, dan kesempatan untuk memercayai Tuhan. Dalam rencana 7-hari ini, tujuh ibu dari berbagai tahap kehidupan berbagi pengalaman mereka dan hikmat yang mereka peroleh dengan perjuangan keras tentang dunia keibuan.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Changed Women's Ministries yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi, silahkan kunjungi http://www.changedokc.com