Tidak Tersinggung Sampel

No Offense

HARI KE 4 DARI 7

Sembuh atau Terluka? 

Sangatlah menggoda untuk mengabaikan kemarahan kita secara bersamaan, karena kita percaya bahwa orang Kristen yang baik tidak seharusnya marah. Tetapi ada beberapa masalah dengan strategi tersebut. Pertama-tama, Tuhan memberi kita emosi kemarahan, dan kemarahan itu sendiri bukanlah sebuah masalah. Kedua, mengabaikan rasa marah tidak membuat rasa itu hilang. 

Malah, menyembunyikan kemarahan sering kali dapat membawa kita kepada kepahitan, kebencian, dan sinisme—tidak ada satu pun yang menolong kita menjadi semakin serupa dengan Kristus. 

Di sisi lainnya, banyak dari kita yang mungkin menyerah pada kemarahan, meledak-ledak atau membentak orang lain karena luka pribadi kita. 

Keduanya bukanlah tanggapan yang bijak. 

Masalahnya adalah, kemarahan sebenarnya bisa menjadi emosi yang sangat berguna ketika diatur secara benar. Kemarahan menandakan kapan kita perlu memperbaiki kesalahan, membela diri sendiri dan orang lain, dan menyelesaikan sebuah masalah. Bahkan, kemarahan bisa menjadi katalisator untuk memulihkan dan memperbaiki hubungan. 

Lihat apa yang Efesus 4:26-27 TB katakan tentang hal itu: 

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa”: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. 

Ini mendorong kita supaya hari saat kita terluka harus juga menjadi hari saat kita sembuh. Itu berarti kita perlu menggunakan amarah kita untuk menyulut tindakan—bukan menyimpan dendam. 

Jadi bagaimana kita dapat meredakan kemarahan dengan cara yang memberi kehidupan?  

  1. Akui kemarahan yang anda rasakan. Tarik napas dalam-dalam. Sebelum mengatakan sesuatu yang Anda akan sesali, luangkan waktu untuk berdiam dan pertimbangkan mengapa Anda marah. Apakah seseorang telah melewati batasan yang Anda ingin lindungi? Apakah seseorang melukai orang yang Anda kasihi dan pedulikan? Apakah ada ketidakadilan yang perlu diperbaiki? Jika demikian, jangan renungkan hal itu. Pergi dan lakukan sesuatu tentang hal itu. Berbincanglah dan berjuanglah untuk kesembuhan meskipun perasaan Anda terluka.  
  2. Berdoalah untuk kemarahan Anda. Mintalah Roh Kudus pengendalian diri, pikiran yang sehat, dan sikap pemaaf yang tenang. Minta Tuhan untuk mengungkapkan jika ada bagian dari kemarahan tersebut yang perlu Anda akui, atau jika ada tindakan yang perlu Anda ambil.  
  3. Carilah pemulihan dan pendamaian. Jika Anda marah kepada seseorang, hari yang sama terjadinya pelanggaran harus menjadi hari yang sama terjadinya pengampunan. Jangan tunggu sampai besok untuk memberikan kasih karunia yang Anda dapat berikan hari ini. 

Kemarahan itu tak terhindarkan, tetapi kita tidak perlu takut atau malu karena hal itu. Kita tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri kita, tetapi kita dapat mengendalikan bagaimana kita merespon. Jadi marilah menjadi orang yang lambat bereaksi, cepat meminta maaf, dan mudah mengampuni, sehingga kita dapat memimpin dengan kasih.

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau memberi kami emosi kemarahan. Ketika saya merasa kemarahan menghampiri, berikan saya hikmat untuk berdiam dan membawanya kepada-Mu. Tolong saya agar lambat dalam berbicara dan cepat untuk mendengar. Berilah saya pengendalian diri, dan bantu saya menangani amarah dengan cara yang menghormati Engkau. Di dalam nama Yesus, Amin. 

*Harap dicatat: Jika Anda mengalami luka atau trauma yang dalam, atau jika Anda berada dalam situasi dimana mencari perdamaian akan jadi berbahaya, pertimbangkan lah menemui seorang konselor Kristen. 

Hari 3Hari 5

Tentang Rencana ini

No Offense

Dari tajuk utama berita terbaru sampai pada komentar media sosial, ada banyak kesempatan untuk tersinggung setiap hari. Tetapi bagaimana jika kita memutuskan untuk merespon dengan berbeda? Dalam Rencana Alkitab 7 hari ini, mengiringi rangkaian pesan Pendeta Craig Groeschel, Tidak Tersinggung, kita akan menemukan bagaimana cara menyerahkan kemarahan yang telah menahan kita dan menyandera orang lain.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Life.Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.life.church/