Pribadi yang BaruSampel

Manusia Baru, di Tengah Krisis

Transformasi hidup bukan berarti kita berpindah dan hidup di kota yang baru, rumah yang baru, tempat bekerja yang baru; untuk meninggalkan semua pergumulan yang lama. Sebagai pribadi yang baru di dalam Kristus, kita seringkali masih harus menghadapi pergumulan, bahkan krisis yang sama. Jadi, apa yang berbeda?

Banyak orang “kalah sebelum bertanding”, hancur lebih dulu secara mental dan emosional karena merasa takut dan gentar. Keuangan, hubungan, keluarga, kesehatan, faktor alam, apa pun krisisnya—sebelum keadaan eksternal berubah, sebagai pribadi yang baru, respons kita bisa berubah dari sebelumnya. Kita dapat merespons dengan cara yang baru, yaitu caranya Tuhan. Pemikiran kita yang telah diubahkan oleh firman Tuhan, membuat kita menang atas keadaan. Di tengah krisis, justru menjadi waktu yang sangat vital bagi kita untuk terus setia dalam proses pembaruan pikiran. 

Semua orang mengalami kesusahan di tengah krisis, tapi kita akan mampu menunjukkan kasih dan mempedulikan orang lain. Kita tidak menjadi orang yang mencari kesenangan sendiri. Kita juga mampu menunjukkan kesabaran, karena pengenalan dan rasa percaya pada janji Tuhan membuat kita gigih menanti dan tabah menanggung beban. Di tengah krisis, ketika iman setiap kita diuji dan bahkan ada yang menjadi lemah, kita malah bisa menguatkan, menolong, dan melindungi orang lain. 

Renungkan dan Doakan

Mari mengucap syukur kepada Tuhan untuk segala sesuatu yang sudah Dia lakukan di hidup kita. Semakin gelap keadaan di sekitar kita, semakin besar kebutuhan orang akan terang yang dapat menuntun mereka. Perkataan dan perbuatan kita yang berbeda di tengah krisis, akan menarik perhatian dan dapat Tuhan pakai untuk membawa harapan bagi orang lain, bahkan turut mengubahkan mereka.