Renungan Pergumulan PikiranSampel

Battlefield of the Mind Devotional

HARI KE 6 DARI 14

Pertama, Penderitaan

"Mengapa kita harus menderita?" "Jika Tuhan benar mencintai kita, mengapa semua hal buruk ini terjadi?" Saya sering mendengar pertanyaan seperti ini. Selama bertahun-tahun, banyak orang bergumul dengan pertanyaan ini dan mereka tetap tidak menemukan jawabannya. Saya bahkan tidak mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hanya satu komentar saya: "Jika Tuhan hanya memberkati kita setelah kita menjadi orang Kristen -- jika Ia melenyapkan semua penderitaan, pencobaan dan gejolak untuk orang Kristen -- bukankah itu menjadi cara untuk menyuap orang untuk percaya?"

Itu bukan cara Tuhan bekerja. Tuhan menghendaki kita datang kepada-Nya karena cinta dan karena kita tahu kita membutuhkan Dia -- begitu tergantungnya dan hanya Dia yang dapat memenuhi kebutuhan itu.

Kenyataannya dari lahir sampai kita berada bersama Yesus di surga, sewaktu-waktu kita akan menderita. Beberapa orang akan memiliki tugas yang lebih berat dari yang lain, tapi penderitaan adalah tetap penderitaan.

Saya juga berpikir ketika orang lain melihat kita berpaling kepada Tuhan untuk meminta pertolongan-Nya saat masa sulit dan mereka melihat kita dapat menghadapinya, hal tersebut menjadi sebuah kesaksian bagi mereka. Kesaksian itu mungkin tidak selalu membuat mereka berpaling kepada Kristus, tetapi paling tidak mereka menyaksikan bagaimana Tuhan hadir dalam hidup kita dan membuat mereka menyadari ada sesuatu yang tidak mereka miliki.

Beberapa hari kemudian saya mempunyai pikiran baru: Penderitaan membuahkan ucapan syukur. Ketika hidup kita menjadi kacau dan kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan, kita berpaling meminta tolong kepada Tuhan dan Ia menjawab doa kita dan membebaskan kita. Tuhan berbicara kepada kita dan menenangkan kita. Dan hasilnya membuat kita bersyukur.

Waktu antara penderitaan dan pengucapan syukur adalah waktu di mana setan benar-benar menyerang pikiran kita. Setan akan memulai dengan berkata,"Jika Tuhan benar mencintai kamu, kamu tidak akan menghadapi persoalan seperti ini." Kebenarannya adalah, kita akan menghadapi persoalan jika kita orang percaya; kita akan menghadapi persoalan jika kita bukan orang percaya. Tetapi sebagai orang percaya, ada satu hal yang berbeda: kita akan mendapatkan kemenangan. Sebagai orang percaya di dalam Yesus Kristus, kita memiliki kedamaian di tengah badai. Kita dapat menikmati hidup selama kita berada dalam masa sulit, karena kita benar-benar percaya bahwa Tuhan sedang bekerja untuk membebaskan kita.

Doa: Tuanku dan Tuhanku, ampuni saya karena selalu mengingini hidup yang mudah. Saya mengakui bahwa saya tidak mau menderita dan tidak suka ketika ada yang tidak sesuai dengan kehendak saya. Tapi saya meminta Engkau untuk menolong saya untuk mempunyai sikap yang benar dan untuk percaya bahwa Engkau memiliki rancangan yang baik. Saya berdoa di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Dari buku Renungan Pikiran adalah Medan Perang oleh Joyce Meyer. Hak cipta © 2005 oleh Joyce Meyer. Diterbitkan oleh FaithWords. Hak cipta dilindungi.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 5Hari 7

Tentang Rencana ini

Battlefield of the Mind Devotional

Adakalanya kehidupan mendapati kita lengah. Saat perang mulai berkecamuk dalam pikiran Anda, musuh akan menggunakan segala perangkat gudang persenjataannya untuk melemahkan hubungan Anda dengan Tuhan. Namun Anda tak harus menjadi korbannya. Renungan ini akan memperlengkapi Anda dengan inspirasi tentang asa untuk menaklukkan kemarahan, kebingungan, kutukan, ketakutan, kecurigaan...apa pun. Pemahaman ini akan menolong Anda menyingkap rencana musuh dalam mengacaukan dan mengelabui Anda, menghadapi pola pikir yang merusak, mendapat kemenangan dalam mentransformasi pemikiran Anda, meraih kekuatan, dorongan dan, yang terpenting, kemenangan atas segala pergumulan dalam pikiran Anda. Anda punya kuasa untuk melawan dan sangat penting bahwa Anda melakukannya...walau hanya satu hari di suatu waktu!

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Joyce Meyer Ministries yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lanjut, silakan kunjungi: www.joycemeyer.org