Iman, Pengharapan, & KasihSampel
![Faith, Hope, & Love](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimageproxy.youversionapi.com%2Fhttps%3A%2F%2Fs3.amazonaws.com%2Fyvplans%2F21171%2F1280x720.jpg&w=3840&q=75)
Apakah Iman itu?
Seperti sudah disebutkan di hari ke-1, iman adalah menaruh kepercayaan atau keyakinan kita kepada sesuatu atau seseorang dan memiliki kepercayaan yang tidak berdasarkan bukti.
.Dia bertindak dengan itikad baik.
Dia berpegang teguh kepada imannya bahwa istrinya akan bertahan hidup.
Mereka mengambil segala yang kita katakan dengan iman.
Iman secara duniawi tidaklah sama dengan iman yang sedang kita bahas di sini sebagai pengikut Yesus. Tempat terbaik bagi kita untuk belajar tentang iman adalah melalui Alkitab.
Contohnya, ada iman yang luar biasa terhadap Allah yang membawa seorang gembala muda bernama Daud untuk mengalahkan seorang raksasa Filistin setinggi 9-kaki dalam peperangan (1 Samuel 17). Karena imanlah kita diselamatkan oleh kasih karunia Yesus (Efesus 2:8). Dan ketika kita memiliki keyakinan dan harapan di dalam Tuhan, kita tahu bahwa iman seperti inilah yang menyenangkan-Nya (Ibrani 11:1,6).
Kita semua memiliki keyakinan akan sesuatu, namun pertanyaannya, "Terhadap apa?" Apakah kita menaruh keyakinan kita kepada pasangan kita? Apakah kita percaya kepada pemberi kerja kita untuk memenuhi kebutuhan kita? Apakah kita bersandar kepada diri sendiri dan kemampuan kita? Kita harus menaruh iman kita kepada Allah kita yang mengasihi kita, karena suatu hari salah satu atau segala pilihan duniawi itu akan mengecewakan kita.
Alasan mengapa iman begitu penting bagi pengikut Yesus adalah karena iman membantu kita untuk benar-benar belajar mengenai Allah dan hati-Nya yang penuh kasih kepada kita. Semakin kita belajar tentang Dia dan mengalami karakter-Nya, semakin kita mempercayai-Nya saat Ia membimbing kita. Karena akan ada hari-hari di mana berbagai hal terjadi dan akal pikiran kita tidak dapat memahaminya dan penderitaan dalam sebuah situasi melebihi kemampuan kita. Di masa-masa itulah pemahaman kita tentang siapa Tuhan itu dan seberapa besar kasih--Nya kepada kita akan membantu kita untuk merasakan ketenangan dan menaruh iman kita kepada-Nya.
Bagaimana kita menjalaninya?
Mulai saja. Kita menjalani iman kita setiap kali kita memilih untuk mempercayai Allah meskipun kita takut, ketika kita menggunakan karunia roh kita untuk memberi pengaruh kepada sesama, dan ketika kita mengasihi sesama dengan menunjukkan jalan menuju Juru Selamat kita yang penuh kasih, inlahi beberapa contoh. Seiring berjalannya waktu, kita akan melihat iman kita meningkat.
Sama seperti halnya tubuh jasmani kita bertumbuh, begitu juga dengan kerohanian kita. Ini adalah perjalanan mencari Yesus sepanjang hidup dan belajar untuk mempercayai-Nya. Allah tahu isi hati kita dan mengerti bahwa menjalani iman kita seringkali disertai dengan kegelisahan dan ketakutan. Itulah sebabnya penulis kitab Ibrani menulis bahwa imanlah yang menyenangkan Allah.
Apa yang saya lakukan ketika saya kurang beriman?
Kita lakukan apa yang kita tahu akan membangun iman kita kembali. Kita memenuhi pikiran kita dengan hal-hal yang menyemangati kita dan membuat pilihan secara sadar untuk mengatakan, "Tuhan, saya tak tahu bagaimana akhirnya, namun saya percaya kepada-Mu." Dan kemudian kita bergerak maju, langkah demi langkah, sekalipun langkah tersebut sedikit goyah. Sebelum kita menyadarinya, iman kita sedang dibangun kembali.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
![Faith, Hope, & Love](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimageproxy.youversionapi.com%2Fhttps%3A%2F%2Fs3.amazonaws.com%2Fyvplans%2F21171%2F1280x720.jpg&w=3840&q=75)
Rasul Paulus menulis bahwa dari segala sesuatu dalam kehidupan, ada tiga hal yang tetap tinggal: iman, pengharapan, dan kasih. Apakah arti sesungguhnya hal ini bagi kita sebagai pengikut Yesus, dan bagaimana kita menjalaninya? Dalam rencana bacaan 4 hari ini, kita akan mempelajari lebih banyak mengenai atribut-atribut ini, dan memahami bagaimana menjalani hidup sambil menerapkan iman, pengharapan, dan kasih setiap hari.
More