Kitab MazmurSampel

RATAPAN YANG DISERTAI DOA

Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan (Mazmur 107:19)

Seorang anak muda menyukai balapan liar di jalan raya. Orang tua dan teman-temannya berulang kali mengingatkan akan bahayanya, tapi tidak dihiraukannya. Sampai kecelakaan terjadi dalam sebuah balapan. Kecelakaan itu mengakibatkan anak muda ini menjalani sisa hidupnya dengan harus memakai kursi roda. Nasehat atau teguran itu seolah dianggap membatasi kesenangan. Sering kali kita merasa paling tahu dan menganggap orang lain itu tidak penting. Tapi ketika malapetaka terjadi, penyesalan yang tersisa. 

Mazmur 106 berisi ratapan penyesalan bangsa Israel, karena mereka tidak mau mendengar teguran-teguran Allah. Mereka melupakan karya-karya Allah yang dahsyat yang dinyatakan dalam kehidupan mereka. Bangsa Israel terus berbuat dosa, walaupun Allah terus menerus melepaskan mereka dan memperlihatkan kemurahan-Nya.

Terus menyesali apa yang sudah terjadi tidak akan mengubah keadaan, tetapi ratapan yang disertai doa dapat membantu kita. 

Pemazmur mengungkapkan apa yang menyebabkan dukacitanya, lalu mulai berdoa, dan membiarkan air matanya mengalir. Dengan segera, fokusnya teralih dari kehilangan yang ia alami pada rahmat pemeliharaan Tuhan yang selalu siap sedia. "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu" (Ratapan 3:22-23). Ratapan dapat membuka jalan bagi kita untuk mengucap syukur. Dengan belajar meratap kita dapat mendapatkan pandangan yang baru terhadap suatu harapan dan kita dapat memulai proses penyembuhan serta pemulihan.