Ketika Kekecewaan MenyerangSampel

When Disappointment Strikes

HARI KE 2 DARI 4

Menerima Kekecewaan Kita 

Kita pasti senang menerima hadiah atau pujian, tapi siapa yang ingin menerima kekecewaan? Kadang terasa lebih baik duduk diam dalam kekecewaan kita daripada menghadapi dan melewatinya. Dengan tetap di posisi ini entah bagaimana kita masih bisa berpegang kepada apa yang tidak kita peroleh dan bahkan bermimpi tentang apa yang “mungkin bisa terjadi.” Tapi kita tidak bisa terus-menerus mengulangi penderitaan kita jika kita mau meninggalkan apapun yang membuat kita patah semangat dan kecewa..

Menerima kekecewaan bukan berarti kita setuju atau membiarkan sesuatu atau seseorang yang mengecewakan kita. Makna sesungguhnya adalah bahwa kita mengakui bahwa hal itu memang terjadi, dan tidak berpura-pura seolah-olah itu tidak terjadi. Ketika kita mengambil langkah ini, kita dalam perjalanan untuk berpindah dari apapun yang merampas sukacita kita menuju kepada kebebasan sejati. Jadi, mari lakukan dua hal ini untuk membantu kita menerima kekecewaan.

Sebutkan Itu
Kekecewaan adalah kesedihan yang terjadi ketika harapan dan keinginan kita tidak terpenuhi. Dan ya, bahkan pengikut Yesus sekalipun juga mengalami kekecewaan. Tapi hanya karena kita kecewa, bukan berarti kita seorang Kristen yang tidak dewasa. Bukan berarti kita tidak berharap kepada Yesus atau berpikiran dangkal. Itu hanya berarti bahwa kita mengharapkan hasil yang berbeda dari apa yang kita terima. Sekarang, apa yang terjadi dalam hidup Anda? Apakah terjadi sesuatu yang tidak Anda harapkan? Apakah perkataan seseorang melukai Anda dan sepertinya Anda sulit untuk melupakannya? Apakah ada impian yang kelihatannya semakin padam dan Anda tidak tahu bagaimana memulainya kembali? Saat Anda bisa menyebutkan kekecewaan Anda, tuliskanlah itu. 

Meratapinya
Setelah Anda menuliskannya, rasakan bagaimana jika kehilangan hal itu. Anda rindu untuk menemukan harapan, sukacita dan kebahagiaan dari salah satu hal tersebut, tapi Anda tidak mendapatkannya. Dan itu mengecewakan. Meratapi kehilangan adalah bagian yang jarang orang suka melakukannya. Kebanyakan orang memilih untuk mengabaikan rasa sakit mereka dan “terus melanjutkan hidup mereka.” Tapi, kita harus menerobos dan meratapi perasaan-perasaan yang timbul bersamaan dengan apa yang kita lihat sebagai kemunduran. Kita harus waspada agar tidak membiarkan kesedihan kita menuju pada kebinasaan. Kesedihan adalah suatu proses dan memiliki beberapa tahapan. Di setiap tahapan yang berbeda, kita mengalami kemajuan dalam penyembuhan namun masih bisa dibutakan oleh ingatan akan kekecewaan kita. Jangan resah—terus menerobos kesedihan kita adalah penting dan akan membantu kita menuju tempat di mana harapan itu hidup. 

Kisah Ayub dalam Perjanjian Lama penuh dengan kesedihan yang menghancurkan dan kekecewaan yang dahsyat. Ayub benar-benar kehilangan segalanya kecuali istrinya dan nyawanya sendiri. Ia mencoba mencari alasan yang tepat atas kehilangan anak-anaknya dan mata pencahariannya, tapi kesedihannya jauh lebih berat daripada yang dapat ditanggungnya. Namun ia tetap menyembah Tuhan dan tidak berdosa dalam penderitaannya.

Apapun yang Anda alami, sebesar apapun kehancuran yang ditimbulkan dari kekecewaan Anda, Tuhan mampu menangani kesedihan Anda, pertanyaan-pertanyaan Anda, dan amarah yang Anda rasakan dalam keputusasaan. Malah sebenarnya, Dia mau menyelesaikannya. Siapa Tuhan dan apa yang Dia miliki adalah yang Anda butuhkan selama masa-masa yang mengecewakan.  

Hari 1Hari 3

Tentang Rencana ini

When Disappointment Strikes

Anda sedang mengalami kekecewaan? Tak seorang pun dikecualikan untuk tidak mengalaminya. Tidak peduli siapa kita, kita semua akan melewati masa-masa ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Jadi, apa yang kita lakukan dengan kekecewaan kita? Salahkah kita jika merasa demikian? Dalam Rencana Bacaan Alkitab 4 hari iini, kita akan melihat bagaimana kita memahami, menerima, memproses, dan memanfaatkan kekecewaan kita untuk kebaikan.

More

Rencana Bacaan Alkitab ini dibuat dan disediakan oleh YouVersion.