Pengorbanan Tuhan dan Penebusan   

Keadilan Tuhan menuntut sebuah korban bagi dosa manusia. Sebagaimanapun Ia mengasihi ciptaanNya, Ia tidak dapat menyangkal hakikatNya sebagai Allah yang Maha Adil – barangsiapa melanggar perintahNya (berdosa) harus menerima hukuman. Namun dalam kemahakuasaanNyapun Tuhan tahu bahwa manusia tidak punya kemampuan untuk menebus dosanya. Ia tahu bahwa manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari hukuman dosa. 

Tuhan itu kudus, mulia, dan adil. Ia tidak dapat membiarkan dosa berlalu begitu saja tanpa penghukuman. Namun Tuhan juga adalah kasih, dan penuh belas kasihan. Ia pun tidak menginginkan manusia terpisah selama-lamanya dariNya dan binasa. Jalan keluar yang Tuhan sediakan bagi masalah ini adalah pendamaian melalui Yesus, Anak Tunggal Allah, menjadi korban atas dosa. Pengorbanan Yesus di kayu salib menyampaikan satu pesan singkat namun dalam: begitu sayangnya Tuhan kepada kita, sampai Ia tidak mau kita binasa! 

Keselamatan kita tidak gratis. Keselamatan kita sangat mahal harganya: nyawa. Begitu mahalnya hingga kita tidak mampu mem. Dan dalam belas kasihNya, Tuhan memberi satu-satunya jalan untuk membayar keselamatan manusia ini. Yesus Kristus menjadi korban untuk menebus dosa manusia dan membayar lunas segala hukuman atas dosa kita di atas kayu salib. Dosa hanya bisa ditebus oleh pemberian korban yang menumpahkan darah yang hidup. Di masa Perjanjian Lama, hal ini biasanya dilakukan dengan mempersembahkan korban binatang yang disembelih, lalu darahnya dipersembahkan di mezbah persembahan. Namun Yesus telah memberi diriNya menjadi korban sembelihan itu – sekali untuk selamanya dan untuk semua orang. Kini, setiap orang yang percaya kepada Yesus dan pengorbananNya di kayu salib, tidak perlu lagi melakukan hal lain untuk menebus dosa. Yang perlu dilakukan adalah percaya kepadaNya dan menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Lalu, sebagai bukti percaya kita, hidup dalam anugerah keselamatan itu dengan mengikuti perintah dan tuntunanNya.