Ahli Dalam Satu HalSampel

Master Of One

HARI KE 2 DARI 5

“Satu Hal“ Milik Yesus

Kemarin, saya berargumen bahwa untuk memuliakan Tuhan dan mengasihi sesama melalui pekerjaan kita, kita harus berusaha menjadi seorang yang "ahli dalam satu hal", daripada terhanyut menjadi "tidak ahli dalam apapun". Untuk melakukannya, kita harus mendapatkan kejelasan mengenai pekerjaan apa yang Tuhan telah ciptakan untuk kita lakukan dan keberanian untuk mengatakan “tidak” pada semua hal lainnya.

Saya pikir tak seorangpun dapat mengerti hal tersebut lebih baik daripada Yesus, yang mampu menunjukkan kesadaran luar biasa mengenai batas waktu alami dan perhatian pada kemampuan kita untuk memenuhi panggilan hidup kita, atau apa yang Yesus sebut sebagai pekerjaan yang Bapa berikan kepada-Nya untuk dilakukan-Nya (lihat Yohanes 17:4).

Dalam Lukas 9:51, dikatakan bahwa, ”Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem”. (penekanan dari saya) Gambaran tersebut bukan berarti bahwa Yesus membagi perhatian-Nya pada beribu hal yang sepele. Yesus berfokus hanya pada "satu hal" untuk-Nya: memberitakan kabar baik tentang penebusan lewat perkataan dan perbuatan.

Dalam bacaan hari ini, kita diberitahu bahwa ketika Yesus sedang "dalam perjalanan" untuk memenuhi misi tersebut, Ia berhenti sejenak di rumah Maria dan Marta dan mengajarkan sebuah pelajaran mengenai fokus, yang mereka (dan kita) sangat butuhkan. Di saat itu, kita tahu bahwa perhatian Marta terbagi pada banyak hal, sedangkan Maria hanya berfokus pada satu hal. Tanggapan Yesus? “Hanya sedikit hal yang dibutuhkan--atau sesungguhnya hanyalah satu.”

Mengomentari bacaan itu, Tim Keller mengatakannya dengan sempurna: ”[Maria] menentukan apa yang penting, dan ia tak membiarkan kebiasaan sehari-harinya mengganggunya. Oleh karena itu, ia mendapatkan keagungan yang tak pernah kita bayangkan. Karena kita lebih seperti Marta daripada Maria, kita tenggelam dalam laut biasa-biasa saja” (penekanan dari saya).

Dunia terus-menerus menekan kita untuk menjadi lebih seperti Marta daripada Maria, meyakinkan kita bahwa jalan menuju kebahagiaan dan dampaknya adalah jalan menuju lebih banyak--lebih banyak pekerjaan, komitmen, uang, dll. Namun di sini, Yesus menawarkan kepada kita sebuah cara yang lebih baik, lebih sederhana dan lebih masuk akal. Ia menawarkan kepada kita jalan yang lebih mudah namun lebih baik.

Di dunia yang penuh dengan orang seperti Marta, mari kita biarkan perkataan Yesus meresap ke semua aspek dalam hidup kita, terutama pekerjaan kita. Daripada menghamburkan karunia dan tenaga kita ke semua penjuru, mari kita cari satu pekerjaan yang kita percayai bahwa Bapa telah memberikan kepada kita untuk dikerjakan dan jadilah mahir dalam hal tersebut untuk memuliakan Dia dan untuk kebaikan sesama.

Bagaimana kita mulai menemukan "satu hal" milik kita? Pertanyaan tersebut akan kita bahas besok.

Hari 1Hari 3

Tentang Rencana ini

Master Of One

Lawan dari kemahiran adalah sedang-sedang saja, dan sedang-sedang saja sama halnya dengan kegagalan atas kasih dan penggambaran yang salah tentang Allah. Dalam Rencana Bacaan ini, Anda akan mempelajari mengapa orang-orang Kristen harus memiliki standar mutu tertinggi dalam pekerjaan kita, apa yang harus kita cari dalam "satu hal" kita dan bagaimana Anda dapat mencapai kemahiran dalam bidang keahlian Anda bagi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jordan Raynor yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.jordanraynor.com/masterofone