Kekristenan Dan Profesionalisme 6Sampel
LAIN LADANG
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Efesus 4:32)
Profesional, suatu kali saya jalan-jalan ke sebuah pasar tradisional di Mesir. Ada seorang anak SMP yang ikut dengan saya. Dia ingin membeli oleh-oleh untuk keluarga di Indonesia. Ketika melihat sebuah patung sphinx (patung singa berkepala manusia di Mesir), dia memintaku untuk menawarkannya. Oleh penjualnya tidak diberikan. Dia bahkan ngomel-ngomel karena barangnya ditawar. Namun, setelah kami berjalan jauh, kami dikejar penjualnya dan barang itu diberikan dengan harga yang saya tawar. Sesampai di hotel, barang itu dibuka, eh ternyata yang diberikan adalah patung yang cacat.
Di lain waktu, saya hendak membeli oleh-oleh mainan untuk anak bungsu saya di sebuah toko di Australia. Ketika barang itu saya bawa ke kasir, kasirnya berkata, “Pak, barang ini sudah rusak bungkusnya. Jadi, harganya kami potong!” Saya merasa surprise karena saya tetap mau membeli dengan harga normal karena bagi saya bungkusnya tidak penting. Namun, kasir di toko mainan itu sungguh baik.
Profesional, lain ladang lain belalang, lain penjual lain pula perilakunya. Jika kita menginginkan profit instant, kita bisa meniru pedagang di Mesir itu. Sebaliknya, jika kita ingin memiliki pelanggan seumur hidup, kita perlu berlaku ramah dan bersikap profesional. Pilihan Anda menentukan kesuksesan atau kehancuran bisnis Anda!
Doa: Bapa, jadikan saya seorang yang ramah terhadap orang lain dan berperilaku bijak sehingga Engkau dimuliakan.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Tidak ada hubungan antara iman dan hidup keseharian! Pemikiran seperti ini seringkali masih dimiliki oleh orang Kristen. Tidaklah mengejutkan jika seseorang akan menjadi orang yang berbeda pada waktu yang berbeda dan di tempat yang berbeda. Di dalam area agama, seseorang akan menggunakan kitab suci dan pengajaran agamanya sebagai acuan kebenaran. Sementara di dalam kehidupan profesi, standar kebenaran diukur dengan alat yang lain seperti uang, prestasi, kekuasaan, atau kenyamanan.
More
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Xavier Quentin Pranata yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://xavier.web.id