Our Daily Bread - Dasar-Dasar AlkitabSampel

Our Daily Bread - Bible Basics

HARI KE 7 DARI 12

 

Perjanjian Baru melengkapi cerita yang dimulai di Perjanjian Lama. Hal ini menceritakan tentang kedatangan Yesus Kristus, Mesias orang Yahudi yang sudah lama dinantikan. Meskipun Ia tidak menuliskan apapun tentang itu, Perjanjian Baru adalah buku-Nya. Di sana tertulis pengajaran-Nya dan kisah kehidupan-Nya, kematian, dan kebangkitan-Nya. Pengikut-Nya mengaku bahwa mereka menulis dan berbicara dengan otoritas yang diberikan Allah. Buku ini memiliki dampak yang lebih mendalam dan kontroversial di dunia daripada buku lain yang pernah ditulis.  

Jutaan Orang menyukainya. Selama berabad-abad, orang-orang yang dipenjara oleh dosa telah menemukan kehidupan dan kebebasan melalui iman di dalam Satu Perjanjian Baru yang ditulis untuk diberitakan. Mereka yang ditawan oleh jeruji besi dan tembok, seperti Fyodor Dostoevski di Siberia dan narapidana kamp konsentrasi, sudah menemukan kemerdekaan pikiran, hati dan jiwa melalui perkataan yang tertulis. Orang-orang yang terbelenggu dalam tubuh yang rusak, atau dibelenggu oleh penderitaan fisik, atau disiksa oleh musuh yang tidak terlihat, atau diperbudak dalam kegelapan spiritual, atau terikat oleh legalisme tanpa henti, atau dilumpuhkan oleh keraguan diri yang menakutkan telah menanggapi dengan iman atas pesan kebebasannya. Mereka melangkah menuju terang Allah yang membebaskan, kasih yang tidak pernah berubah, sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Baru.  

Jutaan Orang membencinya. Para kaisar seperti Nero dan Diokletianus mencoba menghancurkan Perjanjian Baru. Filosofis seperti Voltaire mengumumkannya sebagai buku kebohongan yang mati. Ilmuwan sosial mencemooh solusi atas masalah manusia yang dikemukakan oleh orang Galilea yang rendah hati. Kaum modernis dan futuris telah melabeli moralnya sebagai sesuatu yang sangat ketinggalan zaman dan menyatakannya sebagai buku untuk masa lalu—buku tanpa kuasa untuk membuat dampak di dunia abad 21. 

Meski demikian, Perjanjian Baru tetap ada. Pesan membara yang sama yang menaklukkan dunia Romawi, menyalakan api Reformasi, dan memicu kebangkitan besar abad ke-19 terus menyala dengan kecerahan yang membebaskan. 

Mengapa kumpulan 27 buku yang ditulis pada paruh terakhir abad pertama oleh beberapa pengikut Mesias Yahudi yang bersemangat ini memiliki pengaruh yang sedemikian besar? Sebab buku itu merupakan bagian dari Alkitab, satu buku di seluruh dunia yang bisa membawa kita kepada Allah. Injil Yesus Kristus mempunyai kuasa untuk mematahkan rantai yang mengikat kita. Ya, Perjanjian Baru membawa Allah kepada kita dan bisa membawa kita kepada Dia. Lewat buku ini, kita bisa mengenal Dia secara pribadi, dengan cara yang membebaskan dan menumbuhkan.

Latar Belakang Perjanjian Baru

Allah berdiam diri selama 400 tahun. Orang Israel yang saleh telah menunggu dalam kesia-siaan untuk Tuhan kembali berbicara dan Mesias yang mereka antisipasi untuk datang kembali. Tapi tidak ada yang dinyatakan sejak nabi Maleakhi meletakkah pena-nya, menyelesaikan Perjanjian Lama. Kemudian tiba-tiba, dengan tegas, dan sapuan yang lebar, Allah menyatakan diri-Nya dalam dua cara: (1) melalui kedatangan Yesus Kristus, Anak-Nya, dan (2) melalui penulisan Perjanjian Baru. 

Dunia berubah drastis setelah masa sunyi 400 tahun. Palestina sendiri sangat berbeda dari masa pergumulan ketika orang Yahudi yang setia kembali dari Babel untuk membangun kembali bait mereka dan membangun kembali tembok Yerusalem. 

Untuk memahami dampak kedatangan Kristus dan latar belakang Perjanjian Baru, kita perlu mengenal kekuatan politik, sosial, ekonomi, dan agama yang hidup di tempat di mana Tuhan Yesus dilahirkan. 

Dunia Romawi. Roma adalah kekuatan utama di dunia pada abad pertama. Tentaranya memimpin dengan kekuatan dan ketelitian di seluruh Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, bangsa demi bangsa ditaklukkan. Palestina jatuh ke tangah Jenderal Pompei pada 63 SM. Meskipun dikenakan pajak sangat besar, Israel diuntungkan dari pemerintahan Romawi:

Damai. Dunia damai di masa Perjanjian Baru.
 

Pemerintah. Kaisar memiliki kekuatan untuk memaksa gubernur yang berkuasa untuk memerintah dengan baik. Dalam banyak kasus, hal ini mencegah mereka mengumpulkan kekayaan pribadi yang besar dengan mengorbankan rakyat.
 

Perjalanan. Karena perdamaian Romawi, orang dapat bepergian dengan bebas dari satu negara ke negara lain.
 

Komunikasi. Aliran informasi masa itu adalah yang terbaik yang dikenal dunia masa itu. Karena faktor ini, Kekristenan mendapat pijakan yang kokoh dan bertumbuh pesat di bawah pemerintahan Romawi. 

Pengaruh Yunani. Walaupun Kerajaan Yunani telah runtuh sebelum masa Perjanjian Baru, namun pengaruhnya tetap kuat dalam hal berikut:

Bahasa. Penaklukan Aleksander Agung (331–322 SM) membuat bahasa Yunani menjadi bahasa dominan dalam peradaban dunia. Saat tentara Romawi menguasai daerah, mereka tetap mendorong penggunaannya. Hal ini menguntungkan Kekristenan karena: (1) bahasa yang sama membuat penyebaran injil lebih mudah, dan (2) Perjanjian Baru dituliskan dalam bahasa Yunani dan bisa dipahami oleh semua orang. 

Budaya. Pemikiran Yunani dihadapkan pada pertanyaan dasar tentang manusia, kehidupan, dan supernatural. Dengan demikian, para penyair, dramawan, dan filsuf Yunani telah mempersiapkan jalan untuk jawaban yang memuaskan yang dibawa oleh Kekristenan ke dunia yang sedang mencari dan tidak puas. 

Latar Belakang Yahudi. Latar belakang Yahudi dari Perjanjian Baru sangat penting karena: (1) Kekristenan lahir dalam lingkungan Yahudi, dan (2) Kekristenan berakar dalam apa yang telah Allah nyatakan kepada umat-Nya melalui Perjanjian Lama. 

Saat Kristus masih hidup di dunia, Yudea diperintah oleh pejabat yang ditunjuk oleh Roma. Meski demikian, para Yahudi dibiarkan untuk menjalankan urusan mereka sendiri. Mereka melakukannya melalui Sanhedrin, lembaga dari 70 pemimpin imam tertinggi. 

Kehidupan beragama Israel dipusatkan dalam dua lembaga. Yang pertama adalah bait suci, yang dibangun kembali oleh Herodes yang Agung. Struktur bangunannya luar biasa, dibangun untuk menenangkan orang Yahudi. Ritual Perjanjian Lama dilakukan dengan rumit oleh orang-orang Yahudi yang taat dari semua lapisan masyarakat. Kedua, sinagoga, adalah pusat ibadah dan pengajaran yang tersebar di seluruh negeri. Pelayanan mereka sederhana, terdiri dari doa, pembacaan Kitab Suci, dan penjelasan. Anak laki-laki Yahudi dididik di sinagoga, dan pembelajaran mereka terutama bersifat keagamaan. Ke dalam kombinasi pemerintahan Romawi, pemikiran Yunani, dan tradisi Yahudi inilah Yesus lahir dan agama Kristen berakar. 


Hari 6Hari 8

Tentang Rencana ini

Our Daily Bread - Bible Basics

Apakah Anda penasaran dengan Alkitab? Adakah salah satu dari padanya relevan untuk saat ini? Renungan Dasar Alkitab memberikan pandangan menyeluruh untuk Anda tentang Alkitab dan akan menunjukkan bagaimana Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru saling mengisi satu sama lain. Anda akan temukan pemahaman rohani yang akan berbicara ke dalam hati Anda hari ini dan memberi pengertian mengapa Alkitab bisa menjadi buku yang bertahan lama dan berpengaruh. Mulailah hari ini--hanya dua belas hari, 5 menit renungan dengan bacaan Alkitab harian.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Our Daily Bread yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://www.ChristianUniversity.org