Jadilah Pembawa DamaiSampel

Menjadi Pembawa Damai

Pernahkah kamu memposting sesuatu yang sifatnya kontroversial di dunia maya hanya untuk melihat bagaimana reaksi orang yang membacanya? Kalau tidak, saya yakin kamu memiliki teman yang pernah melakukannya bukan?

Yesus tidak takut kontroversi, tapi DIA juga tidak dengan sengaja mencarinya.

Bagaimana kita menyajikan dan terlibat dalam topik kontroversial dapat mempengaruhi orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita tidak dipanggil untuk membuat kontroversi, kita dipanggil untuk membela apa yang benar; tetapi apakah ini berarti mengorbankan kapasitas kita untuk mengasihi? Pertama dan terutama, kita dipanggil untuk mengasihi. Bahkan mereka yang melakukan kesalahan, dibuat menurut gambar Allah. Kita harus mengasihi mereka terlebih dahulu. Kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai.
Kamu menjadi seorang pembawa damai yang secara aktif berusaha menyelesaikan apa yang telah rusak dan menyakitkan di dunia ini.

Kontroversi memberikan kita peluang untuk membiarkan kasih itu bersinar menjadi sebuah suara yang menghargai martabat setiap orang. Daripada memihak ke salah satu pihak yang berargumen di dalamnya, lebih baik tanyakan pada diri sendiri “Bagaimana saya bisa mengambil sisi lain dari kontroversi tersebut untuk mengasihi, menghormati dan menghargai martabatnya?”

Cara pendekatanmu terhadap topik sensitif di media sosial dapat menjadi representasi yang lebih baik tentang siapa Yesus, daripada memenangkan argumen. Menjadi pembawa damai tidak berarti menghindari topik kontroversial. Itu berarti berbicara kebenaran dengan cara yang membuat orang lain merasa dicintai dan dihormati.