Yohanes 1:10-50

Yohanes 1:10-50 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Sabda ada di dunia, dunia dijadikan melalui Dia, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang ke negeri-Nya sendiri tetapi bangsa-Nya tidak menerima Dia. Namun ada juga orang yang menerima Dia dan percaya kepada-Nya; mereka diberi-Nya hak menjadi anak Allah, yang dilahirkan bukan dari manusia, sebab hidup baru itu dari Allah asalnya. Sabda sudah menjadi manusia, Ia tinggal di antara kita, dan kita sudah melihat keagungan-Nya. Keagungan itu diterima-Nya sebagai Anak tunggal Bapa. Melalui Dia kita melihat Allah dan kasih-Nya kepada kita. Yohanes datang sebagai saksi-Nya, ia mewartakan: “Inilah Dia yang kukatakan: Dia akan datang lebih kemudian dari aku, tetapi lebih besar dari aku, sebab sebelum aku ada, Dia sudah ada.” Ia penuh kasih; tiada hentinya Ia memberkati kita. Hukum Tuhan kita terima melalui Musa. Tetapi kasih dan kesetiaan Allah dinyatakan melalui Yesus Kristus. Tak ada yang pernah melihat Allah, selain anak tunggal Bapa, yang sama dengan Bapa dan erat sekali kepada-Nya. Dialah yang menyatakan Bapa kepada kita. Para penguasa Yahudi di Yerusalem menyuruh imam-imam dan orang-orang Lewi pergi kepada Yohanes dan menanyakan kepadanya, “Engkau ini siapa?” Yohanes mengaku dengan terus terang, “Saya bukan Raja Penyelamat.” “Kalau begitu, engkau siapa?” tanya mereka. “Apakah engkau Elia?” “Bukan,” jawab Yohanes. “Apakah engkau Sang Nabi?” tanya mereka lagi. “Bukan,” jawabnya. “Kalau begitu, katakanlah kepada kami siapa engkau ini,” kata mereka, “supaya kami dapat memberi jawaban kepada orang-orang yang menyuruh kami. Apa katamu tentang dirimu sendiri?” Yohanes menjawab, “Sayalah dia yang dikatakan oleh Nabi Yesaya: ‘Orang yang berseru di padang pasir: Ratakanlah jalan untuk Tuhan.’ ” Orang-orang yang diutus oleh orang Farisi bertanya, “Kalau engkau bukan Raja Penyelamat, bukan Elia, bukan juga Sang Nabi, mengapa engkau membaptis?” Yohanes menjawab, “Saya membaptis dengan air. Tetapi di tengah-tengah kalian ada orang yang tidak kalian kenal. Ia datang lebih kemudian dari saya, tetapi untuk membuka tali sepatu-Nya pun saya tidak layak.” Semuanya itu terjadi di Betania, sebelah timur Sungai Yordan tempat Yohanes membaptis. Keesokan harinya, Yohanes melihat Yesus datang kepadanya. Lalu Yohanes berkata, “Lihat, itulah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah yang saya katakan akan datang kemudian dari saya, tetapi lebih besar dari saya, sebab sebelum saya lahir, Dia sudah ada. Sebelumnya, saya tidak tahu siapa Dia itu. Padahal saya datang membaptis dengan air supaya bangsa Israel mengenal Dia.” Yohanes juga memberi kesaksian ini, “Saya melihat Roh Allah turun seperti merpati dari langit lalu tinggal di atas-Nya. Waktu itu saya belum tahu siapa Dia. Tetapi Allah yang menyuruh saya membaptis dengan air sudah berkata kepada saya, ‘Bila engkau melihat Roh Allah turun, lalu tinggal di atas seseorang, Dialah yang akan membaptis dengan Roh Allah.’ Saya sudah melihat-Nya sendiri,” kata Yohanes, “dan saya memberi kesaksian bahwa Dialah Anak Allah.” Keesokan harinya Yohanes ada di tempat itu lagi dengan dua pengikutnya. Ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata, “Lihat! Itulah Anak Domba Allah.” Kedua pengikut Yohanes mendengar kata-kata itu, lalu pergi mengikuti Yesus. Yesus menoleh ke belakang, dan melihat mereka sedang mengikuti Dia. Ia bertanya, “Kalian mencari apa?” Jawab mereka, “Rabi, di manakah Rabi tinggal?” (Kata ‘Rabi’ artinya guru.) “Mari lihat sendiri,” kata Yesus. Mereka pergi dengan Dia dan melihat di mana Ia tinggal. Waktu itu pukul empat sore. Hari itu mereka tinggal bersama Dia. Salah satu dari kedua orang yang telah mendengar apa yang dikatakan Yohanes dan kemudian pergi mengikuti Yesus, adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Cepat-cepat Andreas mencari Simon, saudaranya, dan berkata kepadanya, “Kami sudah bertemu dengan Mesias!” (Mesias sama dengan Kristus, yaitu: Raja Penyelamat.) Andreas mengantar Simon kepada Yesus. Yesus menatap Simon, lalu berkata, “Engkau Simon, anak Yona. Engkau akan disebut Kefas.” (Kefas sama dengan Petrus, artinya: gunung batu.) Keesokan harinya Yesus memutuskan untuk pergi ke Galilea. Ia berjumpa dengan Filipus, dan berkata kepadanya, “Mari ikut Aku!” Filipus berasal dari Betsaida, yaitu tempat tinggal Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami sudah menemukan orang yang disebut oleh Musa dalam Buku Hukum Allah, dan yang diwartakan oleh nabi-nabi. Dia itu Yesus dari Nazaret, anak Yusuf.” Tetapi Natanael menjawab, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” “Mari lihat sendiri,” jawab Filipus. Yesus melihat Natanael datang, lalu berkata tentang dia, “Lihat, itu orang Israel sejati. Tak ada kepalsuan padanya.” “Bagaimana Bapak mengenal saya?” tanya Natanael kepada Yesus. Yesus menjawab, “Sebelum Filipus memanggilmu, Aku sudah melihat engkau di bawah pohon ara itu.” “Bapak Guru,” kata Natanael, “Bapak adalah Anak Allah! Bapaklah Raja bangsa Israel!” Yesus berkata, “Engkau percaya, hanya karena Aku mengatakan bahwa Aku sudah melihat engkau di bawah pohon ara itu? Hal-hal yang jauh lebih besar dari itu akan kaulihat!”

Yohanes 1:10-50 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Dari mulanya, Dia yang disebut Firman sudah berada di dalam dunia ini. Dunia ini diciptakan oleh Dia, tetapi orang-orang yang ada di dunia ini tidak mengenal Dia. Dia datang kepada bangsa yang sudah dipilih-Nya, tetapi sebagian besar dari mereka tidak mau percaya kepada-Nya. Namun kepada setiap orang yang menerima-Nya, Dia memberikan hak untuk menjadi anak-anak Allah. Yang dimaksud ‘menerima Dia’ adalah percaya kepada-Nya. Mereka menjadi anak-anak Allah bukan karena dilahirkan melalui kelahiran jasmani, melainkan kelahiran rohani. Dan hal itu bukan karena keinginan atau rencana manusia, tetapi Allah sendiri yang menjadikan mereka sebagai anak-anak-Nya. Sang Firman menjadi manusia dan tinggal bersama-sama dengan kita. Sebagian dari kita sudah menyaksikan kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak satu-satunya dari Bapa. Kita mengenal semua kebaikan hati Allah kepada kita melalui Firman itu, dan Dia sangat layak untuk dipercaya. Waktu Yohanes memberi kesaksian tentang Firman itu, dia berkata dengan suara keras, “Inilah Dia yang saya maksudkan waktu saya berkata, ‘Dia yang datang sesudah saya jauh lebih penting daripada saya, sebab jauh sebelum saya dilahirkan, Dia sudah ada.’” Benar sekali, Firman itu sangat layak untuk dipercaya, dan melalui Dia kita terus-menerus menerima bukti kebaikan hati Allah kepada kita. Memang Allah memberikan hukum Taurat kepada kita melalui Nabi Musa, tetapi kita sudah menerima bukti kebaikan hati-Nya dan ajaran benar yang pantas kita percaya melalui Yesus, yang adalah Kristus. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah, kecuali Dia yang adalah Anak satu-satunya dari Bapa. Dialah yang dapat memperkenalkan Allah kepada kita, karena Dia bersatu dengan Allah Bapa. Ketika Yohanes sedang bersaksi tentang Kristus, para pemimpin Yahudi dari Yerusalem menyuruh beberapa imam dan pelayan-pelayan dari keturunan Lewi untuk bertanya kepadanya, “Kamu melayani dengan jabatan apa?” Dengan terus terang Yohanes mengaku, “Saya bukan Kristus.” Lalu mereka bertanya kepadanya, “Kalau begitu, bagaimana? Apakah kamu pengganti Nabi Elia yang dinubuatkan itu?” Yohanes menjawab, “Bukan.” Mereka bertanya lagi, “Apakah kamu nabi yang sudah dinubuatkan untuk menggantikan Musa?” Dia menjawab, “Bukan.” Lalu mereka bertanya lagi kepada dia, “Jadi sebenarnya tugasmu sebagai apa? Tolong jawab, supaya kami bisa menyampaikan jawabanmu kepada mereka yang menyuruh kami datang kepadamu. Mohon berikan penjelasan tentang dirimu.” Jawab Yohanes, “Saya inilah orang yang dimaksud Nabi Yesaya waktu dia bernubuat, ‘Kelak akan ada orang yang berseru-seru di padang belantara: Marilah kita bersiap-siap untuk bertemu dengan Tuhan!’” Sebagian dari orang yang disuruh datang menemui Yohanes itu adalah anggota kelompok agama Yahudi yang disebut Farisi. Lalu mereka berkata kepada Yohanes, “Jadi, kalau kamu bukan Kristus, bukan pengganti Elia, dan bukan nabi yang dinubuatkan Musa, kenapa kamu membaptis orang?” Jawab Yohanes, “Saya membaptis dengan air, tetapi di tengah-tengah kalian ada Seorang yang belum kalian kenal. Dialah yang datang sesudah saya, dan kedudukan-Nya lebih tinggi daripada saya. Saya tidak layak melayani Dia, sekalipun hanya membukakan tali sandal-Nya.” Semua itu terjadi di dekat desa Betania, tempat Yohanes membaptis. (Tempat itu terletak di sebelah timur sungai Yordan.) Pada hari berikutnya, Yohanes melihat Yesus datang kepadanya. Lalu Yohanes berkata kepada orang-orang yang ada di situ, “Lihat! Dia itulah Anak Domba Allah! Dialah yang akan menghapuskan dosa manusia di dunia. Dialah yang saya maksudkan waktu saya berkata, ‘Seseorang yang datang sesudah saya jauh lebih tinggi kedudukan-Nya daripada saya, karena Dia sudah ada lama sebelum saya dilahirkan.’ Dulu saya sendiri pun tidak mengenal Dia. Tetapi Allah mengutus saya untuk membaptis orang-orang Israel dengan air supaya mereka bisa mengenal Dia, bahwa Dia adalah Kristus.” Yohanes berkata lagi, “Dulu, memang saya tidak mengenal siapa Kristus itu, tetapi Allah, yang mengutus saya untuk membaptis orang dengan air, sudah memberitahukan kepada saya seperti ini, ‘Kamu akan melihat Roh-Ku turun ke atas Seseorang dan tinggal di atas-Nya. Dialah yang akan membaptis dengan Roh-Ku.’” Lalu kata Yohanes lagi, “Dan saya sudah melihat hal itu! Saya melihat Roh Kudus turun dari langit seperti burung merpati dan hinggap di atas Dia. Oleh karena itu, saya bersaksi kepada kalian bahwa memang benar: Dia itulah Anak Allah.” Keesokan harinya, Yohanes Pembaptis berdiri lagi di tempat itu bersama kami, dua orang dari murid-muridnya. Waktu dia melihat Yesus sedang lewat, dia berkata, “Lihat, itulah Dia— Anak Domba Allah!” Mendengar ucapannya itu, kami berdua langsung mengikuti Yesus dari belakang. Ketika Yesus berbalik dan melihat kami sedang mengikuti-Nya, Dia bertanya, “Kalian mencari apa?” Kami menjawab, “Rabi tinggal di mana?” (Panggilan ‘Rabi’ berasal dari bahasa Ibrani yang artinya ‘Guru.’) Lalu jawab Yesus, “Mari ikutlah, nanti kalian akan melihatnya.” Maka kami mengikuti Dia dan melihat di mana Dia tinggal. Mulai hari itu, kira-kira jam empat sore, kami tinggal bersama-sama dengan-Nya. Nama teman saya yang tadi juga mendengar perkataan Yohanes Pembaptis kemudian mengikut Yesus adalah Andreas. Dia punya saudara bernama Simon. Lalu Andreas segera mencari saudaranya itu dan berkata, “Kami sudah bertemu dengan Mesias!” (Mesias artinya ‘Kristus.’) Andreas mengajak Simon datang kepada Yesus. Ketika Yesus melihat Simon, Dia berkata kepadanya, “Namamu adalah Simon anak Yunus. Tetapi Aku memberikan nama baru kepadamu, yaitu Kefas.” (‘Kefas’ adalah kata dalam bahasa Aram yang mempunyai arti sama dengan kata ‘petrus’ dalam bahasa Yunani. Kedua kata itu berarti ‘batu besar.’) Itulah sebabnya Simon sering disebut Petrus. Hari berikutnya, Yesus memutuskan untuk berangkat ke daerah Galilea. Dalam perjalanan, Dia bertemu dengan Filipus lalu berkata kepadanya, “Mari, ikutlah Aku!” Filipus berasal dari kota Betsaida, sama seperti Andreas dan Petrus. Sesudah itu, Filipus mencari Natanael dan berkata kepadanya, “Kami sudah menemukan orang yang dinubuatkan Musa dalam Kitab hukum Taurat dan yang dinubuatkan oleh para nabi juga. Dia adalah Yesus anak Yusuf, dari kampung Nazaret.” Tetapi jawab Natanael kepada Filipus, “Nazaret?! Tidak mungkin ada orang baik berasal dari sana!” Lalu Filipus menjawab, “Ayo ikut dan lihatlah sendiri!” Waktu Yesus melihat Natanael datang, Dia berkata tentang Natanael kepada kami, “Lihat, dia itu orang Israel sejati yang tidak mungkin menipu.” Natanael bertanya, “Bagaimana Bapak bisa tahu tentang saya?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggilmu ke sini, Aku sudah melihat kamu sedang duduk di bawah pohon ara.” Lalu Natanael berkata kepada Yesus, “Guru, Engkau adalah Anak Allah! Raja orang Israel!” Dan Yesus menjawab dia, “Apakah kamu percaya hanya karena Aku mengatakan kepadamu bahwa Aku sudah melihatmu duduk di bawah pohon ara? Nanti kamu akan melihat hal-hal yang jauh lebih ajaib daripada itu.”

Yohanes 1:10-50 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

Tetapi, walaupun dunia diciptakan oleh-Nya, dunia tidak mengenal-Nya ketika Ia datang. Di negeri-Nya sendiri pun dan di antara umat-Nya, bangsa Yahudi, Ia tidak diterima. Tetapi semua orang yang menerima Dia, diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah. Yang harus mereka lakukan hanyalah percaya bahwa Ia berkuasa menyelamatkan mereka. Semua orang yang percaya akan dilahirkan kembali! Tetapi bukan kelahiran jasmani, sebagai hasil dari nafsu atau rencana manusia, melainkan karena kehendak Allah. Yang adalah Firman telah menjadi manusia dan hidup di dunia ini di antara kita. Ia penuh dengan kasih karunia dan kebenaran. Beberapa di antara kita telah melihat kemuliaan-Nya—kemuliaan Anak tunggal dari Bapa surgawi. Yohanes menyatakan Dia kepada orang banyak dan berkata kepada mereka, “Inilah Orang yang kumaksudkan ketika aku berkata, ‘Akan datang Seseorang yang jauh lebih besar daripada aku—karena Ia telah ada lama sebelum aku ada.’ ” Kita sekalian telah menikmati kasih karunia-Nya, yaitu berkat-berkat-Nya yang melimpah ruah ke atas kita. Karena Musa hanya memberikan Taurat disertai tuntutannya, tetapi kasih karunia dan kebenaran Allah datang kepada kita melalui Yesus, yang adalah Mesias. Sesungguhnya tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi Anak-Nya yang tunggal sudah melihat-Nya, karena Dialah sekutu Bapa yang telah menceritakan segala sesuatu tentang Dia kepada kita. Para pemimpin orang Yahudi mengutus para imam dan imam pembantu dari Yerusalem untuk bertanya kepada Yohanes apakah dia Mesias. Dengan tegas ia menjawab, “Aku bukan Mesias.” “Kalau begitu, siapakah engkau?” tanya mereka. “Apakah engkau Elia?” “Bukan,” jawabnya. “Apakah engkau Nabi itu?” “Bukan.” “Jadi, siapakah engkau? Katakanlah kepada kami, agar kami dapat memberi jawaban kepada mereka yang mengutus kami. Apa yang dapat kaukatakan mengenai dirimu sendiri?” Ia menjawab, “Akulah yang dinubuatkan oleh Yesaya sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun, ‘Luruskanlah jalan bagi Tuhan!’ ” Kemudian mereka yang telah diutus oleh orang-orang Farisi itu bertanya kepadanya, “Jikalau engkau bukan Mesias atau Elia atau Nabi itu, mengapa engkau berani membaptis?” Yohanes berkata kepada mereka, “Aku membaptiskan dengan air, tetapi di antara kalian ada Dia yang tidak kalian kenal. Dia datang setelah aku tetapi untuk membuka kasut-Nya pun aku ini tidak layak.” Peristiwa ini terjadi di Betania, sebuah kampung di seberang Sungai Yordan, di mana Yohanes mengadakan pembaptisan. Keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya, lalu ia berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia ini! Dialah yang kumaksudkan ketika aku berkata, ‘Tidak lama lagi akan datang Seseorang yang jauh lebih besar daripada aku dan yang telah lama ada sebelum aku ada.’ Dahulu aku tidak tahu bahwa Dialah orangnya, tetapi di sini aku membaptiskan dengan air untuk menyatakan Dia kepada bangsa Israel.” Kemudian Yohanes menceritakan bahwa ia melihat Roh Kudus dalam rupa seekor burung merpati turun dari langit dan hinggap di atas Yesus. “Aku tidak tahu bahwa Dialah orangnya,” kata Yohanes pula, “tetapi, ketika Allah mengutus aku untuk membaptiskan orang, Ia berkata kepadaku, ‘Jika engkau melihat Roh Kudus turun dan hinggap ke atas Seseorang, maka Dialah yang kaucari. Dialah yang membaptiskan dengan Roh Kudus.’ Aku telah melihat hal itu terjadi pada Orang ini. Karena itu, aku memberi kesaksian, bahwa Ia adalah Anak Allah.” Keesokan harinya, ketika Yohanes sedang berdiri bersama dengan dua orang muridnya, lewatlah Yesus. Yohanes memandang Dia, lalu berkata, “Lihat! Itulah Anak Domba Allah!” Kedua murid Yohanes itu berpaling, lalu mengikuti Yesus. Yesus menoleh dan melihat mereka mengikuti. “Kalian mau apa?” tanya-Nya. “Guru,” sahut mereka, “di manakah Guru tinggal?” “Ikutlah dan lihat sendiri,” kata-Nya. Lalu mereka itu mengikut Dia ke tempat Ia tinggal dan berdiam bersama Dia dari jam empat petang sampai malam hari. (Salah seorang dari keduanya ialah Andreas, saudara Simon Petrus.) Kemudian Andreas pergi mendapatkan Simon dan berkata, “Kami telah menemukan Mesias!” Lalu dibawanya Simon kepada Yesus. Yesus menatap Simon sejenak, lalu berkata, “Engkau adalah Simon, anak Yohanes, tetapi engkau akan dinamakan Petrus, artinya batu karang.” Keesokan harinya Yesus memutuskan untuk pergi ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, “Marilah, ikut Aku!” kata-Nya. (Filipus berasal dari Betsaida, kampung halaman Andreas dan Petrus.) Kemudian Filipus pergi mencari Natanael serta berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias—Orang yang telah diberitakan oleh Musa dan para nabi! Nama-Nya Yesus, putra Yusuf dari Nazaret.” “Nazaret?” seru Natanael. “Mungkinkah sesuatu yang baik berasal dari sana?” “Mari, ikutlah dan lihat sendiri,” sahut Filipus. Ketika mereka hampir sampai, Yesus berkata, “Inilah orang yang jujur, putra Israel sejati.” “Bagaimana Engkau mengetahui perangai saya?” tanya Natanael. Yesus menjawab, “Aku melihat engkau di bawah pohon ara, sebelum Filipus menemukan engkau.” Natanael menyahut, “Engkau adalah Anak Allah, Raja Israel!” Yesus bertanya kepadanya, “Apakah engkau percaya, karena Aku berkata bahwa Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara? Engkau akan melihat bukti-bukti yang lebih besar daripada ini.

Yohanes 1:10-50 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Firman itu telah ada di dunia dan dunia diciptakan melalui-Nya, tetapi dunia tidak mengenali-Nya. Ia datang ke dunia yang adalah milik-Nya, tetapi umat milik-Nya sendiri tidak menerima-Nya. Tetapi banyak orang menerima-Nya dan percaya kepada-Nya dan Ia memberi mereka hak menjadi anak-anak Allah. Benar, mereka menjadi anak-anak Allah bukan melalui kelahiran. Juga tidak melibatkan keinginan manusiawi. Allah sendiri membuat mereka anak-anak-Nya. Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa. Ia dipenuhi dengan anugerah dan kebenaran Allah. Yohanes membicarakan tentang Dia ketika ia membuat pengumuman: “Inilah Dia yang aku bicarakan ketika aku bilang, ‘Ia yang datang setelah aku lebih besar daripadaku, sebab Ia telah ada sebelum aku dilahirkan.’” Ia sangat penuh dengan anugerah dan kebenaran Allah yang kita terima dari-Nya satu berkat demi berkat lainnya. Maksudnya, hukum Taurat diberikan kepada kita melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus. Tiada seorang pun yang pernah melihat Allah. Kecuali Anak satu-satu-Nya, yang adalah Allah sendiri, telah menunjukkan kita seperti apakah Allah. Ia sangat dekat dengan Bapa sehingga melihat Dia adalah seperti melihat Allah. Para pemimpin Yahudi di Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang Lewi kepada Yohanes untuk bertanya kepadanya, “Siapakah kamu?” Yohanes mengatakan kebenaran kepada mereka. Tanpa ragu-ragu, ia berkata secara terbuka dan apa adanya, “Aku bukanlah Mesias.” Mereka bertanya kepadanya, “Kalau begitu, siapakah kamu? Apakah kamu Elia?” Ia menjawab, “Bukan, aku bukan Elia.” Mereka bertanya, “Apakah kamu Nabi itu?” Ia menjawab, “Bukan, aku bukan Nabi itu.” Lalu mereka bertanya, “Siapakah kamu? Jelaskanlah dan berikanlah kami jawaban untuk disampaikan kepada mereka yang mengutus kami. Menurutmu, siapakah kamu ini?” Yohanes menjawab mereka dengan menggunakan perkataan Nabi Yesaya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang belantara: ‘Luruskanlah jalan bagi Tuhan!’” Orang-orang Yahudi yang diutus itu berasal dari golongan Farisi. Mereka berkata kepada Yohanes, “Kamu bilang bahwa kamu bukan Mesias, bukan Elia atau Nabi itu. Lalu mengapa kamu membaptiskan orang-orang?” Yohanes menjawab, “Aku membaptis dengan air, tetapi dari antara bangsamu sendiri ada Seorang yang tidak kamu kenal. Ialah yang akan datang setelah aku. Bahkan, untuk melepaskan tali sandal-Nya saja aku tidak layak.” Semua ini terjadi di Betania, yang berada di seberang sungai Yordan. Di situlah, Yohanes membaptiskan banyak orang. Keesokan harinya, Yohanes melihat Yesus mendatanginya. Lalu ia berkata, “Lihat, Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia! Dialah yang aku maksudkan ketika aku katakan, ‘Ada Seorang yang datang setelah aku, yang lebih besar dari aku, sebab Ia ada pada penciptaan, lama sebelum aku dilahirkan.’ Aku tidak mengenal siapa Dia sebelumnya. Tetapi aku datang membaptiskan orang dengan air supaya orang Israel tahu bahwa Ia adalah Mesias.” Kemudian Yohanes menyampaikan kesaksian ini kepada semua orang: “Aku melihat Roh turun dari langit seperti seekor burung merpati dan hinggap di atas Orang ini. Aku tidak mengenal-Nya. Tetapi Ia yang mengutus aku untuk membaptiskan orang dengan air berkata kepadaku, ‘Kamu akan melihat Roh turun dan hinggap di atas Seseorang. Ialah yang akan membaptiskan dengan Roh Kudus.’ Aku telah melihat-Nya. Maka inilah kesaksianku kepada orang-orang, ‘Ia adalah Anak Allah.’” Keesokan harinya, Yohanes berdiri lagi di sana bersama dengan dua pengikutnya. Yohanes melihat Yesus mendekati dan berkata, “Lihatlah, Anak Domba Allah!” Kedua pengikut itu mendengar perkataan Yohanes, lalu mereka mengikuti Yesus. Yesus menoleh ke belakang dan melihat dua orang itu mengikuti-Nya. Ia bertanya, “Apa yang kamu inginkan?” Mereka menjawab Yesus, “Guru, di manakah Engkau tinggal?” Yesus menjawab, “Ikutlah Aku dan kamu akan melihatnya.” Jadi, kedua orang itu pergi bersama-Nya dan melihat di mana Yesus tinggal. Waktu itu kira-kira pukul empat sore, dan mereka tinggal di sana bersama Yesus pada hari itu. Salah satu dari kedua pengikut itu bernama Andreas, saudara Simon Petrus. Ia segera menemui Simon, saudaranya, dan berkata kepadanya, “Kami telah bertemu dengan Mesias.” (Mesias artinya “Kristus”.) Kemudian Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang Simon dan berkata, “Hai Simon, anak Yohanes. Kamu akan disebut Kefas.” Keesokan harinya, Yesus memutuskan untuk pergi ke wilayah Galilea. Di sana, Ia bertemu dengan Filipus. Maka kata Yesus kepada Filipus, “Ikutlah Aku!” Filipus berasal dari kota Betsaida, sama seperti Andreas dan Petrus. Filipus bertemu Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia yang dituliskan Musa dan para nabi. Ia adalah Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Tetapi Natanael berkata kepada Filipus, “Nazaret! Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Jawab Filipus kepadanya, “Mari lihatlah sendiri.” Ketika Yesus lihat Natanael datang ke arah-Nya, Ia berkata, “Orang yang sedang menuju ke sini adalah orang Israel sejati. Ia adalah orang yang dapat kamu percaya.” Natanael bertanya, “Dari mana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Aku melihatmu ketika kamu berada di bawah pohon ara sebelum Filipus menceritakan tentang Aku kepadamu.” Jawab Natanael, “Guru, Engkau adalah Anak Allah. Engkau adalah Raja orang Israel.” Lalu Yesus berkata kepadanya, “Kamu percaya ini hanya karena Aku berkata, Aku melihatmu di bawah pohon ara? Kamu akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu!”

Yohanes 1:10-50 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: ”Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: ”Siapakah engkau?” Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: ”Aku bukan Mesias.” Lalu mereka bertanya kepadanya: ”Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Dan ia menjawab: ”Bukan!” ”Engkaukah nabi yang akan datang?” Dan ia menjawab: ”Bukan!” Maka kata mereka kepadanya: ”Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” Jawabnya: ”Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: ”Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” Yohanes menjawab mereka, katanya: ”Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis. Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: ”Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: ”Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: ”Lihatlah Anak domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: ”Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: ”Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka: ”Marilah dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: ”Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: ”Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).” Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: ”Ikutlah Aku!” Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: ”Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya: ”Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya: ”Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: ”Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada-Nya: ”Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: ”Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: ”Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya: ”Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.”