Yohanes 1:10-50

Yohanes 1:10-50 AMD

Firman itu telah ada di dunia dan dunia diciptakan melalui-Nya, tetapi dunia tidak mengenali-Nya. Ia datang ke dunia yang adalah milik-Nya, tetapi umat milik-Nya sendiri tidak menerima-Nya. Tetapi banyak orang menerima-Nya dan percaya kepada-Nya dan Ia memberi mereka hak menjadi anak-anak Allah. Benar, mereka menjadi anak-anak Allah bukan melalui kelahiran. Juga tidak melibatkan keinginan manusiawi. Allah sendiri membuat mereka anak-anak-Nya. Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa. Ia dipenuhi dengan anugerah dan kebenaran Allah. Yohanes membicarakan tentang Dia ketika ia membuat pengumuman: “Inilah Dia yang aku bicarakan ketika aku bilang, ‘Ia yang datang setelah aku lebih besar daripadaku, sebab Ia telah ada sebelum aku dilahirkan.’” Ia sangat penuh dengan anugerah dan kebenaran Allah yang kita terima dari-Nya satu berkat demi berkat lainnya. Maksudnya, hukum Taurat diberikan kepada kita melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus. Tiada seorang pun yang pernah melihat Allah. Kecuali Anak satu-satu-Nya, yang adalah Allah sendiri, telah menunjukkan kita seperti apakah Allah. Ia sangat dekat dengan Bapa sehingga melihat Dia adalah seperti melihat Allah. Para pemimpin Yahudi di Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang Lewi kepada Yohanes untuk bertanya kepadanya, “Siapakah kamu?” Yohanes mengatakan kebenaran kepada mereka. Tanpa ragu-ragu, ia berkata secara terbuka dan apa adanya, “Aku bukanlah Mesias.” Mereka bertanya kepadanya, “Kalau begitu, siapakah kamu? Apakah kamu Elia?” Ia menjawab, “Bukan, aku bukan Elia.” Mereka bertanya, “Apakah kamu Nabi itu?” Ia menjawab, “Bukan, aku bukan Nabi itu.” Lalu mereka bertanya, “Siapakah kamu? Jelaskanlah dan berikanlah kami jawaban untuk disampaikan kepada mereka yang mengutus kami. Menurutmu, siapakah kamu ini?” Yohanes menjawab mereka dengan menggunakan perkataan Nabi Yesaya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang belantara: ‘Luruskanlah jalan bagi Tuhan!’” Orang-orang Yahudi yang diutus itu berasal dari golongan Farisi. Mereka berkata kepada Yohanes, “Kamu bilang bahwa kamu bukan Mesias, bukan Elia atau Nabi itu. Lalu mengapa kamu membaptiskan orang-orang?” Yohanes menjawab, “Aku membaptis dengan air, tetapi dari antara bangsamu sendiri ada Seorang yang tidak kamu kenal. Ialah yang akan datang setelah aku. Bahkan, untuk melepaskan tali sandal-Nya saja aku tidak layak.” Semua ini terjadi di Betania, yang berada di seberang sungai Yordan. Di situlah, Yohanes membaptiskan banyak orang. Keesokan harinya, Yohanes melihat Yesus mendatanginya. Lalu ia berkata, “Lihat, Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia! Dialah yang aku maksudkan ketika aku katakan, ‘Ada Seorang yang datang setelah aku, yang lebih besar dari aku, sebab Ia ada pada penciptaan, lama sebelum aku dilahirkan.’ Aku tidak mengenal siapa Dia sebelumnya. Tetapi aku datang membaptiskan orang dengan air supaya orang Israel tahu bahwa Ia adalah Mesias.” Kemudian Yohanes menyampaikan kesaksian ini kepada semua orang: “Aku melihat Roh turun dari langit seperti seekor burung merpati dan hinggap di atas Orang ini. Aku tidak mengenal-Nya. Tetapi Ia yang mengutus aku untuk membaptiskan orang dengan air berkata kepadaku, ‘Kamu akan melihat Roh turun dan hinggap di atas Seseorang. Ialah yang akan membaptiskan dengan Roh Kudus.’ Aku telah melihat-Nya. Maka inilah kesaksianku kepada orang-orang, ‘Ia adalah Anak Allah.’” Keesokan harinya, Yohanes berdiri lagi di sana bersama dengan dua pengikutnya. Yohanes melihat Yesus mendekati dan berkata, “Lihatlah, Anak Domba Allah!” Kedua pengikut itu mendengar perkataan Yohanes, lalu mereka mengikuti Yesus. Yesus menoleh ke belakang dan melihat dua orang itu mengikuti-Nya. Ia bertanya, “Apa yang kamu inginkan?” Mereka menjawab Yesus, “Guru, di manakah Engkau tinggal?” Yesus menjawab, “Ikutlah Aku dan kamu akan melihatnya.” Jadi, kedua orang itu pergi bersama-Nya dan melihat di mana Yesus tinggal. Waktu itu kira-kira pukul empat sore, dan mereka tinggal di sana bersama Yesus pada hari itu. Salah satu dari kedua pengikut itu bernama Andreas, saudara Simon Petrus. Ia segera menemui Simon, saudaranya, dan berkata kepadanya, “Kami telah bertemu dengan Mesias.” (Mesias artinya “Kristus”.) Kemudian Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang Simon dan berkata, “Hai Simon, anak Yohanes. Kamu akan disebut Kefas.” Keesokan harinya, Yesus memutuskan untuk pergi ke wilayah Galilea. Di sana, Ia bertemu dengan Filipus. Maka kata Yesus kepada Filipus, “Ikutlah Aku!” Filipus berasal dari kota Betsaida, sama seperti Andreas dan Petrus. Filipus bertemu Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia yang dituliskan Musa dan para nabi. Ia adalah Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Tetapi Natanael berkata kepada Filipus, “Nazaret! Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Jawab Filipus kepadanya, “Mari lihatlah sendiri.” Ketika Yesus lihat Natanael datang ke arah-Nya, Ia berkata, “Orang yang sedang menuju ke sini adalah orang Israel sejati. Ia adalah orang yang dapat kamu percaya.” Natanael bertanya, “Dari mana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Aku melihatmu ketika kamu berada di bawah pohon ara sebelum Filipus menceritakan tentang Aku kepadamu.” Jawab Natanael, “Guru, Engkau adalah Anak Allah. Engkau adalah Raja orang Israel.” Lalu Yesus berkata kepadanya, “Kamu percaya ini hanya karena Aku berkata, Aku melihatmu di bawah pohon ara? Kamu akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu!”