Tetapi, walaupun dunia diciptakan oleh-Nya, dunia tidak mengenal-Nya ketika Ia datang. Di negeri-Nya sendiri pun dan di antara umat-Nya, bangsa Yahudi, Ia tidak diterima. Tetapi semua orang yang menerima Dia, diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah. Yang harus mereka lakukan hanyalah percaya bahwa Ia berkuasa menyelamatkan mereka. Semua orang yang percaya akan dilahirkan kembali! Tetapi bukan kelahiran jasmani, sebagai hasil dari nafsu atau rencana manusia, melainkan karena kehendak Allah.
Yang adalah Firman telah menjadi manusia dan hidup di dunia ini di antara kita. Ia penuh dengan kasih karunia dan kebenaran. Beberapa di antara kita telah melihat kemuliaan-Nya—kemuliaan Anak tunggal dari Bapa surgawi.
Yohanes menyatakan Dia kepada orang banyak dan berkata kepada mereka, “Inilah Orang yang kumaksudkan ketika aku berkata, ‘Akan datang Seseorang yang jauh lebih besar daripada aku—karena Ia telah ada lama sebelum aku ada.’ ” Kita sekalian telah menikmati kasih karunia-Nya, yaitu berkat-berkat-Nya yang melimpah ruah ke atas kita. Karena Musa hanya memberikan Taurat disertai tuntutannya, tetapi kasih karunia dan kebenaran Allah datang kepada kita melalui Yesus, yang adalah Mesias. Sesungguhnya tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi Anak-Nya yang tunggal sudah melihat-Nya, karena Dialah sekutu Bapa yang telah menceritakan segala sesuatu tentang Dia kepada kita.
Para pemimpin orang Yahudi mengutus para imam dan imam pembantu dari Yerusalem untuk bertanya kepada Yohanes apakah dia Mesias.
Dengan tegas ia menjawab, “Aku bukan Mesias.”
“Kalau begitu, siapakah engkau?” tanya mereka. “Apakah engkau Elia?”
“Bukan,” jawabnya.
“Apakah engkau Nabi itu?”
“Bukan.”
“Jadi, siapakah engkau? Katakanlah kepada kami, agar kami dapat memberi jawaban kepada mereka yang mengutus kami. Apa yang dapat kaukatakan mengenai dirimu sendiri?”
Ia menjawab,
“Akulah yang dinubuatkan oleh Yesaya sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun,
‘Luruskanlah jalan bagi Tuhan!’ ”
Kemudian mereka yang telah diutus oleh orang-orang Farisi itu bertanya kepadanya, “Jikalau engkau bukan Mesias atau Elia atau Nabi itu, mengapa engkau berani membaptis?”
Yohanes berkata kepada mereka, “Aku membaptiskan dengan air, tetapi di antara kalian ada Dia yang tidak kalian kenal. Dia datang setelah aku tetapi untuk membuka kasut-Nya pun aku ini tidak layak.”
Peristiwa ini terjadi di Betania, sebuah kampung di seberang Sungai Yordan, di mana Yohanes mengadakan pembaptisan.
Keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya, lalu ia berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia ini! Dialah yang kumaksudkan ketika aku berkata, ‘Tidak lama lagi akan datang Seseorang yang jauh lebih besar daripada aku dan yang telah lama ada sebelum aku ada.’ Dahulu aku tidak tahu bahwa Dialah orangnya, tetapi di sini aku membaptiskan dengan air untuk menyatakan Dia kepada bangsa Israel.”
Kemudian Yohanes menceritakan bahwa ia melihat Roh Kudus dalam rupa seekor burung merpati turun dari langit dan hinggap di atas Yesus.
“Aku tidak tahu bahwa Dialah orangnya,” kata Yohanes pula, “tetapi, ketika Allah mengutus aku untuk membaptiskan orang, Ia berkata kepadaku, ‘Jika engkau melihat Roh Kudus turun dan hinggap ke atas Seseorang, maka Dialah yang kaucari. Dialah yang membaptiskan dengan Roh Kudus.’ Aku telah melihat hal itu terjadi pada Orang ini. Karena itu, aku memberi kesaksian, bahwa Ia adalah Anak Allah.”
Keesokan harinya, ketika Yohanes sedang berdiri bersama dengan dua orang muridnya, lewatlah Yesus. Yohanes memandang Dia, lalu berkata, “Lihat! Itulah Anak Domba Allah!”
Kedua murid Yohanes itu berpaling, lalu mengikuti Yesus.
Yesus menoleh dan melihat mereka mengikuti. “Kalian mau apa?” tanya-Nya.
“Guru,” sahut mereka, “di manakah Guru tinggal?”
“Ikutlah dan lihat sendiri,” kata-Nya. Lalu mereka itu mengikut Dia ke tempat Ia tinggal dan berdiam bersama Dia dari jam empat petang sampai malam hari. (Salah seorang dari keduanya ialah Andreas, saudara Simon Petrus.)
Kemudian Andreas pergi mendapatkan Simon dan berkata, “Kami telah menemukan Mesias!” Lalu dibawanya Simon kepada Yesus.
Yesus menatap Simon sejenak, lalu berkata, “Engkau adalah Simon, anak Yohanes, tetapi engkau akan dinamakan Petrus, artinya batu karang.”
Keesokan harinya Yesus memutuskan untuk pergi ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, “Marilah, ikut Aku!” kata-Nya. (Filipus berasal dari Betsaida, kampung halaman Andreas dan Petrus.)
Kemudian Filipus pergi mencari Natanael serta berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias—Orang yang telah diberitakan oleh Musa dan para nabi! Nama-Nya Yesus, putra Yusuf dari Nazaret.”
“Nazaret?” seru Natanael. “Mungkinkah sesuatu yang baik berasal dari sana?”
“Mari, ikutlah dan lihat sendiri,” sahut Filipus.
Ketika mereka hampir sampai, Yesus berkata, “Inilah orang yang jujur, putra Israel sejati.”
“Bagaimana Engkau mengetahui perangai saya?” tanya Natanael.
Yesus menjawab, “Aku melihat engkau di bawah pohon ara, sebelum Filipus menemukan engkau.”
Natanael menyahut, “Engkau adalah Anak Allah, Raja Israel!”
Yesus bertanya kepadanya, “Apakah engkau percaya, karena Aku berkata bahwa Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara? Engkau akan melihat bukti-bukti yang lebih besar daripada ini.