Logo de YouVersion
Ícono Búsqueda

Jangan Menyerah! - Bagian 2: RencanaNyaMuestra

Jangan Menyerah! - Bagian 2: RencanaNya

DÍA 4 DE 6

Bukan Apa Yang Kita Lihat

"TUHAN berfirman kepadanya: ”Apakah yang di tanganmu itu?” Jawab Musa: ”Tongkat.” – Keluaran 4:2

Saya menutup pintu kamar... sendirian, memegang laporan diagnosa dan membacanya berulang kali. Saya ingat dokter mengatakan bahwa dengan sangat disayangkan saya saat ini sedang menderita kanker. Saya ingat air mata yang mengalir di wajah istri saya. Saya ingat ketika dia mengatakan kepada saya untuk tetap sehat.

Setelah hasil diagnosa itu, yang bisa saya pikirkan hanyalah tumor yang ada di dada saya. Semakin saya memikirkannya, semakin saya mengasihani diri sendiri. Ketika saya mencoba keluar dari pikiran negatif itu, Tuhan mengingatkan saya pada tongkat Musa. Jika Musa memiliki momen ilahi dengan Tuhan lewat tongkatnya yang tua dan usang, mungkin saya dapat memilikinya melalui kanker yang ada di dalam diri saya ini. Ini mungkin terdengar konyol bagimu, tetapi itu adalah harapan yang saya pegang - bahwa Tuhan pasti memiliki sesuatu yang besar untuk saya melalui keadaan ini.

Kadang-kadang ketika kita melihat melihat sekeliling kita, kita melihat orang lain yang tampak keadaannya lebih baik - lebih kaya, lebih sukses, lebih berbakat, dan seterusnya... Lalu kita kembali melihat keadaan kita lalu berpikir, "Hidup ini tidak adil." Namun, percayalah bahwa meskipun hidup terlihat tidak adil, Tuhan itu tetap adil.

Musa tinggal di padang gurun yang gersang. Dia menjalani hidup yang sederhana, tidak terlalu memikirkan masa depannya. Di saat Musa berniat untuk menolong bangsa-Nya 40 tahun yang lalu, dia ditolak dan harus lari dari kehidupan nyamannya di Mesir. Ketika Tuhan memanggilnya untuk menyelamatkan bangsa Israel, hal yang pertama dilakukan Musa adalah menolak. Musa tidak melihat dirinya mampu (Keluaran 3:11). Dia hanya melihat sosok Musa yang gagal 40 tahun yang lalu.

Musa selalu membawa tongkatnya selama di padang gurun. Tongkat yang seharusnya dia tidak perlukan ketika dia ada di Mesir. Tuhan tahu tongkat itu memiliki arti yang sangat penting bagi Musa. Tuhan kemudian meminta Musa untuk melemparkan tongkatnya ke tanah, tanda penyerahan diri, dan melakukan mujizat pertama lewat kejadian itu. Itulah permulaan Musa mengalami perjalanan hidup yang dia tidak pernah dapat bayangkan sebelumnya.

Saya tidak akan pernah berhenti mengingatkan diri saya sendiri: Dalam setiap pergumulan, kita memiliki dua pilihan - menang atau kalah. Sebagai pasien kanker, pilihan pertama: saya dapat dengan mudah berpikir bahwa saya hanyalah makhluk yang tidak beruntung, atau pilihan kedua: saya berpikir bahwa Tuhan akan menggunakan kondisi saya dan mengubahnya menjadi kesaksian bagiNya melalui kehidupan saya. Dan saya memilih pilihan yang kedua.

Sahabatku, pergumulan apa pun yang engkau miliki hari ini, betapapun buruk kelihatannya, ketahuilah bahwa Tuhan dapat mengubahnya menjadi mujizat. Mari berhenti mendengarkan suara musuh yang menyerang kita dengan menanamkan rasa kekuatiran dan ketakutan. Meskipun sulit menerima keadaanmu, mari mulai melihat pengharapan yang ada di depanmu. Yang penting bukanlah apa yang engkau lihat saat ini, melainkan Tuhan yang ada di dalam hidupmu dan berjalan bersamamu. Dia Tuhan yang adil. Dia melihat apa yang kita tidak bisa lihat. Dia mampu menolongmu.

Ketika Musa akhirnya mengerti akan rencana Tuhan atas hidupnya, dia menjadi nabi terbesar dalam Perjanjian Lama. Ketika Ayub pun mengerti, Tuhan mengembalikan kepadanya dua kali lipat dari apa yang telah hilang darinya. Ketika kita juga mengerti akan rencanaNya, kita akan dapat mengalami berkat mujizat dan penyertaan Tuhan. Tetaplah kuat!

Mujizat adalah tentang apa yang Tuhan miliki, bukan apa yang kita miliki

Escrituras

Día 3Día 5

Acerca de este Plan

Jangan Menyerah! - Bagian 2: RencanaNya

Apakah Anda merasa perjalanan hidup Anda sulit? Apakah Anda merasa seperti berada di dalam terowongan yang gelap dan tidak ada jalan keluar? Apakah Anda merasa kehilangan harapan dan hampir menyerah? Jika Anda sedang menghadapi musim hidup yang sulit saat ini, terutama jika Anda sedang berjuang melawan kanker, renungan 40 hari ini akan membantu Anda berjalan dengan kemenangan bersama Allah.

More