Integritas HabakukSample
Menjaga kehidupannya dengan baik
Bintang tenis Arthur Ashe meninggal karena AIDS, yang ia derita dari transfusi darah selama operasi jantung. Lebih dari sekadar atlet hebat, Ashe adalah pria yang menginspirasi dan mendorong banyak orang dengan perilaku teladannya di dalam dan di luar lapangan.
Ashe bisa saja menjadi sakit hati dan mengasihani diri sendiri menghadapi penyakitnya, tapi dia mempertahankan sikap bersyukur. Dia menjelaskan, “Jika saya bertanya, 'Mengapa saya?' Tentang masalah saya, saya harus bertanya, 'Mengapa saya?' Tentang berkat saya. Mengapa saya menang Wimbledon? Mengapa saya menikahi wanita cantik, berbakat dan memiliki anak yang luar biasa? ”
Sikap Ashe menegur kita yang kerap mengomel, “Kenapa saya? Mengapa Tuhan membiarkan ini terjadi? ” Bahkan jika kita sangat menderita, kita tidak boleh melupakan belas kasihan yang Tuhan curahkan ke dalam hidup kita — seperti makanan, tempat tinggal, dan teman — berkat yang seringkali kita tidak sadari.
Seorang anak muda yang bernama Jason melakukan perjalanan ke New York selama liburan musim semi. Suatu sore, dia dan beberapa temannya naik taksi dan menuju ke Empire State Building. Bagi Jason, perjalanan di darat tampak kacau dan berbahaya. Tetapi ketika dia sampai di dek observasi di gedung pencakar langit dan melihat ke jalan-jalan kota, dengan takjub dia melihat keteraturan dan desain. Betapa berbedanya perubahan perspektif!
Habakuk memetik pelajaran serupa. Ketika dia melihat kehidupan dari sudut pandang duniawinya, tampaknya Tuhan tidak memedulikan kejahatan yang merasuki masyarakat (Hab. 1:2-4).
Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh (Habakuk 2:3)
Scripture
About this Plan
Renungan ini akan menjelaskan mengenai Integritas Habakuk dalam kehidupannya. Biarlah renungan ini akan mengubah kehidupan kita, dan kita semakin mendekat kepada Tuhan.
More