YouVersion Logo
Search Icon

Ajar Kami BerdoaSample

Ajar Kami Berdoa

DAY 3 OF 5

Sikap Doa yang Berkenan Kepada Allah

Prinsip berdoa yang ketiga ditarik dari bagian doa Bapa Kami: “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Dalam terjemahan English Standard Version [ESV], Matius 6:11 ini diterjemahkan, “Give us this day our daily bread.” Mengapa Yesus mengajarkan kita untuk meminta roti yang hanya untuk hari ini saja? Mengapa Yesus tidak mengajarkan kita untuk meminta roti yang cukup untuk kebutuhan hidup kita beberapa tahun mendatang? Apa yang Yesus ingin ajarkan di sini?

Allah pun pernah menyediakan makanan dan memerintahkan bangsa Israel dengan hujan roti selama mereka di padang gurun dalam perjalanan menuju Tanah Kanaan. Perintah Allah kepada Musa serupa dengan prinsip dalam Matius 6:11 ini: Allah memerintahkan mereka untuk mengumpulkan roti sebanyak yang perlu untuk kebutuhan sehari (daily).

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. – Keluaran 16:4

Ketika bangsa Israel hanya mengambil jatah makanan untuk sehari, keesokan harinya lagi mereka harus memercayakan Tuhan untuk menyediakan kembali jatah makanan hari esok. Demikian juga dengan berdoa agar Bapa memberikan kita makanan yang secukupnya (our daily bread), sesungguhnya menunjukkan sikap hati yang berkenan kepada Allah, yaitu kebergantungan kepada-Nya dan sikap percaya bahwa Allah pasti menyediakan kebutuhan kita.

Doa membangun sikap hidup yang senantiasa bergantung kepada Tuhan. Dengan kita memercayakan kebutuhan hari esok kepada-Nya, kita akan mengalami kemuliaan (Keluaran 16:7) dan kesetiaan-Nya melalui apa yang Ia sediakan bagi kita. Kita tidak lagi akan menganggap itu sebagai hasil dari usaha atau kekuatan kita sendiri, melainkan dari kemurahan Allah.

Di dalam 1 Tesalonika 5:17 dikatakan agar kita tetap berdoa. Dalam terjemahan lain dikatakan: “Pray without ceasing [ESV]; never stop praying [CEV], dan pray continually [NIV].” Tuhan menginginkan kita untuk terus berdoa tanpa henti. Hal ini bukan berarti kita tidak dapat melakukan aktivitas lain selain berdoa. Melainkan berdoa seharusnya menjadi begitu natural bagi orang percaya selayaknya kita tidak berhenti bernapas. Dengan kesadaran mendalam bahwa hidup kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, tanpa kata-kata sekalipun, kita berada dalam postur berdoa dan percaya kepada-Nya. Kemudian dalam konteks doa yang berkata-kata, kita dapat melakukannya sering, berulang kali, di mana saja, dan kapan saja. Kita tahu bahwa Tuhan selalu berada bersama kita. Kita dapat berkomunikasi kepada-Nya setiap saat. Ketika kita mengucap syukur kepada-Nya, kita sedang berdoa. Doa bukanlah sekadar memanjatkan permohonan, namun juga ucapan syukur yang kita naikkan kapanpun kita mau.

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” – 1 Tesalonika 5:18

Esensi sejati dari doa adalah kebergantungan kepada Tuhan.

Day 2Day 4

About this Plan

Ajar Kami Berdoa

Yesus tidak menolak, mengecilkan, ataupun menyepelekan permintaan murid-Nya untuk diajarkan cara berdoa. Yesus juga tidak mengajarkan tentang “apa” yang harus didoakan, melainkan Dia mengajarkan ‘bagaimana’ cara berdoa yang benar. Melalui renungan ini, kita akan belajar bagaimana kita dapat membangun kebiasaan berdoa dengan keyakinan, berani, dan penuh iman.

More