YouVersion Logo
Search Icon

Datanglah Apa AdanyaSample

Datanglah Apa Adanya

DAY 4 OF 5

Peganglah Tanganku, Roh Kudus

“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus” (Roma 8:26-27).

Kadang-kadang kita merasa kering dan Tuhan itu jauh saat kita berdoa. Seolah kita berusaha mencari-cari Tuhan, tapi rasanya seperti jauh. Teresa Avila, seorang biarawati abad 16, berusaha mencari Tuhan dalam perjalanan delapan belas tahun yang sia-sia, sampai pada akhirnya ia menemukan Kristus ada di dalam dia, ketika dia membaca Kolose 1:27, “Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan.”

Tuhan ada di hati kita sendiri! Tuhan tidak pernah jauh. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.

Kalau kita membaca kitab Mazmur, banyak sekali keluh kesah dalam doa Daud. Daud terbuka dengan Tuhan dan terang-terangan membagikan perasaannya, entah dia sedang marah, stress, depresi, tertekan atau ketakutan. Dan di ujung kegelisahannya Daud selalu kembali kepada Tuhan, dan menaruh harapannya dan percayanya kepada Tuhan. Satu ciri khas dari Daud yang sangat menonjol, baik di masa susah atau senang, yaitu dia selalu mencintai dan merindukan hadirat Tuhan. Contohnya:

Mzm 63:1-3 “Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.”

139: 7-8 “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.”

Mzm 27:4 “Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.”

Mzm 23:6b “ .. dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”

.. dan banyak lagi.

Brother Lawrence adalah seorang biarawan abad 17 dari biara Carmelite, yang menulis buku klasik, “The Practice of the Presence of God”. Di situ dia menuliskan, “Tuhan tidak meminta banyak dari kita, hanya agar kita selalu berpikir tentang Dia, secuil penyembahan, terkadang memohon anugerah-Nya, kadang membawa kesukaran kita pada-Nya, di waktu yang lain bersyukur akan anugerah-Nya di masa lalu dan sekarang, di tengah masalahmu mencari penghiburan di dalam Dia. Angkatlah hatimu kepada-Nya saat kamu makan atau bekerja; sekejap saja saat kamu mengingat Dia akan selalu menyenangkan hati-Nya. Kita tidak perlu berteriak keras-keras; Dia jauh lebih dekat dengan kita dari yang kita bisa bayangkan.”

Doa bukan hanya sekedar ritual yang kita lakukan. Kalau kita sekedar melakukan doa sebagai bagian dari check-list tugas, maka doa akan kehilangan maknanya. Doa juga tidak bergantung pada keadaan atau perasaan kita. Kalau mau, lihatlah perasaan Tuhan padamu, dan akan kamu temukan bahwa Dia selalu menyayangi dan merindukan kita.

Doa itu sesederhana kita untuk berada di dalam hadiratNya, saat kita memikirkan Dia, atau saat kita berserah untuk minta tuntunan Roh Kudus. Sesederhana saat hati kita mengeluh kepada Tuhanpun, itulah doa!

Seperti dalam Roma 8:26, bahkan sekalipun doa kita adalah “tidak tahu lagi bagaimana harus berdoa” yaitu hanya keluhan yang tak terucapkan, di situ bahkan Roh Kudus berdoa mewakili kita.

Saat kita menyerahkan tangan kita untuk dituntun oleh Roh Kudus untuk beriringan berjalan bersama dia, kita sedang dalam postur berdoa. Saat kita sadar kita ada dalam hadirat Tuhan, dan pikiran kita tertuju padaNya, sebenarnya kita sedang berdoa. Bahkan walau tidak ada sepatah katapun yang terucapkan. Hanya hati kita yang mengerang kepada Allah, itulah doa kita.

Saya teringat satu lagu lama yang ditulis oleh Pdt. J.E Awondatu:

Peganglah tanganku Roh Kudus
Setiap hari
Ku tak dapat jalan sendiri
Tanpa Roh-Mu

Kiranya setiap hari kita dapat menyerahkan tangan kita untuk dituntun oleh Roh Kudus, bercakap-cakap dengan Tuhan di hadirat-Nya, dan berjalan beriringan dengan Roh Kudus.

Day 3Day 5

About this Plan

Datanglah Apa Adanya

Kadang-kadang kita merasa kering dan Tuhan itu jauh saat kita berdoa. Seolah kita berusaha mencari-cari Tuhan, tapi rasanya seperti jauh dan kita merasa tidak layak. Lain waktu kita merasa berdoa itu seperti beban, kita melakukannya karena tugas rohani dan merasa bersalah kalau tidak melakukannya. Tetapi tahukah kita bahwa Tuhan rindu, sungguh rindu, untuk berdua-an dengan kita, seperti sahabat, seperti Bapa dengan anak, karena cinta-Nya.

More