Imamat yang RajaniSample
Hidup Untuk Tuhan
Salah satu tantangan yang ditemui selama mengikut Yesus adalah: dunia yang kita tinggali masih sama.
Kita tidak tiba-tiba pindah ke bumi baru yang tanpa kekacauan dan semua masalah sekejap hilang. Sewaktu renungan ini ditulis pun, sedang ada ancaman resesi, pandemi, perang, dan lainnya. Ketika semakin terancam, beragamlah cara yang digunakan orang untuk bertahan hidup.
Berperan sebagai imamat rajani dengan memperhatikan kerohanian orang-orang sekitar kita, menjadi perantara buat mereka, mendoakan, sambil mempersembahkan hidup yang menyenangkan dan memuliakan Tuhan—kita bisa menganggap hal ini “berat” untuk dibahas apalagi dijalani, karena rasanya “beda jauh” dari apa yang terjadi di sekeliling kita.
Tapi, tahukah bahwa kalau kita melihat situasi semakin buruk, maka semakin besar juga dunia ini memerlukan pertolongan surga? Semakin lingkungan, kota, dan negara kita haus mendambakan harapan? Semakin orang memerlukan terang?
Hidup sebagai imamat rajani memang tidak instan, tapi berakar dalam identitas inilah yang akan membuat kita teguh; tidak terguncangkan oleh situasi apa pun.
Tuhan bisa memakai hidup kita menjadi perpanjangan tangan-Nya, menjangkau orang-orang yang membutuhkan Dia. Perbuatan baik kita bisa jadi bukti bahwa hidup yang takut akan Tuhan itu bukan hanya jargon gereja, tapi nyata, membawa perubahan, dan mendorong orang untuk memuliakan Dia.
Di saat yang sama, tetap setia ketika situasi sulit turut memurnikan iman kita. Kekayaan dan ketenaran menjadi wish list banyak orang di masa ini. Tapi sebagai imam-imamnya Tuhan, justru kita perlu menaruh iman yang dimurnikan menjadi wish list kita. Peganglah satu kepastian ini sebagai imamat rajani: kita hidup untuk Tuhan. Kita ada untuk menyenangkan hati-Nya dan melayani orang lain.
Kalau kita mengerti bahwa kita ini adalah imamat yang rajani maka mindset kita bukan menerima tetapi memberi. - Ps. Jeffrey Rachmat
Waktu Teduh
Ketika bertemu kesulitan, apa yang pertama kali kamu lakukan? Waktu susah, masihkah kamu percaya bahwa Tuhan mengasihimu? Selidiki kembali hati kita. Setiap hari, bangun hubungan yang semakin dekat dengan Tuhan.
Sebab kita mempunyai Imam Agung yang besar, yang sudah masuk sampai ke depan Allah--Dialah Yesus Anak Allah. Imam Agung kita itu bukanlah imam yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya, Ia sudah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita sendiri; hanya Ia tidak berbuat dosa! - Ibrani 4:14b-15 BIS
Scripture
About this Plan
Bangsa Israel di Perjanjian Lama perlu peran para imam untuk mewakili mereka menghampiri Tuhan. Andai masih terjadi hari ini, mungkin kita perlu para pendeta ataupun pemimpin gereja yang ditunjuk untuk menyampaikan doa-doa kita kepada Tuhan. Tapi rahmat Tuhan begitu besar! Yesus memberikan diri-Nya sebagai persembahan yang sempurna. Setiap orang yang percaya kepada-Nya diberikan akses kepada Tuhan; menerima identitas baru sebagai imamat-Nya yang rajani.
More