Rumah Kita, Rumah TuhanSample
MENGAJAR ANAK-ANAK MEMILIKI TAKUT AKAN TUHAN
PENDAHULUAN
Sebuah pertanyaan muncul,”Mengapa kita harus takut akan Tuhan, bukankah Tuhan itu penuh kasih, panjang sabar, dan menyayangi umatnya?” Pertanyaan itu muncul secara spontan, karena secara umum seseorang akan takut ketika menghadapi sesuatu yang menyeramkan, sesuatu yang menekan atau menteror, atau pada saat berhadapan dengan sesuatu yang besar melebihi kapasitas dirinya, sesuatu yang belum pernah dia ketahui atau alami, dan juga sesuatu yang bisa mengakibatkan luka bahkan kematian, dll.
“Takut akan Allah” yang dimaksudkan dalam alkitab tidaklah sama dengan apa yang secara umum manusia bayangkan, ketahui atau alami selama ini. Kata “Takut” yang dipakai di alkitab umumnya diterjemahkan dari kata Ibrani, YIR’AH dan PAKHAD dan juga dari Bahasa Yunani, PHOBOS. Ketiga kata itu memiliki makna Penundukan Diri, Ketaatan, Kepatuhan, kepada Tuhan. Ketiga sikap itulah yang akan menjadi permulaan pengetahuan dalam hidup kita.
Pengertian lainnya adalah takut yang dimotivasi oleh kekaguman dan rasa hormat kepada yang Mahakuasa (Mazmur 2:11). Ketika sesorang memiliki “Takut akan Tuhan” maka kehidupannya akan dijauhkan dari kejahatan (Ayub 28:28; Amsal 8:13). Sikap “Takut akan Tuhan” adalah juga ciri khas sang Mesias (Yesaya 11:2-3).
PEMBAHASAN
Mendidik anak-anak pada masa kanak-kanak tentu saja berbeda dengan mendidik mereka ketika beranjak dewasa. Banyak orang tua mengalami kesulitan-kesulitan dalam memberikan nasehat pada saat anak-anak memasuki masa-masa puber dan menuju ke kedewasaan. Tetapi Tuhan memberikan otoritas kepada orang-tua untuk tetap mendidik anak-anaknya ketika memasuki masa-mudanya. Bagaimanakah kita mengajarkannya?
1. Ceritakan (Ulangan 6:5-9; Lukas 12:4-5).
Seorang anak akan mempercayai orang tuanya dan mempercayai kisah-kisah menakjubkan dalam Alkitab. Bersenang-senanglah dengan mereka sambil membacakan kitab suci. Ajari anak-anak tentang keagungan Tuhan, karakter-Nya, dan sifat-sifat-Nya. Semakin mereka mengerti tentang kekudusan, kebesaran, keagungan, kemaha kuasaan Allah, semakin mereka akan menghormati dan mengasihi Dia.
Pengetahuan yang benar tentang Tuhan sejak dini, akan membuat anak-anak Tuhan memisahkan diri dari kecemaran dunia. Dalam budaya hari ini, terutama penting bagi kita untuk mengajari anak-anak kita untuk mengerti dan menghormati otoritas. Bila diajarkan sejak dini akan menghasilkan ikatan seumur hidup dengan-Nya. Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu (Amsal 22:6).
Jika kita tidak mengajari anak-anak kita untuk mengikuti Kristus, dunia akan mengajarkan mereka untuk tidak melakukannya.
2. Menjadi teladan atau contoh (Kejadian 6:9-22).
Nuh memberikan contoh bagaimana dia melakukan perintah Tuhan, bagaimana mengantisipasi segala bentuk tekanan ketika melakukan kehendak Tuhan. Keluarganya melihat, mengalami langsung, dan menjadi saksi dari sebuah ketaatan, kepatuhan dan penundukkan diri kepada Tuhan. Anak-anak perlu mengetahui setiap dosa ada harganya. Kita tidak bisa mengabaikan peringatan Tuhan dan lolos begitu saja. Tuhan panjang sabar, tetapi Ia juga adalah Tuhan yang kudus, Tuhan yang menepati semua yang diucapkan-Nya.
Anak-anak perlu melihat bahwa orang tua dan pemimpin gereja mereka dengan tulus mengasihi Tuhan dan firman-Nya. Mereka perlu melihat kita menempatkan prioritas tinggi pada keluarga, mempelajari firman Allah, dan menyembah Tuhan. Mereka perlu melihat kita menghormati orang tua kita, dan menghargai semua orang yang diciptakan menurut gambar Allah. Maka mereka akan terpesona oleh Yesus Kristus. Cintai anak-anak anda dan berhati-hati untuk mengikuti petunjuk-petunjuk Allah, mendisiplin mereka dengan kasih, tidak memprovokasi mereka, berdoa bersama mereka, dan menjadi teladan yang baik.
Anak-anak adalah peniru yang hebat. Jadi berikan mereka sesuatu yang baik dan hebat untuk ditiru.
3. Disiplin (Amsal 22:15, Efesus 6:4).
Sama seperti Yesus, Dia menawarkan kasih karunia dan memberikan semua orang kehendak bebas. Disiplin pun demikian. Orangtua mengasihi anak tapi mereka juga harus menyadari bahwa proses disiplin pun perlu diterapkan kepada anak. Kita bisa menyaksikan bagaimana Yesus sudah menawarkan kasih karunia, tapi bukan berarti hal itu akan melepaskan kita dari risiko atas tindakan kita yang buruk. Alkitab berisi tentang kebenaran bahwa Tuhan juga memakai rasa sakit dalam hidup kita untuk membangun karakter kita dan menguatkan iman kita (Ibrani 12: 6-7).
Disiplin bertujuan untuk memperkuat dan membangun hubungan serta kasih sayang. Ketika anda melakukan dengan tepat, maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Raja Salomo berkata,”Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak” (Amsal 25:11). Setiap perkataan baik yang diucapkan tepat pada waktunya akan diterima dengan baik oleh si pendengarnya.
Hal ini berlaku pula dalam bagaimana orangtua mendisiplinkan anak dengan kata-kata. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Gunakan bahasa yang tepat yang mudah dimengerti oleh anak, bicaralah empat mata dan tanpa emosi, lakukan itu seemua saat anak sudah tenang.
Mengajar anak-anak untuk berhitung itu baik, tetapi mengajarkan mereka apa yang “paling berharga” adalah yang terbaik.
DISKUSI
Bagaimana pengalaman anda ketika mengajarkan tentang “Takut akan Tuhan”, apa yang menjadi hambatannya dan bagaimana solusi yang anda lakukan.
KESIMPULAN
Orang-tua tetap bertanggung jawab untuk mendisiplin anak-anaknya (Efesus 6:4, Amsal 22:6). Cara atau metode yang bisa dipakai:
1. Ceritakan dan bimbing anak-anak mengenal dan mendekat pada Tuhan.
2. Berikan contoh dengan kehidupan kerohanian anda sebagai orang tua
3. Disiplinkan mereka dengan kasih yang Tuhan ajarkan.
Scripture
About this Plan
Pada waktu penciptaan, Tuhan menciptakan pria dan wanita dan membentuk institusi pertama, yaitu keluarga. Keluarga adalah tempat dimana kehidupan kerohanian kita dibina dan dibangun. Biarlah renungan ini menolong kita untuk bisa mengerti rencana Tuhan atas keluarga.
More