Akara Njirimara YouVersion
Akara Eji Eme Ọchịchọ

Kejadian 1

1
Allah menciptakan surga, langit, dan bumi
1Pada permulaan segala sesuatu, Allah menciptakan tingkat-tingkat surga dan langit serta bumi.#1:1 tingkat-tingkat surga dan langit … Kata dalam bahasa Ibrani yang sering diterjemahkan ‘langit’ sebenarnya jamak. Artinya, kata tersebut dapat diterjemahkan ‘surga-surga’ atau ‘langit (jamak)’. Pada zaman penulisan kitab ini (yang menurut tradisi ditulis oleh Musa), pemahaman yang diyakini orang-orang adalah bahwa surga terdiri dari beberapa tingkat. Tingkat yang paling bawah adalah langit, dan tingkat yang paling atas adalah kediaman Allah. Semuanya itu ciptaan Allah. Lihat 2Kor. 12:2 dan Kol. 1:16. Banyak penafsir mengatakan bahwa kedua kata benda ‘surga-surga dan bumi’ adalah gaya bahasa di mana kedua itu dianggap mewakili segala ciptaan yang ada di semesta alam. 2Waktu itu, bumi belum berbentuk dan kosong. Bumi gelap gulita dan digenangi air yang sangat dalam. Roh Allah hadir di atas#1:2 hadir di atas … Secara harfiah: “Roh Allah bergerak di atas permukaan air.” Cara Roh Allah bergerak di atas permukaan air tidak begitu jelas. Dalam bahasa Ibrani kata ‘Roh’ sama dengan kata yang berarti ‘nafas’ dan ‘angin’. Karena itu kemungkinan gerak Roh Allah itu seperti angin bertiup. Makna terpenting yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa kehadiran Roh Allah menunjukkan bahwa perhatian Allah tertuju kepada dunia yang akan diciptakan-Nya. permukaan air itu.
Hari pertama
3Berkatalah Allah, “Jadilah terang!” Maka terang itu jadi. 4Allah melihat bahwa terang itu baik, maka Dia memisahkan terang dari kegelapan. 5Allah menyebut terang itu ‘siang’ dan kegelapan itu ‘malam’.
Hari pertama berakhir ketika petang menjadi malam.#1:5 Hari pertama … Bagi orang Yahudi, pergantian hari dianggap sudah mulai ketika petang menjadi malam, bukan pada saat fajar. Cara menentukan batas hari seperti ini bisa dilihat dalam Im. 23:32. Yang disebut ‘hari pertama’ tidak bisa disamakan dengan hari Minggu atau hari apa pun dalam kalender zaman sekarang.
Hari kedua
6Pada pagi berikutnya, berkatalah Allah, “Hendaklah ada ruang kosong#1:6 ruang kosong Kedua kata dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan ‘ruang kosong’ menunjukkan suatu pemisah yang sekarang kita kenal sebagai atmosfer. Dalam puisi Ibrani, pemisah itu digambarkan seperti lengkungan, misalnya di Ayb. 22:14 dan Am. 9:6. untuk memisahkan air yang di bumi dengan air yang di atas bumi.” 7Maka jadilah demikian. 8Allah menyebut ruang kosong itu ‘langit’.
Hari kedua berakhir ketika petang menjadi malam.
Hari ketiga
9Pada pagi berikutnya, berkatalah Allah, “Hendaklah air yang ada di bawah langit berkumpul di satu tempat, supaya tanah kering bisa terlihat.” Maka jadilah demikian. 10Allah menyebut tanah kering itu ‘darat’ dan kumpulan air itu ‘laut’. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11Kemudian Allah berkata, “Hendaklah tanah mengeluarkan berbagai jenis tumbuhan, termasuk yang menghasilkan biji-bijian dan berbagai jenis pohon yang buahnya berbiji. Hendaklah tiap jenis biji itu nanti menghasilkan tumbuhan atau pohon yang sama sesuai jenisnya.” Maka jadilah demikian. 12Tanah menumbuhkan segala jenis tumbuhan, termasuk yang menghasilkan biji-bijian dan berbagai jenis pohon yang buahnya berbiji. Dan setiap jenis biji selalu menghasilkan tumbuhan atau pohon yang sama jenisnya. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
13Hari ketiga berakhir ketika petang menjadi malam.
Hari keempat
14-15Pada pagi berikutnya, berkatalah Allah, “Hendaklah ada berbagai benda penerang di langit supaya sinarnya terpancar ke bumi. Biarlah benda-benda itu menunjukkan perbedaan antara siang dan malam, serta menjadi tanda untuk menentukan hari, tahun, dan musim.”#1:14-15 musim Kata bahasa Ibrani yang diterjemahkan di sini sebagai ‘musim’ juga sering diterjemahkan sebagai ‘hari raya agama’ dalam ayat-ayat lain di Perjanjian Lama (PL). Maka jadilah demikian. 16Allah membuat dua benda penerang yang besar. Yang lebih besar bersinar#1:16 bersinar Kata ‘bersinar’ dalam ayat ini dan ayat 18 menerjemahkan dua kata dalam bahasa Ibrani yang berarti ‘menguasai’. Pada zaman purba, matahari dan bulan sering dianggap sebagai dua figur ilahi. Namun, sebenarnya kata ‘menguasai’ adalah kiasan personifikasi. Dengan tidak menyebut nama kedua benda itu sebagai matahari dan bulan, penulis kitab ini hendak menunjukkan bahwa kedua benda itu adalah ciptaan, dan tidak ilahi. pada siang hari, dan yang lebih kecil bersinar pada malam hari. Allah juga membuat banyak sekali bintang. 17Allah mengatur benda-benda itu di langit untuk menerangi bumi, 18untuk bersinar pada siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
19Hari keempat berakhir ketika petang menjadi malam.
Hari kelima
20Pada pagi berikutnya, berkatalah Allah, “Hendaklah air dipenuhi dengan berbagai jenis makhluk hidup yang berenang, dan langit dipenuhi dengan berbagai jenis burung yang beterbangan di atas permukaan bumi.” 21Lalu Allah menciptakan berbagai jenis binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk yang bergerak di dalam air. Dia juga menciptakan segala jenis binatang yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22Lalu Allah memberkati semua makhluk hidup itu, kata-Nya, “Hendaklah segala makhluk yang hidup di laut berkembang biak dan memenuhi lautan. Dan segala binatang yang bersayap hendaklah bertambah banyak di bumi.”
23Hari kelima berakhir ketika petang menjadi malam.
Hari keenam
24-25Pada pagi berikutnya, berkatalah Allah, “Hendaklah ada berbagai jenis makhluk hidup di bumi,#1:24-25 bumi Secara harfiah: “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis binatang …” Ini adalah gaya bahasa personifikasi yang menggambarkan bahwa Allah menggunakan tanah untuk menciptakan hewan-hewan. Mungkin ini terjadi dengan cara yang mirip seperti Kej. 2:19. termasuk hewan ternak, binatang liar, binatang melata, dan binatang yang merayap di atas permukaan tanah.” Maka Allah menjadikan segala binatang itu, yaitu hewan ternak, binatang liar, binatang melata, dan binatang yang merayap, sesuai jenisnya masing-masing. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
26Kemudian Allah berkata, “Marilah Kita#1:26 Kita Ada penafsir yang mengatakan bahwa Allah menggunakan kata ‘Kita’ karena Dia berbicara seperti seorang raja, di mana perkataan raja mewakili seluruh pemerintahannya. Namun, dalam seluruh PL, bahasa Ibrani tidak pernah menggunakan bentuk jamak untuk menandakan keagungan seseorang. Kemungkinan, kata ‘Kita’ menandakan keberadaan Allah sebagai tiga pribadi, dan Allah Bapa sedang berbicara kepada Roh Kudus yang sudah disebut dalam ayat 2. Zaman sekarang, kita mengetahui bahwa Allah Anak juga terlibat dalam penciptaan, berdasarkan Yoh. 1:1-15; 1Kor. 8:6; Kol. 1:16; dan Ibr. 1:2. menciptakan manusia supaya menyerupai Kita dan mencerminkan sifat-sifat Kita. Mereka akan berkuasa atas seluruh bumi, yaitu atas segala jenis ikan, burung, hewan ternak, binatang liar, bahkan serangga.”
27Maka Allah menciptakan manusia supaya menyerupai Dia.
Allah menciptakan mereka, laki-laki dan perempuan.
28Kemudian Allah memberkati mereka, “Beranakcuculah hingga kalian menjadi banyak. Penuhilah seluruh bumi dan berkuasalah atasnya. Hendaklah kalian berkuasa atas semua binatang di laut, di udara, dan di bumi.” 29Berkatalah Allah kepada manusia itu, “Dengarlah! Aku memberikan kepada kalian segala tumbuhan yang menghasilkan biji-bijian dan semua pohon yang buahnya berbiji. Semua itu akan menjadi makanan bagi kalian. 30Tetapi untuk semua jenis binatang, burung, dan serangga, Aku memberikan segala tumbuhan hijau sebagai makanan mereka.” Maka jadilah demikian. 31Allah melihat bahwa semua yang sudah diciptakan-Nya itu sungguh amat baik.
Hari keenam berakhir ketika petang menjadi malam.#1:31 malam Kata ‘pagi’ dalam ayat ini dicantumkan dalam Kej. 2:1.

Nke Ahọpụtara Ugbu A:

Kejadian 1: TSI

Mee ka ọ bụrụ isi

Kesaa

Mapịa

None

Ịchọrọ ka echekwaara gị ihe ndị gasị ị mere ka ha pụta ìhè ná ngwaọrụ gị niile? Debanye aha gị ma ọ bụ mee mbanye