Bahagia Itu PilihanSampel

Tuhanku itu kekuatanku

“janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (Yesaya 43:10)

Sahabat saya menderita Lou Gehrig [menyerang saraf otak dan jaringan saraf tulang belakang, mengakibatkan kelumpuhan], saya bertanya pelajaran apa yang Allah ajarkan di masa sulit tersebut. Wanita itu menjawab, "Kehilangan kendali."

Dulu ia adalah orang yang mandiri. Kini ia bergantung kepada orang lain, berpakaian, menggosok gigi. Ia tak bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Yang ia kendalikan hanyalah apa yang ia pikirkan dan ucapkan. Ia sadar sebentar lagi ia pun tidak akan bisa bicara. "Saya dulu selalu mengutamakan pekerjaan, dan tidak pernah benar-benar memasrahkannya kepada Tuhan. Namun, kini saat saya tak dapat mengendalikan semuanya, saya bisa terus terpaku pada keterbatasan fisik saya atau justru menyerahkannya kepada Kristus."

Pertanyaan yang sama, "Apakah hari ini saya akan mengendalikan sendiri hidup saya atau menyerahkannya kepada Tuhan?" Hidup yang memenuhi keinginan diri sendiri sama artinya dengan membiarkan diri dikendalikan keinginan dosa.

Kita pun akan kehilangan kendali atas hidup kita, yakni saat kita bertambah tua. Menyerahkan kendali kepada Allah adalah pilihan yang bisa kita buat setiap hari.