Kemurahan, Buah RohSampel

Kemurahan, Buah Roh

HARI KE 3 DARI 4

Kemurahan vs Sikap Acuh

Cerita Alkitab: Rut dan Naomi (Rut 1:8-22)

Ayat Tema: Amsal 3:27

Minggu ini kita belajar tentang sikap acuh melawan kemurahan. Sikap acuh adalah sikap memisahkan diri, atau gagalnya menjalin hubungan. Hal ini membawa perpisahan, bukan persatuan. Alih-alih menunjukkan kemurahan hati kepada seseorang, kita berkata, "Itu bukan masalah saya." Kita menjadi semakin terpisah. Kita tinggal dalam unit keluarga, dan tidak merasa berkewajiban untuk membantu mereka yang berada di luar lingkup kita sendiri. Namun, itu bukan cara hidup yang Tuhan inginkan bagi kita.

Salah satu contoh kemurahan hati adalah kode kehormatan orang Afghanistan yang dikenal sebagai Pashtunwali, di mana sebuah suku diwajibkan bertanggung jawab untuk melindungi seseorang dari musuh-musuhnya dan menjaganya sebaik mungkin. Ada cerita di mana warga Afghanistan benar-benar meninggal karena melindungi seseorang yang tidak mereka kenal. Contoh lain dari kemurahan alih-alih sikap acuh adalah hukum maritim internasional. Sebenarnya kita diharuskan oleh hukum untuk berhenti dan membantu orang yang membutuhkan pertolongan di laut. Alih-alih sebagai kode kehormatan atau perasaan naluri, para pelaut diwajibkan untuk membantu orang-orang yang belum pernah mereka temui. Haruskah kita melakukan hal-hal besar untuk membantu mereka yang membutuhkan, meskipun tidak ada hukum atau undang-undang yang mewajibkan kita?

Dalam cerita Alkitab hari ini, suami Rut meninggal, begitu pula ayah mertua dan saudara iparnya. Dalam keluarga mereka, hanya ibu mertuanya, Naomi, dan adik iparnya, Orpa, yang masih hidup. Baik Rut maupun Orpa tidak mempunyai anak. Naomi memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya, dan mengatakan pada kedua menantunya bahwa mereka tidak perlu pergi bersamanya, tetapi bisa kembali ke keluarga mereka masing-masing dan menikah lagi. Kedua menantunya tidak ingin meninggalkan Naomi sendiri, tetapi setelah dibujuk, Orpa memutuskan untuk kembali ke keluarganya. Namun, Rut tidak dapat dibujuk dan bertekad untuk tetap bersama Naomi.

Rut pergi bersama Naomi, dan membantunya menyiapkan rumah ketika mereka tiba. Dia pun mulai bekerja di ladang untuk menyediakan makanan bagi mereka berdua. Rut melakukan apa yang dia bisa untuk mendukung dan membantu ibu mertuanya, yang sebenarnya hal tersebut jauh melebihi batas normal. Pada akhirnya, oleh berkat Tuhan, Rut mampu menikah lagi untuk melanjutkan garis keluarga Naomi. Anak sulungnya membawa nama suami Naomi, dan dengan demikian Rut menunjukkan kemurahan hati yang besar bagi Naomi. Dia tidak berkata kepada Naomi, "Itu bukan masalahku," melainkan menunjukkan kemurahan hati yang melebihi batas normal dalam tindakan dan perkataan. Akankah kita juga seperti Rut yang bermurah hati, dan bukannya bersikap acuh?

Pertanyaan:

1. Hukum apa yang kamu miliki dalam masyarakat sekitarmu di mana kamu diwajibkan untuk membantu mereka yang membutuhkan?

2. Di masyarakat sekitarmu, dalam hal apa orang-orang sering berkata, "Ini bukan masalah saya" dan menolak untuk membantu?

3. Seperti apakah persatuan dalam tubuh Kristus?

Penerapan dalam kehidupan:

Carilah seseorang untuk dibantu, terutama mereka yang "bukan masalahmu". Berilah sedekah pada seorang tunawisma di pinggir jalan, atau mungkin seorang anak di sekolah yang memerlukan pensil atau penghapus baru. Pastikan mereka tidak mengenal kamu, dan bahwa kamu tidak memiliki tanggung jawab atau perlu membantu mereka.

Hari 2Hari 4

Tentang Rencana ini

Kemurahan, Buah Roh

Bagaimana buah roh dapat memenangkan pertarungan melawan dosa kedagingan saya? Rencana bacaan empat hari ini menunjukkan pertarungan antara KEMURAHAN melawan perbandingan, tipu daya, sikap acuh, dan kebencian. Kristi Krauss menggunakan buah roh yang terdapat dalam Galatia 5 sebagai panduan untuk memacu kita untuk bertindak dan menjadi pejuang KEMURAHAN dalam kehidupan sehari-hari.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Equip & Grow yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.childrenareimportant.com/indonesian/