Datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah Kehendak-MuSampel
Yang Terbesar di Kerajaan Allah
Menurut sistem kerajaan dunia, bila kita ingin menjadi yang terbesar maka kita perlu menjadi yang paling sukses di bidang kita, paling terkenal, paling hebat, paling pandai, dan lain sebagainya. Namun sistem Kerajaan Allah berbanding terbalik dengan sistem dunia. Kerajaan Allah memperkenalkan sebuah paradoks di mana siapa yang mau menjadi terbesar, maka haruslah ia menjadi yang terakhir dan menjadi pelayan dari semuanya (Markus 9:35).
Seorang warga kerajaan tidak lebih besar dari rajanya. Raja kita, Yesus Kristus, memberikan suatu teladan kerendahan hati dan melayani bahkan yang ‘seharusnya’ melayani-Nya. Kristus, yang adalah Allah, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib (Filipi 2:5-8). Dan karena kerendahan hati dan ketaatan-Nya, Allah meninggikan Dia (Filipi 2:9-11).
Sebelum Yesus diserahkan untuk mati di kayu salib, yakni sebelum perayaan Paskah dimulai, Ia mengambil waktu untuk melayani para murid-Nya. Ia membasuh kaki para murid-Nya! Pada masa itu, kasut kaki tidak tertutup seperti sekarang. Jalanan pun belum beraspal, penuh debu, dan kotoran. Jadi, bisakah Anda bayangkan betapa kotornya kaki para murid?
Terlebih lagi, pekerjaan membasuh kaki merupakan pekerjaan budak yang paling rendah dari antara para budak lainnya. Tidak pernah ada yang secara sukarela mau melakukannya bila itu memang bukan pekerjaannya. Tetapi Yesus melakukannya bagi para murid-Nya. Dengan ini, Ia memberikan suatu teladan sikap melayani dan kerendahan hati yang luar biasa dan mengajar para murid-Nya untuk melakukan hal yang sama satu sama lain. “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya,” (Yohanes 13:13-16).
Yesus adalah Raja di atas segala raja, namun Ia menjadikan diri-Nya hamba bagi umat yang Ia selamatkan. Ia bukanlah raja seperti dunia yang mementingkan kemegahannya sendiri, melainkan Raja yang berkorban untuk kepentingan orang banyak. Karena kita memiliki Kristus yang adalah Tuhan dan Raja yang demikian, Paulus mengajarkan kita untuk mengikuti teladan-Nya.
“Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga,” (Filipi 2:2-4).
Kristus menunjukkan bahwa kerendahan hati bukanlah atribut orang yang lemah dan bukan juga merupakan suatu kelemahan. Melainkan sebaliknya, kerendahan hati dan sikap melayani adalah atribut orang yang kuat. Karena hanya orang yang kuat yang mau dan dengan mengandalkan Roh Kudus mematikan keegoisan dalam dirinya dan mau berkorban bagi kepentingan orang banyak.
Siapakah yang dapat Anda layani hari ini?
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Kedatangan Yesus sebagai Raja adalah jawaban untuk memulihkan dunia ini. Tidak hanya itu, melalui kedatangan-Nya, Yesus juga memperkenalkan Kerajaan-Nya yang akan memulihkan seluruh ciptaan dimana semua manusia akan saling mengasihi dan Allah hidup berdampingan kembali dengan manusia.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://jpcc.org/