Damai Yang AgresifSampel
Damai di Bumi
“Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lukas 2:13-14).
Malam itu sunyi seperti malam-malam lainya. Apalagi di sebuah padang rumput, jauh dari keramaian, dekat sebuah desa kecil, namanya Betlehem. Zaman itu, orang Israel berada di bawah pendudukan bangsa Romawi.
Malam yang kelihatan biasa seperti malam-malam lainnya itu, tiba-tiba berubah menjadi malam yang meluap dengan mukjizat yang menggemparkan. Para gembala itu dikunjungi oleh seorang malaikat disertai sejumlah besar bala pasukan sorgawi mempersembahkan paduan suara yang megah.
Suasana yang meggemparkan dan menggentarkan.
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Saya berpikir, apakah para gembala itu tergoda untuk berpikir akan sebuah kontradiksi.
Di satu sisi, kenyataan kehidupan mereka sulit dan pahit. Tekanan dan penjajahan oleh bangsa Romawi membuat hidup mereka tidak damai. Janji Allah tentang bangsa Israel seperti samar-samar, seolah-olah Tuhan meninggalkan mereka.
Namun kini mereka menyaksikan kedahsyatan bala tentara sorgawi, yang tentunya jauh lebih berkuasa daripada seluruh pasukan Romawi, bahkan daripada seluruh pasukan kerajaan dunia disatukan.
Mungkin mereka bertanya, mengapa bala tentara itu tidak pergi ke istana Herodes atau markas pasukan tentara Romawi? Dengan mudah mereka dapat membebaskan bangsa Israel dari penjajahan dan membawa damai sejahtera di tengah mereka dan juga ke seluruh dunia.
Lalu ketika mereka bernyanyi tentang damai sejahtera, damai sejahtera yang seperti apa, di tengah-tengah penderitaan, penindasan, ketidakadilan di antara mereka?
Tetapi tidak demikian. Para gembala itu tidak mempedulikan kontradiksi tersebut.
Alkitab menuliskan bagaimana para gembala itu dengan semangat, dengan iman dan sukacita yang meluap mencari bayi Yesus, memuliakan Allah dan mengabarkan kabar baik itu kepada semua orang yang mereka temui.
Saudara, pada saat renungan ini ditulis di penghujung tahun 2023, keadaan dunia boleh dibilang tidak seperti biasanya. Peperangan, kematian dan penderitaan terjadi di beberapa bagian dunia. Dunia juga baru mulai beranjak dari krisis pandemi yang berkepanjangan dan krisis ekonomi melanda banyak negara dan mempengaruhi kehidupan banyak orang. Dunia tidak sedang damai.
Bagaimana kita berdamai dengan keadaan di luar?
Akan tetapi itulah pesan Natal dari malaikat dan bala tentara sorgawi ribuan tahun lalu, yang tetap relevan sampai sekarang.
Keadaan di luar boleh saja gonjang-ganjing, rusuh, sukar dan perih. Namun kita tidak mengandalkan keadaan di luar untuk kita memiliki damai.
Damai yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan, oleh anugerah dan perkenanan-Nya, diberikan bagi kita, tanpa tergantung pada keadaan dunia atau bagaimana dunia memperlakukan kita.
Nyanyian bala tentara sorgawi itu menggenapi nubuatan Nabi Yesaya akan kedatangan Tuhan Yesus, sebagai Raja Damai (Yesaya 9:5). Tuhan Yesus datang mendamaikan dunia dengan Allah. Dia mengaruniakan damai itu bagi kita, supaya kita membawa damai itu keluar, menyebarkan damai itu di tengah dunia yang tidak damai.
Kita punya pilhan, kita bisa ikut dipengaruhi keadaan dunia yang tidak damai, membalas mata ganti mata, dan melampiaskan amarah kita pada dunia yang tidak adil. Atau kita bisa memilih untuk menerima damai sejahtera yang telah Tuhan berikan dan mengalirkan damai itu bagi dunia.
Kristuslah damai kita, sang Raja Damai yang hidup di dalam kita. Biarlah Dia bertakhta di dalam hidup kita dan lewat hidup kita, dunia melihat kedatangan sang Raja Damai.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Kata “memelihara” dalam ayat, “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” dari Bahasa Yunani adalah phrorueo, arti sebetulnya adalah menjaga (to guard), yang berarti menjaga bagaikan seorang tentara menjaga dan mempertahankan, bahkan untuk menyerang jika diperlukan dan melakukan apa yang perlu untuk melindungi. Apakah damai yang agresif itu?
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.thehopemessage.com/