Tak Ternilai: Kehormatan & KemuliaanSampel

DALAM PERLINDUNGAN SANG PUTRI – SIKAP KSATRIA DALAM AKSI

Dari pengaruh selebriti yang memasakan tubuh mereka, sampai ke media besar kota New York yang memakai kecantikan untuk menjual produk, sampai kepada pria yang sedang membangun situs pornonya, sampai kepada penyedia perdagangan seks yang tak berperasaan…satu hal yang sama dari mereka semua adalah mengubah seorang wanita yang seharusnya mulia menjadi sebuah obyek untuk digunakan (mungkin dimiliki bukan dipakai). Sikap ksatria tidak datang dengan mudah; sebaliknya harus dipilih, dilatih, dan dijalankan.

Tonton video hari ini

Baca Roma 12:9-13
1. Bisakah Anda memikirkan sebuah situasi dimana cinta mungkin "bermuka dua"?
2. Bagaimana Anda menanggapi "kejahatan" (pikirkan untuk membuka, video-video yang tidak pernah Anda ingin orang tua Anda tahu – hal-hal semacam itu)? Apakah Anda cenderung menerimanya, mencari-cari alasan untuknya, mencari cara lain – ataukah Anda "membencinya"?
3. Bagaimana Anda melihat seorang pria "menghormati" orang lain diatas dirinya sendiri? Menurut Anda apakah Anda bisa mengembangkan kemampuan itu?
4. Bagikan apa yang Anda punya – hal-hal yang Anda miliki, bakat Anda, waktu Anda, perhatian Anda – secara jelas adalah bagian dari nas Alkitab ini. Bagaimana pria bisa menunjukkan sikap memberi dan berbagi seperti itu?

Baca Kisah Para Rasul 20:35
1. Apakah Anda tahu apa yang diperlukan untuk membantu orang-orang yang lemah? (Kerja keras)
2. Mengapa membantu orang-orang yang lemah menuntut usaha yang begitu besar?
3. Apakah balasan dari menghabiskan tenaga sedemikian banyaknya?

Baca 2 Timotius 2:22
1. Bagaimana Anda mengartikan "nafsu orang muda"?
2. Bagaimana hal-hal ini bertentangan dengan keadilan, kesetiaan, kasih dan damai?
3. Bagaimana pria muda menunjukkan sifat-sifat ini kepada wanita muda?
4. Perhatikan bahwa pekerjaan ini tidak bisa dilakukan sendirian. Bagaimana teman-teman Anda memberi semangat hati yang ksatria?

Pria yang ksatria berkomunikasi dengan tindakan, perbuatan, dan perkataan bahwa wanita bukanlah komoditas, mainan yang bisa dibuang begitu saja, atau alat yang bisa dipakai. Sebaliknya, pria yang berintegritas ditunjukkan dari tindakan mereka bahwa wanita adalah anak-anak raja, puteri dari Raja yang Maha Tinggi, dan layak mendapat perlakuan sesuai dengan posisi mereka yang sesungguhnya.