Kitab PengkhotbahSampel

SEMUANYA SIA-SIA

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkotbah 3:11)

Salomo, raja di Yerusalem yang memiliki banyak harta, kekuasaan, banyak istri dan gundik, juga hal-hal lain yang diinginkan kebanyakan orang, menulis dalam kitab Pengkhotbah bahwa semua adalah kesia-siaan belaka. Manusia lahir ke dunia, hidup, lalu meninggal. Salomo menulis kitab Pengkhotbah ini di akhir hidupnya. Salomo menyadari bahwa pada akhirnya, dunia tidak dapat memuaskan dia.

Uang, sex, popularitas, kedudukan, tidak bisa memuaskan dia. Salomo memiliki semua itu, namun semua yang dimilikinya justru membawanya jauh dari Tuhan dan tenggelam dalam kenikmatan dunia. Banyak orang berpikir uang bisa memuaskan, sex bisa memuaskan, kedudukan bisa memuaskan, namun di luar TUHAN, apapun itu akan berujung pada kesia-siaan. 

Beberapa orang ingin cepat kaya dengan menghalalkan berbagai cara. Banyak orang mengingini kenikmatan sex dan menjadikannya berhala, dan melupakan bahwa sex itu kudus dari Tuhan. Tidak sedikit orang yang ingin mendapat kedudukan demi popularitas, dan bukan untuk menjalankan kedudukan itu sesuai kehendak Tuhan. 

Pencarian manusia akan kepuasan dari hal-hal itulah yang dimaksudkan Salomo dengan jerih lelah yang sia-sia. Padahal sebenarnya semua itu adalah berkat, jika kita hidup di dalam Tuhan. Mengapa? Karena ketika kita sudah hidup di dalam Tuhan, Tuhanlah sumber kepuasan kita. Dan hal-hal lain yang datang, hanyalah pemberian tambahan dari Tuhan. Bukan hal mutlak yang harus kita kejar sampai kita kelelahan. Salomo mengajarkan kita bahwa, satu-satunya sumber kepuasan manusia hanyalah Tuhan saja. Di luar Tuhan, hal yang seharusnya jadi berkat, dapat menjadi kutuk yang membawa pada kebinasaan.

Segala sesuatu akan indah pada waktunya, jika engkau ingin hidupmu indah maka kejarlah Tuhan dan bukan berkatNya.