MarilahSampel

Let's Go

HARI KE 11 DARI 21

Pilihlah Aku!

Oleh S. George Thomas

Pernah merasa tidak cukup? Seperti Anda tidak seukuran dengan orang lainnya? Anda melihat orang lain pergi dan memajukan kerajaan Allah, namun Anda tidak berpikir Anda memiliki apa yang diperlukan oleh-Nya untuk memakai diri Anda. Bunda Teresa? Billy Graham? Tentu saja. Anda? Tidak begitu.

Yesaya tentunya bisa merasakannya. Ketika Uzia, raja Israel, wafat, tiba-tiba dunianya berputar tanpa arah. Yesaya tumbuh di sekeliling pelataran raja, jadi berita kematian Uzia membuatnya merasa kehilangan, kebingungan, tak menentu dan putus asa. Namun pada titik rendah dalam hidup Yesaya, Allah muncul di hadapannya.

Yesaya menulis, "Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang." Ini adalah pemandangan luar biasa yang menginspirasi—Tuhan duduk di tahta-Nya sementara makhluk surgawi terbang di sekelilingnya dan berseru: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

Berhadapan muka dengan Allah yang kudus, Yesaya ditaklukkan oleh perasaan luar biasa akan ketidakmampuan dan ketidakpantasannya. Dia berseru: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir."

Reaksi Yesaya sangat bisa dipahami. Terlalu mudah kita merasa seperti kita tidak mencukupi ketika kita membandingkan diri kita dengan mereka yang ada di sekitar kita—seberapa banyak lagi ketika berdiri di hadapan Allah! Ini mungkin karena dosa-dosa kita, kesalahan-kesalahan kita atau situasi di masa lampau. Namun begitu, kenyataannya, di hadapan Allah, kita semua sama. Di hadapan-Nya, semua perbandingan tidak ada artinya.

Tapi perhatikan apa yang terjadi kepada Yesaya selanjutnya: Allah mengirimkan seorang malaikat untuk mengambil sebuah ara bara yang begitu panasnya hingga Alkitab berkata malaikat itu menggunakan sepit untuk mengambilnya! Malaikat tersebut membawa ara kepada Yesaya dan menyentuhkannya pada bibirnya, sambil berkata, "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni." Segera, selagi dia masih berdiri disana mencerna semuanya, Yesaya mendengar Allah bertanya: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"

Saat Anda kecil di sekolah, bagaimana reaksi Anda ketika guru melihat ke sekeliling kelas dan berkata, "Saya punya urusan yang perlu dibereskan hari ini, dan saya mencari seseorang yang saya bisa percaya untuk menyampaikan pesan bagi saya"? Apakah Anda menurunkan badan di kursi Anda dan berharap Anda tidak terlihat? Apakah tangan Anda terangkat lurus ke atas dengan penuh kegirangan? "Pilihlah aku! Pilih aku!"

Tepatnya itulah reaksi Yesaya. Ketika ia mendengar Tuhan bertanya: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?", Dia tidak melihat sekitar untuk melihat siapa yang bersedia dulu. Dia tidak berkata, "Saya tidak memenuhi syarat." Dia bahkan tidak bertanya kemana dia akan pergi. Tanpa keraguan, ia melompat dan berseru: "Ini aku, utuslah aku!"

Mengapa kelakuan Yesaya berubah? Apa yang membuatnya berubah dari berkata, "Aku ini seorang yang najis bibir" menjadi, ""Ini aku, utuslah aku!"?

Sederhana. Dia dikuduskan oleh api Allah. Di mata Tuhan, ia dinyatakan kudus. Segala keraguan tentang dirinya dan ketakutan akan masa depan hilang karena terang karya Allah yang membersihkan, menebus dalam hidupnya.

Setelah Yesus naik ke surga, para murid berada dalam situasi yang mirip dengan Yesaua. Sebelum pergi, Yesus berkata pada mereka: "kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Tapi kini, Yesus—Tuan mereka, yang mengatakan ini—sudah tiada. Masa depan mereka tidak jelas. Malu-malu, ketakutan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, 120 pria dan wanita mengurung diri mereka di Ruangan Atas dan menutup pintu rapat-rapat.

Sepuluh hari kemudian, segalanya berubah. 120 pria dan wanita itu keluar dari ruang atas dipenuhi dengan keberanian dan dengan gagah berani pergi ke jalanan Yerusalem memberitakan pesan dari Yesus kepada setiap orang yang mereka temui.

Mengapa? Apa yang berubah?

Sederhana. Api Allah turun diatas mereka, dan mereka dipenuhi oleh Roh Kudus-Nya. Segala rasa takut, keraguan, kelemahan dan ketidakpercayaan mereka tiba-tiba tidak bermakna dalam terang kuasa Allah yang mencukupi segalanya dalam hidup mereka. Dan Allah memakai 120 pria dan wanita ini untuk menyalakan api yang terus menyala hingga hari ini.

Jangan biarkan kesalahan atau situasi masa lampau dan kini Anda menghalangi Anda untuk menjawab panggilan Allah. Ini bukan tentang Anda dan kemampuan, kekuatan atau kualifikasi Anda; ini tentang-Nya. Dia telah menebus Anda. Di mata-Nya, Anda tahir. Dan apa yang Allah sebut tahir, tak seorangpun—bahkan Anda—bisa menyebutnya najis.

Allah bertanya hari ini, "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Apakah Anda akan menjawab dan berkata, "Ini aku, utuslah aku!"?

Ayat Hafalan

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Matius 28:19-20

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 10Hari 12

Tentang Rencana ini

Let's Go

Renungan selama 21 hari dari Gateway Church ini ditujukan untuk mendorong dan menginspirasi Anda untuk mengikuti Amanah Agung Yesus untuk, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Markus 16:15).

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Gateway Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://gatewaypeople.com