Lagu Yang Lebih Kencang: Mendengarkan Harapan Di Tengah Rasa Sakit, Kegelisahan, Dukacita, Keraguan, dan RatapanSampel

The Louder Song: Listening for Hope in the Midst of Pain, Anxiety, Grief, Doubt, and Lament

HARI KE 4 DARI 7

Kitab Ratapan adalah contoh utama sebuah ratapan—berseru pada Tuhan dalam dukacita dan rasa sakit. Dalam bacaan kita hari ini, Yeremia, nabi yang menangis dan penulis kitab Ratapan, mengungkapkan kehancuran karena penderitaan mengerikan dari umatnya. 

Ratapan bab tiga adalah pusat ratapan Yeremia. Itu adalah puncak fisik dan emosional dari Ratapan. Bab tiga berisi momen di mana kerinduan sang nabi paling pribadi dan penuh gairah. Tetapi tepat sebelum Yeremia kelihatan menyerah pada keputus-asaan—sesuatu yang penting terjadi. 

Yeremia menancapkan tiang imannya ke tanah. “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap,” kata nabi itu. “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (3:21-23). 

Yeremia mengucapkan kata paling berkuasa yang dapat kita ucapkan dalam pergumulan kita: tetapi. 

Tetapi adalah momen ketika sang nabi pindah dari pertanyaan bagaimana yang menyakitkan (lihat hari kedua) kepada satu-satunya harapan. 

Tetapi adalah dasar yang kokoh, tonggak di tanah dari semua ratapan. 

Tetapi adalah harapan hadirat Tuhan yang penuh kasih—bahkan ketika kita tidak dapat merasakan-Nya. 

Tetapinya Yeremia ditemukan dalam kasih Allah yang kokoh dan tak berubah. Melalui tetapinya, Yeremia menyatakan, “Bahkan jika penderitaan ini tidak pernah berakhir, aku akan selalu menyembah Allah.”

Tetapi adalah pergeseran pola pikir dari semua ratapan kita. 

Tetapi bangkit bahkan ketika kanker tidak sembuh, ketika hutang tidak pernah berkurang, ketika kekasih tidak menelepon, ketika anak terus bergumul, ketika pertanyaan tak terjawab, ketika orang terkasih menyakiti anda lagi. 

Tetapi percaya bahwa bahkan jika segala sesuatu tidak berjalan dengan baik bagi anda, Yesus masih cukup. Kasih sayang-Nya lebih dari cukup. 

tetapi adalah hadiah pejuang. Tetapi adalah iman yang diperoleh dengan susah payah. Tetapi berharap pada Tuhan, demi Tuhan saja. 

Jika kita bisa mengadopsi sikap “tetapi” Yeremia, ini akan menuntun kita pada bentuk penyembahan paling benar—penyembahan kepada Tuhan saja. Bukan Tuhan dan berkat, bukan Tuhan dan manfaat, tetapi Tuhan demi Tuhan saja. 

Dan tidak peduli seberapa keras badai mengamuk, tetapi tetap bertahan. Tetapi ini, “Ini mengerikan. Tetapi saya akan memuji Tuhan, karena hanya Dia yang layak.” 

Tetapi adalah seni mempercayai Tuhan tidak peduli apa yang Dia berikan, tidak peduli apa yang Dia ambil. 

Musim ratapan kita, jika kita biarkan, akan membuat kita menyerah dalam keputus-asaan, atau melahirkan iman sejati yang lebih dalam—mengajarkan kita untuk berdiri teguh dan menemukan kekuatan baru. 

Jika anda sedang terluka, semoga anda menyatakan Tetapi anda hari ini.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 3Hari 5

Tentang Rencana ini

The Louder Song: Listening for Hope in the Midst of Pain, Anxiety, Grief, Doubt, and Lament

Jika anda sedang bergumul—secara emosional, fisik, relasional, atau spiritual—atau berjalan bersama seseorang yang sedang bergumul, pelajaran tujuh hari ini akan menjadi balsem bagi jiwa anda yang lelah. Dengan melihat kehidupan Daud, Hana, Yeremia, dan ratapan Alkitabiah lainnya, anda akan menemukan kuasa hadirat Tuhan bersama anda dalam duka. Tuhan mengucapkan kata yang lebih baik dan menyanyikan lagu yang lebih kencang dari kebisingan rasa sakit dan penderitaan anda.

More

We would like to thank NavPress for providing this plan. For more information, please visit: http://bit.ly/2tQRR6r